MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh : Ahmad Sholehuddin Suryanullah, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Sejarah UGM
Karya seni yang berupa lukisan bisa dimaknai sebagai rekontruksi peristiwa masa lalu. Hal ini karena seniman terpengaruh dengan kondisi pada saat lukisan itu dibuat. Secara gramatikal visual juga digunakan untuk mewujudkan sebuah pernyataan visual yang utuh dan bermakna.
Seni lukis di Eropa sangat terpengaruh oleh peristiwa renaissance. Bahwa perlunya menghidupkan kebesaran kesenian masa lalu dan tidak dibatasi oleh pengaruh gereja yang mengekang kebebasan berekspresi dalam seni. Akan tetapi, pada masa renaissance awal, seni lukis tidak sepenuhnya terhindar dari narasi keagamaan. Unsur-unsur keagamaan masih muncul pada masa ini seperti halnya objek yang digambar meliputi orang-orang suci. Berbeda dengan masa renaissance akhir, objek dari lukisan sudah mulai memunculkan unsur-unsur keseharian, mulai menarasikan kehidupan sosial ekonomi, pemandangan, kondisi kota saat itu.
Beralih dari konteks Eropa, mari kita lihat sebagian aktivitas dan karya seni di Indonesia. Yakni karya lukis dengan judul “Jakarta City Scene” yang dilukis pada 1960 oleh Henk Ngantung. Ia merupakan pelukis beraliran realis dan sangat terisnpirasi oleh alam serta kondisi di sekitarnya. Lukisan ini memotret kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir Jakarta kala itu.
Tergambar bahwa masyarakat setempat sangat ketergantungan dengan kehidupan maritim. Yaitu dengan menggunakan kapal-kapal tradisional untuk menangkap ikan dan kemudian menjualnya untuk kehidupan sehari-hari. Pada lukisan itu juga memperlihatkan kelas sosial yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di tengah kota Jakarta. Rumah-rumah masih terbuat dari kayu serta berpenampilan sederhana. Bisa dibilang rumah ini berstatus sosial menengah kebawah.
Berikutnya terlihat dari cara berpakaiannya, saya langsung terfokus pada orang yang duduk di tepi pantai. Ia mengenakan kaos lusuh serta bercelana alakadarnya. Selanjutnya bapak yang sedang memperbaiki perahu dan mengenakan caping, bapak itu hanya mengenakan celana pendek serta kaos lusuh. Pepohonan masih terbilang rindang, terlihat bahwa banyak pohon dan juga pemandangan hijau menghiasi dalam lukisan.
Potret lain yang bisa didapat dalam lukisan ini yakni teknologi penangkapan ikan masih sangat sederhana. Mereka tidak menggunakan kapal penangkap ikan moderen yang mampu mengarungi samudera lebih dari satu minggu. Kapal-kapal tersebut diperkirakan hanya mampu bertahan di tengah lautan selama dua hari saja tidak lebih dari itu. Uraian tersebut mengungkapkan bahwa lukisan itu mengandung potret sejarah pada 1960 serta bisa digunakan sebagai rujukan untuk menulis sejarah yang mengambil latar tempat di pantai Jakarta.
Red. Saipul Haq