MADRASAHDIGITAL.CO – TEGAL, Sholat Idul Adha pada Rabu, (28/06) di ikuti ribuan jamaah yang berlokasi di lapangan Aspol Kalibliruk Slawi. Penyelenggara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kalibliruk slawi. Imam – Khotib : Ustadz H. Fathin Hammam S. Sos (Ketua PDM Kab Tegal)
Berikut Isi Khutbahnya
IBRAHIM AS TELADAN SEPANJANG ZAMAN
Fathin Hammam
الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين، أشهد أن لا إله إلا الله الملك الحق الميبن، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين، اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين
أما بعد، فيا عباد الله المحترمين أوصي نفسي وإياكم أجمعين
بتقوى الله وطاعته وكونوا مع الصادقين
وقال الله في كتابه المبين: وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إلَيْهِ سَبِيْلًا
وقال أيضا في أية أخرى: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ؛ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ؛ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Alhamdulillah, pada pagi yang cerah ini Rabu, 28 Juni 2023, kita berkumpul dalam rangka merayakan Idul Adha 1444 H, syukur tak habis dipanjatkan untuk Ilahi Rabbi. Momentum Hari raya Idul Adha mengingatkan kita semua atas kisah keluarga Nabi Ibrahim alaihi as-salam, ibadah qurban, ibadah haji dan nilai-nilai kehidupan yang penuh dengan kemuliaan.
Shalawat dan salam pun senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sang penyampai agama Islam dengan risalah rahmatan lil’alamin. Sang pembebas yang membebaskan umat manusia dari gelap menuju cahaya. Bliau pula adalah anak keturunan dari garis Ismail, putra Ibrahim yang sedang kita kenang perjuangannya
Nama Ibrahim disebut sebanyak 69 kali di 24 surat dalam Alquran. Nama Ibrahim juga diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Alquran, yaitu surat ke-14. Ibrahim adalah Bapak Para Nabi, Abulanbiya, karena sebanyak 19 keturunannya menjadi nabi, dari 25 nabi yang disebut dalam Alquran.
Predikat Nabi Ibrahim ada 3 yang disematkan oleh Allah dalam alquran:
Pertama, Nabi Ibrahim sangat disayang oleh Allah dan karenanya berjuluk Kekasih Allah, Khalillulah.
Pemberian predikat ini terekam pada ayat 125 Surat An-Nisa. Allah berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kekasih(-Nya). (QS An-Nisa 4:125).
Kedua, Nabi Ibrahim adalah manusia pilihan terbaik, Al-Musthafa. Allah berfirman:
وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ
Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (QS Shad 38:47).
Mengapa menjadi manusia pilihan? Ayat sebelumnya menjelaskan
وَٱذْكُرْ عِبَٰدَنَآ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ أُو۟لِى ٱلْأَيْدِى وَٱلْأَبْصَٰرِ
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). (QS Shad 38:45).
Ketiga, Nabi Ibrahim juga termasuk salah satu nabi yang dijuluki Ulilazmi, karena keteguhan hati yang dimilikinya. Selain Nabi Ibrahim, nabi yang dimasukkan ke dalam kelompok Ululazmi adalah Nabi Isa, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad pun diminta oleh Allah untuk meneladani ketabahan hati Ululazmi ini.
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. (QS Al-Ahqaf 46:35).
Jamaah kaum Muslimin yang berbahagia rahimakumullah
Ada 7 (tujuh) Nilai-Nilai Kehidupan yang dapat kita petik, yang insyaallah sangat bermanfaat untuk kehidupan kita bermasyarakat, dalam rangka hablun minallah dan hablun minan nas, 7 (tujuh) Nilai-Nilai tersebut diantaranya adalah :
- Pendidikan dalam keluarga: keluarga Ibrahim adalah salah satu role model (panutan) dalam pembinaan keluarga sakinah, baik dalam aspek pendidikan anak, relasi suami-istri, maupun peran sosok nahkoda yang membawa bahtera dalam mengarungi samudra kehidupan.
Doa Nabi Ibrahim salah satunya
Surat As-Saffat Ayat 100
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya: Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
- Musyawarah: coba perhatikan bagaimana cara Ibrahim berkomunikasi dengan anaknya, Ismail, tentang mimpi itu. Bahasa yang digunakan Ibrahim, sapaan seorang ayah kepada anaknya, dan kesempatan bagi anak untuk mengutarakan pendapatnya. Pola komunikasi yang berbasis pada musyawarah ini merupakan bagian dari pendidikan karakter seorang Ibrahim sebagai ayah kepada Ismail sebagai anak. Akhirnya, gayung bersambut, kata berjawab. Maksud sang ayah itu ditangkap dengan sempurna oleh si anak.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى … (الصافات: 102
Ketika mendengar titah Allah melalui mimpi sang ayah, Ismail berucap:
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
- Sabar: menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Bahkan Ibrahim dan Ismail menunjukan sikap sabar yang di atas rata-rata, yaitu dengan sifat haliim. Sabar sebagai karakter dan jiwa.
