Madrasah Digital
Ketentuan Kirim Tulisan
Buat Akun
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
Senin, Oktober 20, 2025
No Result
View All Result
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result

Pembelajaran Jarak Jauh, Waspadai Terjadinya Student Burn Out

admin by admin
Januari 7, 2021
in Opini
6 min read
0
Sumber: lifeofamedstudent.com

Sumber: lifeofamedstudent.com

93
SHARES
146
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh: Melinda Rahmawati, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uhamka

Ketika Pandemi COVID-19 melanda, mengahdirkan sebuah keterkejutan yang mendorong pada sebuah inovasi baru, khususnya dalam dunia pendidikan. Dilansir dari laman wantiknas.go.id (11 April 2020), masa pandemi ini mengajarkan kita mengenai inovasi-inovasi terbarukan. Ragam kemudahan dalam pembelajaran era pandemi ini, antara lain waktu belajar yang lebih fleksibel dan dapat diatur sendiri, akses yang lebih bebas di manapun, biaya yang lebih sedikit, serta wawasan yang jauh lebih luas karena tidak hanya mengandalkan materi yang disampaikan oleh guru saja.

Hal ini tentu saja membuat siswa jauh lebih mampu mengembangkan kemampuannya dan belajar untuk mendisiplinkan dirinya dalam mengatur waktu belajar dan bermain selama pembelajaran dari rumah. Tidak hanya itu, dengan kemudahan akses materi pembelajaran dimanapun tentu siswa tidak harus berada di satu tempat saja selama masih terkoneksi dengan jaringan internet.

Selama pandemi ini, ketika kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah tentu menjadi lebih hemat biaya perjalanan. Biaya yang dikeluarkan justru untuk pemenuhan kuota internet agar tetap terhubung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga selama pembelajaran jarak jauh sebenarnya mendapat peluang lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang disampaikan dari berbagai sumber yang dapat diakses.

Kemudahan-kemudahan ini memang menjadi keuntungan tersendiri, khususnya bagi siswa yang senang dengan gaya multitasking. Kita mampu mengerjakan lebih dari satu tugas atau kegiatan dalam waktu yang bersamaan di manapun dan kapan pun. Kemampuan multitasking ini memang sedang banyak sekali dicari dalam kualifikasi pekerjaan. Kemampuan multitasking juga menggambarkan karakter fleksibilitas, tanggung jawab penuh, serta adaptasi cepat terhadap perubahan. Kemudahan-kemudahan yang hadir pada masa pandemi ini mengajarkan kita untuk berinovasi lebih jauh dalam hal menciptakan sebuah kemudahan dalam menyelesaikan tugas.

Kita bisa langsung melakukan eksplorasi secara literasi dari beragam sumber media, seperti jurnal ilmiah, e-books, maupun konten-konten video yang tersedia di laman youtube. Daya cipta kita menjadi tanpa batas karena kelonggaran waktu yang ada dibandingkan Ketika kelonggaran waktu yang ada dimanfaatkan untuk menunjang fleksibilitas, tentu secara langsung siswa terdorong untuk menghasilkan sebuah karya atau menemukan sebuah aktivitas baru dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada. Media-media sosial banyak memunculkan influencer dengan beragam karya positifnya. Belajar tidak hanya soal materi, namun juga cara kita mengaplikasikan ilmu yang kita dapat dari pembelajaran tersebut.

Dampak Buruk PJJ

Namun, pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini juga memiliki dampak negatif yang muncul. Dilansir dari laman kompas.id (27 April 2020), jajak pendapat yang dilakukan oleh KPAI pada 13-20 April 2020 menghasilkan data 76,7% siswa mengeluhkan sulitnya pembelajaran jarak jauh ini. Sebanyak 76,7% siswa yang menjadi responden mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ), 81,8% beralasan bahwa selama kegiatan pembelajaran jarak jauh ini hanya diberikan tugas oleh guru dan jarang sekali mendapat penjelasan materi serta mengadakan diskusi materi. Lalu, sebanyak 73,2% responden menyampaikan bahwa dirinya mendapat tugas dengan durasi waktu yang pendek. Hal ini tentu menciptakan sebuah distraksi mental bagi siswa yang menjadi masalah baru dalam pembelajaran era pandemi ini.

