Madrasah Digital
Ketentuan Kirim Tulisan
Buat Akun
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
Rabu, Oktober 22, 2025
No Result
View All Result
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result

Wacana Transformasi Dakwah Islam di Indonesia

admin by admin
Desember 30, 2019
in Wacana
4 min read
0
Sumber Gambar: https://www.portal-islam.id/2016/11/siap-aksi-211-ke-jakarta-aku-kan.html

Sumber Gambar: https://www.portal-islam.id/2016/11/siap-aksi-211-ke-jakarta-aku-kan.html

132
SHARES
206
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Syamsul Arifin*

Islam Indonesia kerap dilukiskan dalam relasi Islam tradisionalis dan Islam modernis. Setelah runtuhnya Orde Baru di tahun 1998, struktur peluang politik baru terbuka dan memberi panggung bagi umat Islam untuk memainkan peran sosial politik yang makin besar di ruang publiK Indonesia. Oleh karena itu, memang Indonesia sebagai negara yang tak dapat dipisahkan dari agama Islam.

Lebih dari 90% penduduknya beragama Islam, dan tak lepas dari perjuangan organisasi Nahdlatul ‘Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang menjadikan Islam Indonesia saat ini benar-benar relevan dan kompatibel untuk Indonesia dari segi demokrasi, nasionalisme, dan kemajuan.

Pada abad ke 20, Muhammadiyah dan NU menggelar agenda akbarnya, yakni Muktamar. Agenda tersebut menghasilkan dua bentuk konsep besar untuk Islam Indonesia yakni Islam Berkemajuan dan Islam Nusantara. Bentuk konsep dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini adalah respons yang berbeda dari fenomena yang sama, yaitu globalisasi, terutama globalisasi kebudayaan, baik dalam bentuk arabisasi ataupun westernisasi.

Filosofi yang mendasari globalisasi adalah asimilasionisme. Dalam filosofi ini, yang kuat akan mendominasi yang lemah. Maka dari itu, dalam globalisasi budaya, salah satu dampaknya adalah homogenitas, seperti memandang Islam homogeny dengan mengidentikkannya dengan Arab atau Arabisasi.

Islam Nusantara

Homogenisasi ini tentu tidak serta merta diterima oleh masyarakat. Respons balik atau resistensi terhadap homogenisasi ini diantaranya dalam bentuk indigenization. Islam Nusantara yang dipopulerkan oleh warga NU dan menjadi salah satu respons terhadap globalisasi dengan melakukan indigenisasi. Islam Nusantara merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengacu pada Islam ala Indonesia yang autentik; langgamnya Nusantara, tapi badannya Islam.

Ide Islam Nusantara ini berkaitan dengan gagasan “pribumi Islam” yang pernah dipopulerkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid. Banyak yang menduga bahwa, semakin kita mengenal dunia luar, dan kelompok yang berbeda; kita menjadi semakin terbuka. Namun, sering kali yang terjadi tidak sejalan dengan logika itu.

Di tengah globalisasi, terutama yang datang dari Barat atau Timur Tengah, banyak orang yang semakin fanatik atau tidak mau menerima perbedaan, dan pluralitas. Beberapa kelompok agama justru mencari perlindungan dalam homogenitas dan eksklusivitas kelompoknya. Sepertinya kedamaian itu bisa terjadi dengan menolak keragaman atau sesuatu yang asing. Islam nusantara bisa menjadi respons yang sangat baik terhadap globalisasi jika ia tidak mengarah pada parokialisme dan sekterianisme. Bahkan, respons terhadap globalisasi tak berhenti disitu saja, yakni ketika sudah memicu adanya radikalisme dan terorisme.

Islam Berkemajuan

Respons lain terhadap globalisasi ditampilkan oleh Muhammadiyah dengan slogan “Islam Berkemajuan”. Istilah ini lantas dipopulerkan lagi pada 2010 lalu saat Mukatamar Muhammadiyah. Sebelumnya, slogan ini sudah diperkenalkan oleh Kyai Syuja (murid K.H. Ahmad Dahlan). Akan tetapi, memang cukup meredup sebelum tahun 2009. Kemudian, digaungkan lagi oleh Din Syamsuddin.

Dalam kaitannya dengan globalisasi, Islam Berkemajuan itu sering dimaknai sebagai “Kosmopolitan” yakni, kesadaran bahwa Muhammadiyah adalah bagian dari warga dunia yang memiliki rasa solidaritas kemanusiaan universal, dan rasa tanggung jawab kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan dan pemisahan jarah yang bersifat primordial dan konvensional.