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ؛ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (الصافات: 106-107)
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Lalu kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.
Al-Qur’an memuat dialog orang tua dengan anak dalam 17 tempat yang tersebar di 9 surat. Perinciannya, dialog ayah dengan anak sebanyak 14 tempat; dialog ibu dengan anak sebanyak 2 tempat, dialog kedua orang tua dengan anak (tanpa nama) sebanyak 1 tempa
- Tawakal: membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. Tawakal bukanlah sikap pasrah tanpa usaha. Konsep tawakal dalam Islam meniscayakan ikhtiar dan doa dalam satu tarikan napas. Ibrahim senantiasa berserah diri pada-Nya, tapi ia tak berpangku tangan begitu saja.
- Cinta: kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada sesuatu dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Kecintaan Ibrahim pada Allah membuatnya rela mengorbankan apa saja, termasuk hal yang paling dicintainya di dunia.
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (البقرة: 165)
- Ikhlas: beramal semata-mata mengharap ridha Allah. Keterkaitan antara perasaan cinta dan kepasrahan kepada Sang Pencipta, menjadikan Ibrahim beramal dengan sebaik-baiknya. Ibrahim paham betul, bahwa ikhlas bukan hanya faktor hati atau niat saja, tetapi harus dibuktikan dengan amal nyata yang sebaik-baiknya.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ (الحج: 37)
Perkara niat ini memang abstrak, hanya Allah dan yang bersangkutan sajalah yang tahu apa motivasinya berbuat. Namun, indikasi ikhlas itu dibeberkan oleh Zun Nun al-Mishri, sebagaimana dikutip oleh al-Qusyairi dan al-Nawawi, yaitu: (1) sama saja baginya pujian dan celaan [dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang], (2) lupa melihat amalan ketika beramal, (3) hanya berharap ganjaran di sisi Allah. Jika direnungkan, memang berat berlaku ikhlas itu apalagi dengan kondisi kita hari ini. Jika tidak hati-hati, media sosial dapat melenyapkan setiap perkara baik yang kita lakukan. Sebelum share, ada baiknya kita berfikir untuk apa kita menulis di dinding facebook, twitter, instagram, dll, apakah untuk memotivasi orang lain berbuat sama (dakwah) atau justru untuk menunjukkan eksistensi dan berbangga saja?
Inilah yang diingatkan oleh Abdullah bin al-Mubarak,
رُبَّ عملٍ صغيرٍ تعظِّمهُ النيَّةُ، وربَّ عمل كبيرٍ تُصَغِّره النيَّةُ (جامع العلوم والحكم لابن رجب الحنبلي
- Khauf dan raja’: Takut kepada Allah dan berharap hanya pada-Nya
رَبَّنَاۤ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 38)
الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
Tentu masih banyak pelajaran yang dapat kita teladani dari Nabi Ibrahim. Di akhir khutbah ini, mari kita rangkum pelajaran tersebut:
1.Sebagai hamba Allah, kita belajar untuk selalu menemurnikan dan meneguhkan iman; kita juga belajar keikhlasan dalam mengorbankan sesuatu yang kita cintai;
2.Sebagai anak, kita belajar untuk tetap menghormati dan mendoakan orang tua, dalam kondisi apapun;
3.Sebagai orang tua, kita belajar untuk menghargai anak dan mendengar pendapatnya;
- Sebagai pendahulu, kita belajar untuk peduli dengan masa dengan keturunan, tidak hanya dari sisi iman, tetapi juga kesejahteraan.
Mari, momentum Iduladha ini kita jadikan untuk memperbaiki diri. Semoga dengan pertolongan Allah, kita selalu merasa ringan dan mudah dalam mengikuti teladan yang diberikan oleh Nabi Ibrahim.
Pada akhirnya..
Marilah kita bertafakur sejenak sambil memohon kepada Allah agar kita dibimbing menjadi hamba yang bertauhid, sehingga kecintaan kita kepada Allah, Rasul dan agama ini makin kuat; menjadi pribadi yang ikhlas dalam melaksanakan kegiatan apapun, karna amal yang ikhlas itulah yang akan menjadi bekal hidup kita setelah harta, anak-keluarga, pangkat-kedudukan tidak lagi berguna; dan semoga anak keturunan kita menjadi pribadi yang akan membela agamanya.
Kepada saudara kita yang sedang beribadah haji, agar beroleh haji yang mabrur. Demikian pula amalan kurban kita diterima Allah.
اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين؛
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا ….
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
ربنا تقبل منا إنك أنت