Madrasah Digital
Ketentuan Kirim Tulisan
Buat Akun
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
Jumat, Desember 5, 2025
No Result
View All Result
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result

Bahasa, Kesantunan, dan Kompleksitasnya

admin by admin
Oktober 4, 2021
in Bahasa, Resensi
4 min read
0
156
SHARES
243
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Ahmad Soleh, Pengrajin Puisi dan Esais

Bahasa merupakan sebuah ruang besar, semesta, sebuah kehidupan. Di sana terdapat banyak kehidupan; kehidupan manusia, kehidupan kata-kata, kehidupan makna, tanda baca, dan sebagainya. Manusia dan bahasa memiliki hubungan yang sangat erat. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa ada bahasa.

Sebab, tanpa ada bahasa manusia tidak akan bisa mengekspresikan apa yang dia inginkan, apa yang dia rasakan, dan apa yang diharapkan. Dengan bahasa, manusia bisa saling berinteraksi satu sama lain. Dengan bahasa, manusia bisa merasakan kehadiran orang lain di dalam hidupnya, bisa merasakan kehidupan, dan merasakan fungsi sosial di lingkungan sekitarnya.

Bahasa sangat identik dengan kata-kata. Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Makna tersebut muncul dari proses berbahasa, yakni kata-kata yang terangkai secara terstruktur dan memiliki konteks. Nah, dengan bahasa kemudian kita bisa memahami berbagai hal, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, paling njelimet.

Kali ini, saya akan mengulas secara singkat buku karangan Ahmad Santoso, seorang editor bahasa di Harian Jawa Pos berjudul Dikuasai Kata-Kata. Buku berisi terbitan Diva Press ini menarik karena membahas esai-esai bahasa yang sangat kekinian dan erat kaitannya dengan politik, masyarakat, dan isu gender.

Saya tidak akan membahasnya secara keseluruhan. Saya akan sedikit mengulas buku setebal 120 halaman ini dari satu sudut pandang bagaimana bahasa itu bisa memiliki peran dalam kehidupan manusia. Mungkin hanya seujung kukunya saja. Di sini, Achmad Santoso menulis satu esai yang menurut saya bisa menggambarkan bagaimana bahasa itu merupakan kehidupan.

Esai tersebut berjudul “Tiga Kata Sakti dari Orang yang Rendah Hati”. Bisa kita tebak dengan mudah apa tiga kata tersebut. Sebab, sudah sangat familier dalam kehidupan kita. Tiga kata tersebut adalah kata-kata yang sederhana, tapi sulit untuk diungkapkan. Yaitu kata tolong, terima kasih, dan maaf.

Ahmad Santoso menguraikan berbagai argumen tentang kata tolong. Di sana dia menjelaskan kata tolong adalah peranti penyeimbang. “Dengan menggunakan kata tolong, seseorang merasa tidak lebih hebat dari mitra tutur, dan apabila tidak terpenuhi, ia juga tak kecewa. Singkatnya, kata tolong itu memiliki unsur yang tidak memaksakan kehendak.” (Hlm 79).

Dalam budaya masyarakat kita, tolong-menolong adalah sudah menjadi budaya sejak lama. Kita mengenal beberapa istilah, seperti kerja bakti, gotong royong, urunan, patungan, dan sebagainya. Bahkan, Bung Karno pernah menggemakan frasa “gotong royong” sebagai identitas bangsa. Ya, jelas semangat gotong royong itu ibarat berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Menghadapi penderitaan dan susah bersama-sama. Tentu, di dalamnya pasti ada sikap baik tolong-menolong.

Tolong-menolong selain budaya yang baik, juga merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh agama (dalam hal ini Islam, tapi saya rasa semua agama pun demikian). Bagaimana kita mesti membantu orang lain yang membutuhkan, menolong yang kesusahan, atau setidak-tidaknya bisa memberikan pertolongan dalam bentuk doa, seandainya tidak bisa menolong secara langsung.

Itu dalam konteks budaya dan agama. Lalu bagaimana dalam konteks komunikasi? Ketika kita berinteraksi, bicara, atau berkomunikasi dengan orang lain pasti mesti mengedepankan etika yang tecermin dalam kesantunan. Nah, penggunaan kata tolong, dalam etika komunikasi termasuk perkataan yang baik dan santun. Seperti diungkapkan Achmad Santoso, “Tidak ada unsur memaksakan kehendak.”