Pada awal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), seluruh pihak khususnya dalam lingkungan pendidikan mengalami culture shock yang cukup signifikan. Orang tua mendadak harus menjelaskan, membimbing, sekaligus mengawasi anaknya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru juga harus secara cepat beradaptasi mengugunakan beragam media daring yang sekiranya dapat menunjang kegiatan pembelajaran, siswa pun juga dituntut untuk tetap disiplin dan ikut beradaptasi dengan media daring yang digunakan oleh gurunya agar kegiatan pembelajaran dapat tetap berlangsung. Menjadi satu hal yang mudah dilalui pada saat itu bagi guru, orang tua, dan siswa.

Tidak hanya itu, Indonesia yang memang masih memiliki banyak keterbatasan terutama dalam teknologi di dunia pendidikan menghadirkan ragam persoalan tersendiri pada masa pandemi. Dilansir dari laman wantiknas.go.id (11 April 2020), pembelajaran era pandemi ini ternyata memiliki kekurangan yang justru tidak kalah menimbulkan persoalan baru, di antaranya; akses internet yang sering tidak stabil, interaksi yang terbatas antara guru dan siswa, kurangnya pemahaman materi yang disampaikan, serta pengawasan yang juga terbatas hingga kehilangan fokus dalam belajar. Interaksi langsung yang seketika terhenti dan dialihkan dengan interaksi melalui media virtual menyebabkan guru, orang tua, dan siswa mengalami kesulitan tersendiri.

Akses internet yang tidak stabil menjadi alasan paling dominan jika ditanyakan mengenai kesulitan dalam kegiatan pembelajaran pada masa pandemi ini. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak akan tahan dengan interaksi yang terbatas hanya di media maya saja, tentu tetap membutuhkan interaksi yang bersifat langsung tanpa perantara apa pun. Interaksi menggunakan media virtual justru lebih banyak menguras energi.

Pengawasan yang dilakukan juga tidak sama seperti pembelajaran sebelum pandemi. Guru tidak tahu hasil kerja siswa yang dikumpulkan benar dikerjakan langsung oleh siswa bersangkutan. Orang tua pun juga harus lebih cermat lagi membagi waktu antara mendampingi anaknya belajar daring dengan menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya. Distraksi-distraksi tersebut yang berjalan waktu akan meracuni mental orang tua, guru, dan siswa sehingga mengalami stres berlebih.

Puncak dari segala permasalahan yang muncul pada siswa ialah penurunan kendali mental. Hal ini diakibatkan dari beban belajar yang dirasa lebih berat dan menekan dari segi waktu. Dilansir dari laman beritasatu.com (21 Oktober 2020), Kak Seto Mulyadi menuliskan opini bahwa banyak siswa yang mengalami stres traumatik akibat dari pembelajaran daring yang hanya menatap layar monitor saja, padahal secara kodrati siswa lebih senang dengan adanya interaksi baik interaksi antar siswa maupun dengan guru.

Orang tua yang memang tidak seluruhnya memiliki pengetahuan pedagogik juga mengalami kesulitan, khususnya dalam menyampaikan materi dan penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Para guru juga memiliki persoalan yang tidak berbeda. Kondisi yang secara mendadak berubah membuat mayoritas guru juga harus memikirkan media pembelajaran lain yang mampu memudahkan kegiatan pembelajaran. Dengan cara mereka sendiri kegiatan pembelajaran dikemas agar siswa tetap mendapat materi pembelajaran meski dalam kondisi yang virtual.

Mengenal Student Burn Out

Ketika guru, siswa, dan orang tua sudah saling terbentur dengan persoalannya masing-masing, pembelajaran jarak jauh seketika berubah menjadi kegiatan yang menjenuhkan. Para psikolog menyebut kekacauan yang dialami khususnya pada siswa dengan istilah student burn out. Istilah ini menyebutkan bahwa siswa mengalami kelelahan yang sangat dalam hingga sulit kembali berkonsentrasi kembali pada materi pelajaran yang disampaikan.

