MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Rini Hillary Sianturi, Scholar Awarde
Tidak sedikit dari kita yang kehilangan diri kita sendiri. Tidak tahu arah dan tujuan, sampai ke mana kita bertanya “siapa aku?”. Setiap apa yang kita lalui semua hampa dan tak berguna. Kadang kita berada di tempat yang begitu banyak khalayak ramai, tapi seperti tidak ada satu pun yang bisa kita ajak bicara, bercanda, berbagi cerita.
Sepertinya mereka hanya sebuah lukisan yang hanya terpampang dalam sebuah ruangan galeri dan kita merasa sepi karena kita hanya sendiri. Karena tidak ada yang perduli. Kita hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri, menyelesaikan masalah kita sendiri walaupun sebenarnya kita tidak sanggup dalam kesendirian itu.
Kadang kita butuh sebuah pelukan untuk menenangkan hati yang luka, tapi tak ada satu pun yang dapat memberikan pelukan itu karena kita tidak begitu berharga. Lalu kita bertahan dan selalu bertahan di atas luka batin yang semakin parah. Sampai akhirnya kita benar-benar kehilangan diri kita sendiri.
Kita tidak hanya kehilanhan orang lain namun kita juga kehilangan diri kita karena luka batin yang selama ini sudah tertumpuk dalam hati, siapa sangka luka yang selalu ditutupi dengan senyum. Memperlihatkan kepada orang lain bahwa diri sangat baik baik-baik saja menyebabkan diri kita pergi. Menjauhkan bahkan menghilang dari diri sendiri.
Kehilangan menurut Nia Hidayanti merupakan bagian dari fitrah manusia yang dapat membuat perubahan dalam diri dan kehidupan. Arti kehilangan itu sendiri bisa berupa kesedihan, penderitaan atau suatu hal yang dapat menguji kesiapan diri.
Jadi, perjalanan menuju kedewasaan ada kalanya kita benar benar kita tidak berdaya dengan konflik saat keinginan dan raelita tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Dimana situasi kita sedang dikhianati, patah hati, rugi, berada dalam sebuah toxic dan hal-hal yang membuat kita merasa cemas, stres, bahkan frustrasi.
Membuat kita benar benar kehilangan diri kita yang sebenarnya. Membuat kamu merasa tak berdaya, sedih, cemas, bingung. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Menyalahkan diri kita sendiri, bahkan kita cenderung menyakiti diri sendiri dan kita kehilangan kendali atas diri kita sendiri. Kita berubah menjadi seseorang seperti orang yang tidak kita kenal. Kita kehilangan jati diri kita sendiri.
Namun, jangan biarkan kecemasan dan kesedihan yang kita alami melemahkan bahkan kehilangan diri kita sendiri selamanya. Saya Rini Hillary Sianturi, tulisan ini bukannya hanya sebuah persepsi yang ada dalam pikiran saya, namun saya pernah mengalami hal itu bahkan setiap saat, namun saya mencoba untuk berubah namun hal itu benar benar sulit bahkan sangat sulit untuk memaafkan diri sendiri.
Namun, di sini kita perlu mencoba. Mencoba bukan suatu hal yang mustahil siapa pun kamu, kita punya hak untuk mencoba. Karena kita perlu berubah meskipun hal itu sulit “tidak ada yang bisa merubah diri kita, kecuali diri kita sendiri” kita perlu bangkit atas keterpurukan yang pernah kita alami:
- Coba untuk memaafkan diri kita sendiri, kita perlu berdialog atau berbicara dengan diri kita sendiri, coba memahami perasaan dan kesediham, rasa cemas, bingung dan emosi dalam diri kita selama ini. Kita hanya perlu untuk memaafkan dan menerima itu semua sebagai bagian diri, sebagai bagian diri untuk mencari Kembali diri kita yang hilang.
- Menerima diri kita sendiri, kita hanya perlu untuk menerima kesedihan, kegagalan, penghianatan, kesalahan, ketidak sempurnaan, kemunafikan dan kelemahan diri kita sendiri.
- Coba untuk tidak menghakimi diri sendiri, coba kita pahami diri kita sendiri tanpa menyalahkan dan menilai diri kita sendiri karena kita hanya perlu untuk memahami siapa diri kita.
- Temukan tujuan hidupmu Kembali, kita hanya perlu untuk memahami dan mengikuti kata hati apa yang ingin kita lakukan, kita tidak perlu memaksa diri kita untuk terlihat sempurna di mata orang lain, karena jati diri kita hanya milik kita sendiri bukan milik orang lain.
- Kita perlu mencari teman, lingukungan yang bisa mengubah cara pandang kita terhadap cara pandang kita terhadap sesuatu, kita perlu menenukan seorang modelling yang dapat kita tiru atau seorang mentor atau guru yang dapat memberikan kita lebih banyak pencerahan yang penuh dengan nilai nilai kebijakan dan kearifan denga begitu kita jauh lebih terbuka kepada diri kita sendiri tanpa menjadi seorang yang munafik untuk diri kita
Apa pun yang sempat atau yang sudah kita lakukan yang membuat diri kita pergi, menjauh bahkan meninggalkan diri kita sendiri adalah suatu pelajaran. Bahkan, hal itu akan menjadi guru kehidupan kita yang sangat berharga. Siapa pun aku, kamu, kita pasti pernah kehilangan diri kita sendiri, di sini kita hanya perlu dua kata “jangan menyerah”.
Perjalanan hidup kita masih Panjang, masa muda masih punya kesempatan, tuhan dan alam semesta pun masih berpihak kapada kita, kita hanya perlu memilih pintu baru yang membangun dan membuat diri kita lebih berharga untuk diri kita sendiri. Garis takdir itu ada, dan dunia selalu berputar, tuhan pun menciptakan perasaan untuk kita ada saatnya merasa bahagia, sedih, marah, kecewa, hanya ada satu kunci jangan biarka diri kita masuk dalam jurang “putus asa” karena semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
Karena aku, kamu, dan kita semua layak untuk bahagia, jadi kita perlu untuk “berdamai dengan diri kita sendiri dan jadikam diri kita berharga”.