MADRASAHDIGITAL.CO Oleh : Firman Mahmudi
Terkadang generasi z menjadi sebuah hal yang menakutkan untuk mengikuti organisasi yang pas dan relevan untuk dunia kerja. Banyaknya content creator yang memberikan pandangan terkait buruknya organisasi mahasiswa. Bukan hal yang aneh akan tetapi hal tersebut akan menjadi paradigma yang disayangkan, mendatangkan kekhawatiran terlebih dahulu sebelum memulainya. Beragam organisasi yang memberikan gambaran untuk melatih soft skill yang ingin dikembangkan, sehingga beragam elemen yang hadir di dalamnya.
Hal menarik dan kian menjadi relate untuk kehidupan mahasiswa kini adalah narasi “agent of change“. “perubahan siswa ke mahasiswa” yang kerap kali memakan korban yang terbuai dengan makna tersebut tanpa melihat apa yang seharusnya dikembangkan. Sehingga biasanya dalam mengarungi kehidupan mahasiswa kerap kali terjadi. Pembiasan itu terjadi karena adanya kesalahpahaman bagaimana mengartikan kewajiban utama sebagai mahasiswa, sehingga dalam proses kehidupan kemahasiswaan terombang-ambing. Akan tetapi bagaimana kita mendapati poin bahwa, masih relevankah organisasi mahasiswa untuk mengarungi kehidupan kedepannya? Tentu jawabannya masih, sehingga cara membangun peradaban yang baik perlu dilakukan bersama-sama,
Rasanya mustahil apabila ide, gagasan, serta pemikiran visioner itu harus dilaksanakan seorang diri, hal tersebut akan terasa berat. Menyambut hal tersebut perlu adanya perubahan pola pikir, mindset serta manajemen yang baik dalam sebuah organisasi. Hari ini gen z memiliki jiwa apatisme tinggi dari beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya pola kehidupan individualis menjadi jalan utama yang ditempuh seorang mahasiswa. Perlu disadari membangun peradaban bukan satu hal yang mudah sehingga upaya untuk menyadarkan para organisatoris dalam membenahi organisasi sama-sama.
Pembenahan organisasi yang pertama kali berangkat dari keresahan, saya rasa saat ini banyak mahasiswa beranggapan belum realistis untuk pengembangan diri dalam sebuah organisasi. Dalam pemaknaan, Apa yang bisa saya dapat di organisasi? dan apa yang organisasi bisa berikan ke saya? sehingga hal yang dilakukan harus menunjang apa yang menjadi tujuannya. Meskipun poin-poin pertanyaan tersebut dapat terjawab bagaimana proses yang dilaluinya.
Menata indonesia menjadi slogan DPP IMM dalam berperan untuk membangun bangsa ini bersama kader-kadernya, serta menjawab para mahasiswa yang hari ini mencari solusi konkrit dalam pengembangan soft skill untuk persaingan dunia kerja. Karena rasanya hari ini perlu diluruskan untuk menjalani hal tersebut harus mampu menjawab keresahan yang ada. Hari ini yang disadari oleh DPP IMM bagaimana pos-pos lini profesi kehidupan masih sangat kurang diisi oleh kader IMM, sehingga ini menjadi poin utama dalam pembangunan SDM organisasi IMM kedepannya.
Namun rasanya memiliki pandangan seperti itu pun menjadi suatu masalah bagi yang hari ini masih menjalani roda organisasi dengan cara lain. Apakah salah? Tentu tidak. Yang menjadi kekhawatiran dalam tantangan ini adalah banyak kalangan yang beranggapan menjaga nilai-nilai mahasiswa, sehingga kekhawatiran itu menjadi bertambah akan relevansinya organisasi untuk masa depan, sehingga rasa perubahan yang sesungguhnya kerap kali menjadi cemoohan dan paradigma yang dianggap merusak nilai sebagai mahasiswa.
Refleksi Sumpah Pemuda Bagi Kader IMM
Dalam refleksi sumpah pemuda kali ini rasanya peranan mahasiswa itu perlu hadir atas aspek aspek tersebut, kembali hadir sebagai sosok pemuda yang digambarkan para pendahulu. Semangat perjuangan perlu ditiru tapi cara pembawaannya yang perlu dirubah. Bukan mahasiswanya yang salah namun yang perlu menjadi catatan penting adalah, waktu terus berjalan, perubahan serta perkembangan zaman menjadi aspek perbedaan gaya lama dengan gaya baru, sehingga dalam proses kemajuan suatu tatanan ialah sumber daya manusia yang baik perlu dibangun sama-sama.
Jangan menjadi kekhawatiran yang berlebihan atas keberlangsungan hidup sebagai mahasiswa, dan menjadi organisatoris yang relevan dengan pengembangan masa depan. Menyongsong Daya, Karya, Jaya yang saat ini digaungkan oleh DPD IMM Jakarta, menjadi pembaharuan wajah baru organisasi dengan relevansinya sebagai penunjang soft skill ke depannya, sehingga IMM mampu menjawab perkembangan zaman yang saat ini terbelenggu oleh rasa ketakutan dengan cara lama.
Rasanya kekhawatiran sudah tidak lagi menjadi persoalan sehingga apa yang menjadi gagasan DPP IMM “menata indonesia” dan gagasan DPD DKI JAKARTA “daya karya jaya” bisa menjadi secercah harapan untuk para mahasiswa yang saat ini mencari organisasi yang relevan untuk kedepannya, dan yang menjadi tugas bersama adalah bagaimana keselarasan ini bisa dibangun dari kepemimpinan tingkat komisariat hingga tingkat pimpinan pusat.
Red. M.Rendi Nanda Saputra