Muhammadiyah tegas pada langkah kosmopolitannya, karena menyadari bahwa kelahirannya merupakan produk dari interaksi Timur Tengah dan Barat yang dikemas menjadi sesuatu yang autentik di Indonesia. Ia memadukan pemikiran Muhammad Abduh, sistem pemikiran yang berkembang di Barat, dan karakter Indonesia. Oleh sebab itu, karakter kosmopolitanisme yang dikembangkan Muhammadiyah diharapkan menjadi wahana untuk dialog antar peradaban.

Alhasil, kita dapat dengan mudah menemukan gagasan Muhammadiyah, dalam berdakwah. Muhammadiyah memiliki wacana besar untuk peradaban Islam di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya. Maka, tercetuslah Islam transformatif yang digagas oleh Muslim Abdurrahman sebagai bentuk pemikiran tentang bagaimana peran Islam dalam kehidupan manusia. Selain itu, untuk melengkapi pemikiran Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo yang mengenalkan visi-misi kenabian dalam dakwah sosial. Kaitannya dengan Muhammadiyah, yakni jika ditelusuri lebih lanjut, kedua pemikir besar peradaban Islam di Indonesia tersebut lahir dari rahim Muhammadiyah.

Misi utama yang dibawa Muhammadiyah sendiri yakni pembaharuan (tajdid) terhadap pemahaman agama. Adapun yang dimaksudkan pembaharuan ialah seperti yang dikemukakan oleh M. Djindar Tamimy bahwa, maksud dari kata tajdid (pembaharuan) jika dipandang menurut sasarannya, ada dua segi, yakni; pertama, berarti pembaharuan dalam arti mengembalikan kepada keasliannya, ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai soal-soal prinsip perjuangan yang sifatnya tetap. Kedua, berarti pembaharuan dalam arti modernisasi, ialah bila tajdid itu sasarannya mengenai masalah seperti; metode, sistem, teknik, strategi, taktik perjuangan yang sifatnya berubah-ubah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruang dan waktu.

Dari kesimpulan ahli di atas, dapat diartikan bahwa moderniasi dakwah yang dilakukan Muhammadiyah tidaklah hanya semata-mata membuat dakwah itu lebih relevan dan lebih diterima dengan metode menggembirakan. Tapi, juga dakwah ini mencoba membentengi ajaran Islam yang murni, sehingga dapat mengembalikan warna Islam yang sesungguhnya, tanpa dicampuri kepentingan duniawi dari elit-elit agama. Contohnya, budaya tahlilan untuk mendoakan orang yang meninggal itu hendaknya tidak menambah beban bagi keluarga yang ditinggalkan, seperti tuntutan untuk membiayai ustadz atau menyediakan konsumsi jama’ah yang diluar kemampuan. Maka, harus ada cara yang lebih baik.

Akan tetapi, contoh di atas bukanlah penonjolan sikap takabbur, yang dikemukakan penulis. Sikap yang dilarang oleh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi yang artinya merasa benar sendiri. Memang Muhammadiyah mencoba memurnikan kembali ajaran Islam, tapi bukan berarti Muhammadiyah tidak membuka jalur ijtihad, itulah mengapa dalam konteks keumatan, kader Muhammadiyah jangan pula menghabiskan polemik-polemik sektarian warisan lama seperti ajaran-ajaran sejarah Islam yang sifatnya primordial.

Kader Muhammadiyah harus tampil ke depan sebagai perekat persaudaraan umat Islam yang menjauhi konflik-konflik primordial dan sektarian. Sebagaimana yang disinyalir oleh Sndhu, Direktur Institute of Soutest Asian Studies (ISEAS), Singapura, bahwa dalam beberapa dasawarsa terakhir ini faktor-faktor etnis dan agama telah membingungkan banyak analisis sosial karena perannya yang tetap ada. Harapan liberal bahwa, modernisasi akan mengaburkan perbedaan etnis, dan meluasnya komunikasi, serta pendidikan akan membuat masyarakat semakin homogeny, ternyata tidak menjadi kenyataan.

Demikian juga harapan radikal bahwa, perbedaan agama, bahasa, dan budaya akan lenyap seiring dengan munculnya kesadaran kelas ternyata juga cuma tinggal harapan. Bahkan, tampaknya perbedaan-perbedaan yang berdasarkan faktor-faktor tersebut di banyak masyarakat telah menjadi semakin tajam. Kelompok-kelompok kepentingan etnis dan agama lebih vokal menuntut. Dalam kondisi seperti inilah kompleksitas etnis-etnis, agama, dan bahasa tampaknya semakin menantang dibanding sebelumnya.

