MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Rema Rismaya Fitria
Bermimpi itu gratis, tidak terbatas, tidak ada tenggat waktu, tidak peduli usia muda ataupun tua, tidak dikenakan pajak ataupun diskon, tidak berbayar sama sekali. Tapi pada kenyataannya, masih banyak anak manusia yang takut untuk merangkainya, takut untuk memulainya hingga takut untuk membuatnya menjadi kenyataan.
Tanpa kita sadari, semakin dewasa semua mimpi-mimpi besar itu perlahan akan mulai menemui titik temu. Mengerucut berdasarkan realita hidup, seolah mimpi adalah hal yang begitu besar dan begitu pelik. Padahal seperti kata peribahasa “All the miracles begin in the mind”. Semua keajaiban itu bersumber dari pikiran kita. Kekuatan pikiran akan mampu menciptakan realita dan setiap manusia selalu punya peluang untuk mencapai mimpinya. Kini, hanya dua pertanyaannya, mau berusaha atau tidak?
Apapun kondisinya, keyakinan atas suatu hal yang kita yakini akan menjadi kenyataan membutuhkan perjuangan. Artinya kita harus memperjuangkan sekaligus meyakini dengan semua upaya yang ada karena jalan setapak menuju kesuksesan adalah jalan yang berliku, penuh perjuangan.
Kita harus bisa menentukan pilihan. Kita tidak akan mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit dan perjuangan. Tinggal bagaimana cara kita membuat diri sendiri untuk jatuh cinta pada setiap prosesnya. Sebab, mimpi yang tidak memiliki usaha untuk diwujudkan hanya pantas disebut khayalan.
Seperti kisah Muhammad Al Fatih ketika ia meletakan impian untuk menaklukan Konstantinopel di depan matanya sendiri. Sebagaimana perkataan Rasulullah yang memberi gambaran bahwa kota Konstantinopel akan jatuh di bawah kekuasaan Islam.
Mulai saat itu Muhammad Al Fatih berusaha lebih kuat dari biasanya. Ia tahu bahwa untuk menjadi sebaik-baik penguasa dan memiliki sebaik-baik tentara diperlukan bukan hanya mimpi, tapi juga keyakinan yang kuat, tekad yang tak pernah padam, usaha yang tak kenal kata menyerah, dan doa yang terus melangit.
Hari ini telah kita saksikan, atas seizin Allah ia mendapatkan kemenangan, semua impian besarnya telah tercapai dan menjadi jawaban atas hadis nabi. Muhammad Al Fatih menjadi panglima terbaik yang mencatatkan tinta emas di sepanjang sejarah umat manusia dan seluruh kebaikannya terkenang abadi.
Dari kisah tersebut, kita sudah sepantasnya sadar bahwa untuk mempunyai mimpi yang besar, diperlukan keberanian yang sepadan untuk mewujudkannya. Kesuksesan tidak hanya cukup bermodalkan mimpi, kita juga butuh ilmu dan kesungguhan untuk bisa mencapainya.
Dunia butuh orang-orang yang masih terus menghidupkan mimpi.
Gantungkan harapan hanya kepada Allah. Jadikan akhirat sebagai poros utamanya. Sebagaimana Ibnu Qayyim menyebutkan:
“Tanpa mimpi, kita tak akan mencapai apa-apa.
Tanpa cinta, kita tidak akan merasakan apa-apa.
Tanpa Allah, kita bukanlah apa-apa.”
Redaktur: Nia A