
Perkembangan teknologi sangat pesat sekali untuk menyebarluaskan informasi yang tidak dapat dipungkiri memang sangat penting dalam kehidupan. Media sosial adalah kelompok jaringan menggunakan internet dan konsep web 2.0, yang bisa menggunakan (users) dan mengganti konten klain yang disebarkan. Pada dasarnya medsos adalah perkembangan dari teknologi-teknologi web yang berbasis internet memudahkan seseorang untuk berkomunikasi, berpartisipasi dengan teman, keluarga dengan jarak jauh membentuk jaringan secara online yang bisa disebar luaskan melalui media sosial. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial berkontribusi sangat besar dalam kehidupan saat ini, bagi dari kalangan remaja bahkan orang dewasa.
Sebelum kita bahas lebih lanjut kita harus mengetahui terlebih dahuli apa itu Remaja yang mungkin sudah tidak asing bagi kita. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika pada masa itu terjadinya transisi dari masa anak-anak kemasa remaja bisa disebut masa dimana anak remaja sedang kebingungan dalam menentukan jati diri. Jika kita mengukti perkembangan masa demi masa penggunakan teknologi pada remaja ini semakin meningkat dari tahun ketahun, remaja ini banyak menghabiskan watu bermain teknologi atau bermain media sosial .
Menurut artikel yang telah ditayangkan Kompas.com bahwa menurut laporan, waktu yang dihabiskan pengguna WhatsApp di Indonesia yaitu sekitar 30,8 jam per bulan, Facebook 17 jam per bulan, Instagram 17 jam per bulan, TikTok 13,8 jam per bulan, kemudian Twitter 8,1 jam per bulan tidak lain dari penggunanya adalah remaja. Remaja masih membutuhkan pemahaman dan pendamping dalam menggunakan media sosial karena jika tidak ada yang mendampingi dalam menggunakan media sosial sering kali disalahgunakan oleh remaja tersebut maka dari itu sebaiknya harus adanya pendamping orang tua yang membatasi dan menjaga anaknya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan dari dampak media sosial. Namun pada saat ini, apakah anak remaja masih bisa terpantau dalam bermedsos ? Oleh sebab itu pemahaman tentang kecerdasan emosional perlu diterapkan bagi para remaja sejak dini. mengapa demikian ? dikarenakan pada masa remaja adalah saat dimana mereka aktif dalam proses pembentukan jati diri. jika juga harus mengetahui masalah psikologis yang dialami remaja? Beberapa jenis masalah psikologis remaja yang rentan dialami, yakni ADHD, psikosis dan gangguan makan, kecemasan dan emosi. Dampaknya, mereka berisiko mengalami masalah perilaku hingga bunuh diri.
Baik, mari kita bahas menurut Goleman (2006), kompetensi emosional adalah kapabilitas yang dipelajari yang harus dikerjakan untuk mencapai kinerja yang luar biasa daripada menjadi bawaan. Artinya teori ini menunjukkan bahwa siswa dengan EI tinggi memiliki prestasi kerja dan keterampilan kepemimpinan yang lebih baik. Dengan demikian, peneliti memvalidasi teori dengan membangun hubungan antara IE siswa dan prestasi mereka dalam matematika. Terkait dengan kecerdasan emosional siswa adalah self-efficacy. Selain itu menurut Cooper dan Sawaf (1999), kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif, kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Dimana kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun produktif dan meraih keberhasilan (Setyawan, 2005).
Lalu apa hubungannya ? dari penjelasan diatas bahwa masa remaja adalah masa yang paling krusial, artinya masa yang sedang kebingunan dalam menentukan jati diri. sepeerti paparan yang diatas bahwa masa remaja juga rentan mengalami ADHD, psikosis dan gangguan makan, kecemasan dan emosi. Dampaknya, mereka berisiko mengalami masalah perilaku hingga bunuh diri. Dalam dunia internet juga adalah salah satu faktor penyebab rasa kecemasan, ketidakstabilan emosi yang dimana medsos adalah jejaring yang dapat di digunakan dari berbagai kalangan, usia bahkan meluas ke mancanegara.
Cyberbullying adalah mengirim atau memposting pesan yang berbahaya merupakan bentuk lain dari kekejaman sosial menggunakan internet atau teknologi komunikasi informasi lainnya (Willard 2005). Cyberbullying adalah perilaku individu atau kelompok yang dilakukan secara sengaja melakukan tindakan yang menyakiti orang lain berulang kali melalui komputer, telfon selular atau HP dan alat elektronik lainnya. Dari beberapa penelitian cyberbullying dapat disimpulkan bahwa cyberbullying adalah suatu tindakan kejahatan, menyakiti, memalukan orang lain yang dilakukan secara berulang kali dengan sengaja melalui media sosial. Menurut Willard (2005), bentuk-bentuk cyberbullying terbagi menjadi berbagai aktivitas yaitu:
- Flaming. Mengirimkan pesan kepada orang lain secara pribadi ataupun grup online dengan cara marah, bernada tinggi.
- Harassment. Mengirim pesan berantai dengan cara menyinggung.
- Cyberstalking. Orang yang suka mengikuti orang lain didunia maya atau media sosial yang berakhir kenyataan, yang diikuti sampai kedunia nyata.
- Denigration (put-down). Memposting foto berbahaya, tidak benar milik seseorang ke orang lain. Sehingga foto tersebut tersebar luas
- Impersonation. Berpura-pura menjadi orang lain yang dikenal untuk mendapatkan informasi atau materi yang menjatuhkan orang tersebut dalam bahaya atau masalah besar.
- Outing and Trickery. Mengirim atau memposting informasi yang sensitif, pribadi, memalukan, termasuk penerusan pesan ataupun gambar pribadi yang terlibat dalam trik meminta, memalukan informasi kemudian dipublikasikan.
- Exclusion. tindakan khusus yang digunakan secara sengaja untuk mengecualikan seseorang dari grup tersebut. Kowalski menambahkan kategori cyberbullying , yaitu happy slapping merupakan tindakan merekam orang lain yang mendapatkan tindakan kekerasan fisik dan disebarluaskan melalui ponsel kepada orang lain untuk dilihat. (Harasymiw 2012)
Sekian banyak anak yang mengalami permasalahan seperti menjadi depresi, gangguan kejiwaan, bunuh diri, korban bullying, cyberbullying yang terjadi di media sosial hal ini orang tua sangat berperan penting dalam mengasuh dan membimbing anak agar tidak terjadi dari hal-hal yang tidak diinginkan. Cyberbullying bisa terjadi kapanpun dan dimanapun jika sudah memiliki akun media sosialapalagi dizaman sekarang internet di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat data yang diperoleh dari internet Word Stats menunjukkan jumlah pada november 2015 sudah mencapai 78 juta masyarakat menduduki peringkat keempat terbanyak di Asia setelah China, India dan Japan. Sedangkan menurut survey dari We Are Social pengguna internet di Indonesia pada januari 2016 mencapai 88,1 juta dengan 79 juta diantaranya merupakan pengguna media sosial aktif, 15% pengguna aktif facebook dan hampir 50% penggunanya yaitu remaja berusia 13-29 tahun. Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementrian Kominfo, mengungkapkan penggunaan internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dan berada pada ke peringkat ke-8 didunia. Dari angka tersebut 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.
Maka pentingnya Kecerdasan Emosional bagi para remaja dikarenakan masa transisi dalam kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (santrock, 2003) masa dimana kehidupan penuh dengan berbagai macam gejala atau dampak dari lingkungan yang terjadi sehingga dari dampak tersebut membuat kepribadian atau sikap yang terbentuk dalam diri remaja.