Tanda siswa telah mengalami student burn out di antaranya; merasa kelelahan yang ekstrem sampai emosi tidak terkendali, bertindak selalu menjauhi tugas-tugas yang diberikan, dan lebih senang menunda pekerjaan. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, tentu siswa akan mengalami depresi dalam skala kecil hingga sedang. Semakin menumpuknya tugas yang ditunda, hilang konsentrasi terhadap materi pelajaran, dan emosi yang tidak dapat diluapkan akan menghancurkan diri siswa bersangkutan. Salah satu Tindakan yang dilakukan adalah percobaan bunuh diri yang juga sempat menghebohkan dunia pendidikan tahun 2020 lalu.

Penerapan Protokol Kesehatan

Pada akhirnya, pemerintah memberikan putusan untuk memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah untuk mengatasi bermacam persoalan yang terjadi. Dilansir dari laman kompas.com (8 Agustus 2020), setelah mengevaluasi kegiatan pembelajaran selama pandemi ini yang dinilai sangat menyulitkan guru, siswa dan orang tua pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk membuka kembali sekolah dan mengizinkan kembali kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka diperbolehkan, bukan memaksakan. Kegiatan pembelajaran di sekolah dapat diperbolehkan jika sudah mendapat izin dari pemerintah daerah, pihak sekolah (kepala sekolah dan komite sekolah), dan orang tua siswa. Solusi ini tidak lantas menyelesaikan masalah yang terjadi.

Penyebaran virus COVID-19 yang semakin tidak terkendali menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua dan dinas pendidikan provinsi akan adanya klaster baru. Walaupun ada wilayah yang mengizinkan untuk mengadakan pertemuan tatap muka langsung di sekolah, namun tetap hal ini masih menjadi kajian tersendiri, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan saat kegiatan tatap muka berlangsung.

Keputusan memperbolehkan kembali siswa belajar tatap muka langsung di sekolah tentu bukanlah keputusan yang mudah. Pro dan kontra terhadap keputusan tersebut terus bermunculan. Satu sisi kegiatan pembelajaran harus berjalan seefektif mungkin ditengah kondisi pandemi saat ini. Namun disisi lain, siswa telah banyak sekali mengalami student burn out akibat banyaknya tugas yang diberikan dan situasi di rumah yang tidak lagi kondusif hingga memicu stres.

Jika tatap muka dilakukan sepenuhnya walaupun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, tidak dapat menjamin siswa, guru, dan orang tua yang mengantar-jemput akan tidak menjadi perantara penyebaran virus COVID-19 ini. Namun, jika tidak melakukan tatap muka secara langsung, siswa semakin tidak mengerti dengan materi pelajaran yang disampaikan dan student burn out yang dialami oleh siswa akan semakin memburuk.

Pemerintah daerah, dinas pendidikan provinsi, dan pihak sekolah masih terus memantau perkembangan positive rates kasus COVID-19 di daerahnya masing-masing. Fleksibilitas yang dihadirkan sebenarnya dapat menjadi sisi positif yang mendukung perubahan diri, khususnya perubahan dalam metode pembelajaran konvensional. Namun jika fleksibilitas tersebut justru menciptakan student burn out, hal ini harus dievaluasi kembali dan patut menjadi perhatian bersama. Solusi dalam pembelajaran daring tidak hanya sebatas kembalinya siswa belajar di sekolah, tetapi ragam inovasi yang diciptakan oleh semua pihak yang mampu menjawabnya.

 

Sumber Pustaka:

Mediana. 2020. SURVEI KPAI : SISWA TIDAK BAHAGIA DENGAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH. Kompas.id https://bebas.kompas.id/baca/bebas-akses/2020/04/27/survei-kpai-siswa-tidak-bahagia-dengan-pembelajaran-jarak-jauh/

Mulyadi, Seto. 2020. Mempersiapkan Siswa dan Guru Menyambut Masa Baru. Beritasatu.com. https://www.beritasatu.com/opini/7487/mempersiapkan-siswa-dan-guru-menyambut-masa-baru

WANTIKNAS. 2020. Empat Kelebihan dan Kekurangan Dalam Menetapkan E-Learning. Wantiknas.go.id.http://www.wantiknas.go.id/id/berita/empat-kelebihan-dan-kekurangan-dalam-menerapkan-e-learning

Shalihah, Nur Fitriatus. 2020. 4 Hal yang beda Saat Belajar tatap muka di sekolah pada masa pandemi. kompas.com. https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/08/203100665/4-hal-yang-beda-saat-belajar-tatap-muka-di-sekolah-pada-masa-pandemi?page=all

