MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Eva Dianidah, Mahasiswi Magister (S2) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perempuan sebagai tonggak utama dalam sebuah keluarga, khususnya dalam penanganan pelbagai problem yang dihadapi oleh keluarga dan masyarakat. Tak bisa dimungkiri bahwa peran yang diberikan oleh perempuan memanglah sangat berarti bagi kehidupan, baik pada masa lalu maupun masa kini.
Peran perempuan dapat dirasakan oleh seluruh pihak yang berada disekitarnya. Khususnya pada masa pandemi Covid-19, kontribusi yang diberikan perempuan sangatlah jelas terlihat. Baik itu dari kontribusi yang diberikan di dalam rumah maupun di luar rumah. Seperti yang diungkapkan oleh Letjen TNI Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bahwa peran perempuan diibaratkan sebagai ujung tombak terbaik dalam penanganan Covid-19.
Perempuan dikenal sebagai feminisme yang dilihat dalam masyarakat selalu dilekatkan pada peran produksi afektif-seksual (sex-affective production), dimana mereka ini selalu dikaitkan dengan pengasuhan dan penanganan masalah anak, emosional dan pendidikan serta tingkat kecerdasan anak. Terlebih, peran perempuan di dalam keluarga juga dianggap menjadi tulang punggung keluarga yang menangani keadaan rumah dan sekitarnya. Peran tersebut seperti diharuskannya perempuan memenuhi dan mengatur kebutuhan pangan anggota keluarga, memasak, memberikan rasa nyaman dengan pekerjaan rumah yang segudang dan pemberian rasa aman dari lingkungan sekitar yang hingga kini semakin banyak kejadian-kejadian di luar rumah yang makin mengkhawatirkan.
Atnike Nova Sigiro sebagai Direktur Jurnal Perempuan menyatakan bahwa ketimpangan sosial yang dihadapi oleh perempuan di masa Pandemi Covid-19 ini menjadi sangat terasa. Karena sebagai akibat dari penerapan pembatasan jarak sosial bagi perempuan menjadikan sebagian besar kegiatan di ruang public harus dilakukan di dalam rumah, hal inilah yang menyebabkan kegiatan keseharian terpusat di dalam rumah sehingga tanggung jawab perempuan pun semakin besar. Misalnya, sebagai seorang ibu yang bekerja (working mom), selama masa pandemi Covid-19 harus bisa mengatur dan membagi waktu kerja dengan membantu kegiatan belajar anak, ditambah dengan waktu beban kerja sebagai Ibu rumah tangga yang juga harus memenuhi kebutuhan pangan dan pengaturan pendapatan keluarga yang menurun.
Dengan adanya berbagai hal yang demikian menjadikan kita yang seharusnya untuk lebih memperhatikan kondisi dan dampak yang diterima oleh perempuan. Penting juga bagi kaum laki-laki untuk memperhatikan hak serta beban kerja perempuan yang berada dalam rumah selama masa Pandemi Covid-19 ini.
Selama hampir satu tahun lamanya kaum perempuan menghadapi segudang kegiatan yang bisa saja membuat mereka rentan terhadap sakit dan kondisi yang membahayakan diri juga keluarga. Padahal kaum perempuan bukanlah suatu entitas yang homogen. Perempuan juga memiliki berbagai macam perbedaan kondisi dan keahlian. Mereka bukanlah manusia yang penuh dengan kekuatan seperti super women yang sering kali menjadi tontonan di film-film action.
Melalui pandemi Covid-19 dampak ekonomi juga terasa bagi kaum perempuan, khususnya dalam hal pekerjaan. Berkat dampak pendemi ini menjadikan perempuan mendapatkan ancaman PHK yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum laki-laki. Hilangnya lapangan pekerjaan di berbagai bidang usaha ataupun di sektor informal juga mengakibatkan kaum perempuan mempunyai akses yang terbatas dan mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan kembali.
Kenyataannya memang hak kesetaraan gender bagi perempuan tidak terpenuhi di masa Pandemi Covid-19, bahkan sebelum masa pandemi ini terjadi. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan atau pembimbingan bagi kaum perempuan di berbagai daerah untuk dapat mengembangkan bakat dan keahlian dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar seperti yang dilakukan oleh kelompok perempuan Rahima dan Aisyiyah di Sumatra Barat. Mereka memanfaatkan lingkungannya di sekitar pantai untuk dapat mengolah ikan dan sumber daya alam lainnya hingga mendorong adanya pemasukan untuk keluarga.
Menurut Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyatakan, selama hampir satu tahun pandemi Covid-19 ini telah berlangsung, dampak dari masa pandemi terasa sangat memperjelas kesenjangan gender, khususnya bagi kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya. Menurut dia, berdasarkan dari hasil kajian dan pantauan Komnas Perempuan terhadap kesenjangan tersebut, perlu diadakannya upaya penghapusan kekerasan dan diskriminasi berbasis gender dan dengan dibarengi juga perlu dilakukannya penguatan inisiatif dan kepemimpian perempuan. Ia pun berharap agar pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya membukakan jalan atas ide-ide dari Komnas Perempuan.