Maka, percakapan “Tolong, bawakan aku secangkir kopi.” Akan terdengar lebih manusiawi, lebih sopan, lebih egaliter ketimbang “Bawakan aku secangkir kopi” yang tentu berkesan otoriter, bossy, dan memaksa. Dengan begitu, pasti berbeda rasanya antara percakapan menggunakan kata tolong dengan yang tidak menggunakan kata tolong.

Itulah kenapa tadi di awal saya sebut bahasa merupakan ruang kehidupan. Seperti kata Roland Barthes, bahasa merupakan semesta ruang hidup manusia. Sepenggal pernyataan Barthes yang saya lupa ada di buku apa itu menguatkan bahwa bahasa hidup dalam sebuah masyarakat. Oleh sebab bahasa menjadi penghubung manusia dengan manusia lainnya. Bagaimana di dalam aktivitas berbahasa itu kita bisa merasakan kehadiran orang lain. Dan begitupun orang lain akan merasakan kehadiran dan keberadaan kita.

Selanjutnya adalah kata maaf. Kata maaf memang sangat pendek, hanya empat huruf saja. Namun, kata maaf kadang sangat sulit untuk diucapkan. Hal itu disebabkan dalam kata maaf ada pengakuan bahwa “ya, aku salah.” Dan mengaku salah, tentu saja bukan perkara sederhana. Butuh keberanian dan jiwa satria.

Beda halnya dengan maaf yang hanya main-main. Maaf yang main-main, maaf yang hanya gimmick, atau basa-basi akan terasa lebih mudah terucap. Maaf yang mungkin diungkapkan buat tujuan dan kepentingan tertentu. Sementara itu, maaf membutuhkan ketulusan, bukan? Meminta maaf, kata Achmad Santoso, merupakan bagian dari tindak tutur ekspresif (hlm 79). Kemudian Achmad melanjutkan, mohon maaf membutuhkan keiklasan luar biasa bagi penuturnya. Jadi, mengucapkan maaf itu selain butuh keberanian, juga harus dengan ketulusan hati.

Yang ketiga adalah terima kasih. Ketika kita selesai mengerjakan sesuatu, ketika kita mendapatkan sesuatu dari orang lain, atau ketika diberi hadiah, kita pasti mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih merupakan bentuk apresiasi kepada orang lain yang sudah membantu kita, yang sudah berbaik hati kepada kita, yang peduli kepada kita. Ucapan terima kasih akan memberikan dampak positif terhadap psikologi seseorang.

Sebagaimana kita memberikan apresiasi kepada seseorang, dia pasti akan merasa senang, merasa dihargai, dan jerih payah atau perbuatannya bermakna bagi orang lain. Jadi, ucapan terima kasih yang terlihat sepele itu bisa jadi merupakan sesuatu yang berharga buat orang lain, bermakna, dan memberikan motivasi. Bisa dibilang, terima kasih adalah ungkapan yang ajaib.

Di sini, sekali lagi kita belajar bahwa bahasa bukan sekadar kata-kata, bahasa itu makna, dan yang paling penting adalah ia menjadi semesta kehidupan. Di dalam semesta kehidupan itulah kita merangkai, menebar, dan menangkap makna. Bukankah dengan makna itu kita bisa hidup menjadi manusia dan menjadi manusia hidup?

Sebagai manusia, makhluk yang bisa menciptakan sesuatu, sejak lahir bahkan sejak masih dalam kandungan kita selalu diperkenalkan dengan kata-kata dengan bahasa. Kita selalu diajak berkomunikasi oleh orang tua kita. Kita diajak mengenal dan menjelajah dunia ini lewat kata-kata, lewat komunikasi, lewat interaksi. Itulah bukti bahwa bahasa itu bukan sekadar kata-kata. Kata-kata kemudian akan menjadi kearifan, ekspresi, pijakan moral, ekspresi, orientasi budaya, bahkan memengaruhi aspek lainnya dalam kehidupan masyarakat.