Tags: pendidikan
Share37Tweet23SendShare
Previous Post

Kisah Tiga Ibu Muda Sukses Rintis Coffe Shop eNYeeS

Next Post

Belusukan ke Cibitung, Dosen FEB Uhamka Beri Pelatihan Budi Daya Lele

admin

admin

Related Posts

Nadiya Hasna, guru SDN 2 Sidosari, Lampung Selatan

Asas Trikon dalam Implementasi Pendidikan Nilai

by admin
Oktober 18, 2025
0
42

MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Nadiya Hasna, guru SDN 2 Sidosari, Lampung Selatan Hari ini, krisis moral semakin nyata kemunculannya di sekitar kita. Fenomena...

Buku Sebagai Ancaman Kekuasaan

by admin
Oktober 3, 2025
0
536

Oleh: Salman A. Ridwan MADRASAHDIGITAL.CO- Salah satu bentuk kemunduran sebuah negara adalah ketika menganggap buku sebagai barang bukti kejahatan. Saat negara...

Parau Suara Ormas Keagamaan

by admin
September 30, 2025
0
106

Oleh: Muhammad Taufiq Firdaus (Ketua Umum DPD IMM DIY) Pembungkaman Masyarakat Sipil MADRASAHDIGITAL.CO Aksi demonstrasi yang meletup di berbagai daerah...

Pergeseran Paradigma: AI dan Anomali Intelektual

by admin
September 27, 2025
0
55

Oleh: Adram Qaisullah Tihurua (DPD IMM DKI Jakarta, Instruktur Nasional IMM) MADRASAHDIGITAL.CO- Sejarah peradaban manusia adalah sejarah pencarian makna dan...

Membumikan Sociopreneurship Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat dalam Spirit Kuntowijoyo

by admin
September 20, 2025
0
56

Oleh: Gustama Fauzi Al-Fajar (Sekretaris Umum PK IMM FAI UMY) Realitas Struktur Sosial MADRASAHDIGITAL.CO- Gerakan ekonomi umat hari ini hidup dalam...

Makan Bergizi Gratis: Antara Janji Politik dan Vested Interest Yang Mengesampingkan Kesehatan

by admin
September 19, 2025
0
87

Oleh: Moch Wildan Makhrus (Kader Pemuda Muhammadiyah Lamongan) MADRASAHDIGITAL.CO Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipromosikan sebagai intervensi sosial penting untuk memperbaiki...

Next Post
istimewa

Belusukan ke Cibitung, Dosen FEB Uhamka Beri Pelatihan Budi Daya Lele

Benarkah IMM Tidak Lagi Kritis?

Humas Uhamka

FIKES Uhamka Ingatkan Pentingnya Makan dengan Gizi Seimbang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jembatan Aktivisme dan Birokrasi
  • Revitalisasi Pendidikan: SMP Negeri 08 Lebong Jadi Contoh Sukses Program Kemendikdasmen RI
  • Asas Trikon dalam Implementasi Pendidikan Nilai
  • Pelantikan Forum BEM Se-Daerah Istimewa Yogyakarta (FBD DIY) Periode 2025/2026
  • IMM AR Fakhruddin Gelar Darul Arqam Madya 2025: Aktualisasi Ideologi sebagai Basis Gerakan Sosial IMM

Komentar Terbaru

  • Rin Hillary pada Kehilangan Diri Sendiri
  • Program latihan diet sehat pada Adil Gender: Bagaimana Realitas Masyarakat Kita?
  • admin pada Agar Perempuan Tidak Mudah Diremehkan
  • Agar Perempuan Tidak Mudah Diremehkan – Madrasah Digital pada Feminisme adalah Hal Yang Salah?
  • Cece Maoludin pada Hikmah Berbagi Sebungkus Biskuit

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Esai Sastra
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Hobi
  • Kajian Islam
  • Komunitas
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Puisi
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tadarus Tokoh
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Sekretariat

MD Academy

Alamat
Kantor MD Grup, Meijing Lor, Ambarketawang, Kec. Gamping, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294

Telp
081385772458 (Saipul Haq)/0817123002 (Muhammad Fakhruddin)

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

  • Redaksi

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In