MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh: Annisya Kurniasih
Negara Indonesia berada di daerah tropis yang banyak keanekaragaman tanaman. Berbagai macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman rosella merah yang dalam bahasa latin Hibiscus sabdariffa. Budidaya rosella merah ini sangatlah mudah dan juga tidak memerlukan tempat yang luas untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Tanaman rosella merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan.
Produk hasil olahan rosella merah ini juga beraneka ragam sehingga dapat memikat masyarakat yang biasa mengkonsumsi produk herbal. Namun pada kenyataannya pembudidayaan rosella merah di Indonesia masih terpusat di daerah-daerah tertentu, padahal pembudidayaannya mudah dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan pengenalan atau sosialisasi pada pembudidayaan sekaligus manfaat senyawa metabolis sekunder dari rosella merah sebagai bahan pangan baru dan apotik hidup.
Rosella mengandung beberapa zat yang sangat penting bagi kesehatan. Tiap 100gr kelopak bunga segar mengandung 260-280 mg vitamin C. Vitamin C tersebut 3 kali lipat dari buah anggur hitam, 9 kali lipat jeruk sitrus, 10 kali lipat lebih besar dari buah belimbing dan 5 kali lipat dibanding vitamin C dalam jambu biji. Selain itu, rosella juga mengandung vitamin D, vitamin B1, B2, niacin, riboflavin, betakaroten, zat besi, asam amino, polisakarida, omega 3 dan kalsium dalam jumlah cukup tinggi (486 mg/100gr).
Rasa asam dalam bunga rosella merupakan perpaduan berbagai jenis asam seperti asam askorbat (vitamin c), asam sitrat, dan asam malat yang juga bermanfaat bagi tubuh. Bahan aktif yang juga terdapat dalam rosella adalah grossy peptin, anthocyanin, gluside hibiscin, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, dan sebaginya. Kandungan seratnya pun cukup tinggi yang berperan dalam melancarkan sistem pembuangan dan menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
Syarat tumbuh tanaman rosella merah:
- Suhu: Tanaman rosella tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian 600 meter dpl. Semakin tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan rosella akan terganggu. Rosella dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan suhu 10-36 derajat Celcius. Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosella memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 21 derajat Celcius.
- Air: Jika curah hujan tidak mencukupi dapat diatasi dengan pengairan yang baik. Periode kering dibutuhkan rosella untuk pembungaan dan produksi biji. Sedangkan hujan atau kelembapan yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan dapat menurunkan produksi.
- Cahaya, panjang hari dan waktu tanam: Rosella merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembuangan memerlukan panjang hari waktu kurang dari 12 jam). Bila ditanam pada bulan-bulan foto periode pendek akan cepat berbungan dan pendek. Untuk keperluan diambil bunganya, waktu yang tepat adalah bulan April- Mei.
- Tanah: Tanaman rosella dapat diusahakan disegala macam tanah akan tetapi yang paling cocok pada tanah yang subur dan gembur, maksudnya yang mempunyai struktur yang dalam, bertekstur ringan dan berdrainase baik. Rosella masih dapat toleran terhadap tanah masam dan agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi. Kemasaman tanah (pH) optimum untuk rosella adalah 5,5-7 dan masih toleran juga pada pH 4,5-8,5. Selama pertumbuhan rosella tidak tahan terhadap genangan air. Curah hujan yang dibutuhkan untuk lahan tegal adalah 800—1670 mm/5 bulan atau 180 mm/bulan. Apabila ditanam pada wadah yang terbatas ukurannya seperti pada polibag yang berukuran sedang (diamater 30 cm), pertumbuhan tanaman rosella menjadi tidak optimal dengan tinggi tanaman kurang dari 1 m. Akibatnya produksi bunga menjadi lebih rendah.
Teknik Budidaya Tanaman Rosella Merah
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosella sama seperti tanaman tahunan lainnya.
Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus diolah terlebih
dahulu. Agar perakaran dapat berkembang dengan baik dilakukan pengolahan
tanah yang agak dalam. Jika benih langsung ditanam, lubang tanaman dapat
dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan tugal yang terbuat dari
kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik
1,5 m. Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm.
2. Persiapan bahan tanaman
Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau cara generatif
(biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara
generatif dengan biji. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosella direndam
terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru dipilih biji yang
tenggelam untuk ditanam.
3. Pembibitan
Benih rosella merah dapat langsung ditanam di lapangan atau dipindahtanamkan.
Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam
sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan
memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik.
4. Penanaman di polibag
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula ditanam di
polibag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media tanam
yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik seperti pupuk
kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan 4:1. Penanaman di polibag
memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan.
5. Jarak tanam
Tanaman rosella yang ditanam dengan jarak yang rapat menyebabkan tanaman
saling menaungi sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih tinggi, tetapi
produksi kelopak per tanaman menurun. Cabang-cabang yang saling menaungi
akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi
kurang optimal dengan diameter cabang dan ukuran kelopak bunga lebih kecil
serta warna kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena
cahaya matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas.
6. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan negara. Rosella
sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N berpengaruh pada fase
awal pertumbuhan rosella karena Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan
vegetatif, yang berkolerasi dengan produksi kelopak bunga. Namun, pemberian
pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif
menjadi pesat, tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium
mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak bunga.
Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong pembentukan
bunga.
7. Pemangkasan
Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominansi apikal (pengaruh
penghambatan ujung pucuk terhadap pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga
akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping. Jumlah cabang
yang banyak akan meningkatkan jumlah daun yang tumbuh. Bunga rosella
tumbuh pada ketiak daun, sehingga jumlah daun per tanaman yang besar akan
semakin meningkatkan produksi kelopak bunga. Peningkatan jumlah bunga akan
menaikkan jumlah kelopak bunga dan biji per hektar. Selain itu pemangkasan
akan menghasilkan tanaman yang kompak dengan percabangan yang banyak
sebagai tempat tumbuhnya bunga. Untuk meningkatkan produksi kelopak,
pemangkasan dapat dilakukan pada umur 2 bulan setelah tanam.
8. Pengendalian hama
Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama
pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan setelah tanam. Pada
fase awal penanaman, rosella tumbuh relatif cepat. Setelah berumur lebih dari 60
hari, rosella tumbuh dengan lambat dan mulai membentuk kelopak serta bakal
biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam.
Hama tanaman utama yang menyerang rosella adalah nematoda (Heterodera
rudicicola) yang menyerang batang dan akar, sementara hama lainnya adalah
belalang yang biasa menyerang daun rosella
Referensi:
Judul Penelitian: Budidaya tanaman obat rosella merah dan pemanfaatan senyawa metabolis sekunder di PT. Temu Kencono, Semarang.
Penulis: Puspita Wijayanti
Redaktur: AK