Maka, pemahaman kita bahwa Indonesia ini majemuk atau plural lebih diluaskan lagi. Walhasil, sebagaimana dalam kedudukan mulia ada tanggung jawab, dan kita adalah sebaik-baiknya manusia yang menyerukan kebenaran. Demikian kader-kader Muhammadiyah tidak boleh lari dari tanggung jawab untuk terlibat aktif, dan total dalam proyek panjang dan melelahkan mewujudkan kemajuan dan kejayaan Indonesia. IMM Jaya! Wallahu a’lam bishawab.

Daftar Pustaka

Fanani A. Fuad, dkk. 2015. Islam berkemajuan untuk peradaban Dunia. Bandung: Mizan.

Kersten, Carrol. 2018. Berebut wacana: pergulatan wacana umat Islam Indonesia Era Reformasi. Bandung: Mizan.

*Ketua Bidang Hikmah PC IMM Jakarta Selatan 2019-2020, Alumni DAM PC IMM Sleman 2019

Tags: Islam TransformatifWacana
Share53Tweet33SendShare
Previous Post

Islam & Teologi Pembebasan Menurut Asghar Ali Engineer

Next Post

Resensi Buku Suluh Pergerakan

admin

admin

Related Posts

Menjaga Asa

by admin
Maret 26, 2025
0
43

MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Dr. Muhammad Alkaf, Dosen IAIN Langsa, Aceh Hampir saja, jari telunjuk masyarakat sepak bola mengarah ke Erick Thohir...

Relevansi Organisasi Mahasiswa: Imm Menjawab Tantangan Zaman

Relevansi Organisasi Mahasiswa: IMM Menjawab Tantangan Zaman

by admin
Oktober 3, 2024
0
236

MADRASAHDIGITAL.CO Oleh : Firman Mahmudi Terkadang generasi z menjadi sebuah hal yang menakutkan untuk mengikuti organisasi yang pas dan relevan untuk...

Gagasan IMM DKJ Jakarta

Narasi IMM DKJ: Gagasan Besar IMM Jakarta

by admin
September 19, 2024
0
185

MADRASAHDIGITAL.CO-Oleh Muhammad Ikhlas Prayogo (Ketua Bidang Riset pengembangan dan keilmuan DPD IMM DKI Jakarta) Hallo kader-kader ibukota, Kalian sudah pada...

Chomsky vs Skinner

Kritik Chomsky Buat (Pemikiran) Skinner

by admin
Oktober 23, 2023
0
270

Menurut Chomsky, asumsi dan spekulasi Skinner itu menyesatkan sekaligus berbahaya.

cover-jungkir-balik-pers

Masa Depan Pers dalam Catatan Nasihin Masha

by admin
Oktober 21, 2023
0
105

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh Ahmad Soleh “… di era koran, setiap pagi kita membaca koran sambil minum kopi dan mengenakan sarung. Bisa...

Menyucikan Kultur Organisasi Mahasiswa

by admin
Juli 25, 2023
0
128

MARASAHDIGITAL.CO - Oleh: Fathan Faris Saputro, Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan Organisasi mahasiswa selalu dianggap sebagai wadah...

Next Post
Buku Suluh Pergerakan & Suluh dari Surau

Resensi Buku Suluh Pergerakan

Dok.LPPM Uhamka

Tim PKM Uhamka Beri Edukasi Masyarakat Berbasis Aktivitas Keluarga Kala Pandemi

Sumber: Adobe Stock (stock.adobe.com)

Hidup Seumpama Keledai

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Cakrawala Negarawan Dukung Jusuf Kalla untuk Pemerintahan Transisi Palestina
  • Kajian Senja Kampus IMM FAI UMY: Tekankan Pentingnya Meluruskan Niat dalam Menuntut Ilmu
  • Jembatan Aktivisme dan Birokrasi
  • Revitalisasi Pendidikan: SMP Negeri 08 Lebong Jadi Contoh Sukses Program Kemendikdasmen RI
  • Asas Trikon dalam Implementasi Pendidikan Nilai

Komentar Terbaru

  • Rin Hillary pada Kehilangan Diri Sendiri
  • Program latihan diet sehat pada Adil Gender: Bagaimana Realitas Masyarakat Kita?
  • admin pada Agar Perempuan Tidak Mudah Diremehkan
  • Agar Perempuan Tidak Mudah Diremehkan – Madrasah Digital pada Feminisme adalah Hal Yang Salah?
  • Cece Maoludin pada Hikmah Berbagi Sebungkus Biskuit

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Sekretariat

MD Academy

Alamat
Kantor MD Grup, Meijing Lor, Ambarketawang, Kec. Gamping, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294

Telp
081385772458 (Saipul Haq)/0817123002 (Muhammad Fakhruddin)

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

  • Redaksi

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In