Dengan apik, esai-esai Achmad Santoso dalam buku ini membedah bahasa dan aneka kompleksitasnya. Tentu banyak tema-tema menarik yang sangat sayang bila dilewatkan begitu saja. Setidaknya, membaca buku ini membawa kita pada persoalan yang kadang dianggap remeh, sepele, tetapi sebenarnya penting untuk kita cerap hikmah di baliknya. Dan yang lebih penting, menurut saya, buku ini menjadi gambaran nyata bahasa selalu berkait erat dengan pelbagai sudut kehidupan kita.

Identitas Buku

Judul: Dikuasai Kata-Kata
Penulis: Achmad Santoso
Penerbit: Diva Press
Cetakan I: Juli 2021
Tebal: 128 hlm
ISBN: 978-623-293-097-1

Tags: bahasa
Share62Tweet39SendShare
Previous Post

Tadabbur September: Sebuah Refleksi Bulan Kelam

Next Post

Penguatan Karakteristik Peserta Didik SMPN 122 Jakarta

admin

admin

Related Posts

Hindarkan Pengaruh Toxic Parenting Bagi Kesehatan Mental Anak

by admin
Maret 22, 2024
0
84

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Annisya Kurniasih Peran keluarga menjadi salah satu upaya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak di dalam keluarga....

Hidup Minimalis, Wujudkan Lifestyle yang Lebih Sehat

by admin
Maret 22, 2024
0
79

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Annisya Kurniasih Banyak orang menganggap kata “minimalisme” sama dengan “kosong” tentu tidak menarik karena berkaitan dengan rasa...

IMM DIY Presentasikan 7 Poin Tuntutan untuk Muktamar IMM Ke-XX

IMM DIY Sampaikan 7 Poin Rekomendasi untuk Muktamar IMM

by admin
Februari 28, 2024
0
244

MADRASAHDIGITAL.CO-Yogyakarta, (27/02/2024). Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta, telah merilis tujuh poin tuntutan yang diungkapkan...

Buku Filsafat Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche; Budi Hardiman

Resensi Buku Filsafat Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche

by admin
Februari 20, 2024
0
241

MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Rodiatun Mardiah (Anggota RPK PK IMM FAI UMY) Di Nusantara abad 15 - 16, merupakan periode di mana...

yamanan Cilegon

Demisioner PC IMM AR Fakhruddin Raih Suara Terbanyak Dalam Pileg 2024

by admin
Februari 19, 2024
0
681

MADRASAHDIGITAL.CO-Cilegon(19/02). Setelah proses tabulasi suara yang berlangsung, Badan Saksi Nasional Partai Golkar Kota Cilegon akhirnya merilis hasil perhitungan suara untuk...

Laut Bercerita tentang Penculikan dan Penghilangan Paksa For: 17TahunAksiKamisan

by admin
Januari 21, 2024
0
236

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Muhammad Habib Harun (Sekretaris Bidang Keilmuan HMJ PAI FAI Unismuh Makassar) Era Reformasi yang dipancang sejak 1998—ditandai...

Next Post

Penguatan Karakteristik Peserta Didik SMPN 122 Jakarta

Mahasiswa FKIP Uhamka, Kembangkan Potensi Guru Melalui PLP1

Kegiatan PLP 1 Mahasiswi FKIP Uhamka di SDN Kebon Baru 03 Pagi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Dosen Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Silaturahmi bersama Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) dan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) Sydney
  • Dosen Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Laksanakan Silaturahmi dan Pengabdian di Muhammadiyah Australia College (MAC)
  • Memuliakan Guru
  • Ira Puspitadewi Dinilai Tidak Layak Dikenai Vonis Korupsi
  • Resmi Berdiri! HIMAES Mulai Babak Baru dan Kiprah Nyata

Komentar Terbaru

  • Rini Hillary pada ORANG YANG MEMILIKI WAWASAN LUAS SULIT DIMANIPULASI
  • Riesno Gunawan pada ORANG YANG MEMILIKI WAWASAN LUAS SULIT DIMANIPULASI
  • Rini Hillary pada Kehilangan Diri Sendiri
  • code of destiny pada Kehilangan Diri Sendiri
  • Rin Hillary pada Kehilangan Diri Sendiri

Arsip

  • Desember 2025
  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Sekretariat

MD Academy

Alamat
Kantor MD Grup, Meijing Lor, Ambarketawang, Kec. Gamping, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294

Telp
081385772458 (Saipul Haq)/0817123002 (Muhammad Fakhruddin)

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

  • Redaksi

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In