MADRASAHDIGITAL.CO – Dai merupakan harapan umat untuk menata segala sisi kehidupan menjadi lebih baik. Dai yang dalam pandangan Islam sebagai rahmatan lil alamin, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memakmurkan kehidupan dunia. Maka, apabila dilihat dari tanggung jawab ini, seorang dai haruslah membawa pada sikap keteladanan. Suatu laku kebajikan yang dapat ditiru semua orang.
Senada dengan itu, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, menyampaikan, jika dai harus terlebih dahulu mendahulukan narasi rahmat dan menghindari untuk menghakimi orang lain yang berbeda pandangan. Dai bertanggung jawab atas kemaslahatan umat dan pemahaman masyarakat terkait agama.
Selain memahamkan atas konsep-konsep keagamaan, seorang dai juga harus meluruskan pandangan buruk yang menyasar pada agama Islam. Dalam pandangan umat lain, Islam sering kali dicirikan sebagai kelompok yang kaku dan pemarah. Alasan mereka menyematkan label ini sangat sederhana, karena umat Islam yang tampil di permukaan sering menghujamkan kata-kata pedas dan tindakan amoral pada kelompok lain.
Maka fungsi dai Muhammadiyah adalah merubah persepsi tersebut menjadi positif. Umat Islam harus dicirikan sebagai umat yang lemah lembut dan penuh toleran kepada umat liyan. Umat yang mempunyai nilai lebih terhadap penghormatan perbedaan dan kasih sayang. Inilah yang ingin diwujudkan oleh Fathurrahman Kamal dan disampaikan secara gamblang dalam forum Refreshing Mubaligh Muhammadiyah PWM Sulawesi Selatan.
Lima Prinsip Kuat Dakwah
Dalam hal ini, Muhammadiyah mempunyai lima prinsip utama yang selalu dipegang oleh para dai. Prinsip tersebut, terus turun dari dai pra-kemerdekaan hingga masa kini. Kelima prinsip tersebut adalah kuat ideologi, kuat organisasi, kuat aset, kuat jaringan, kuat diplomasi. Kelimanya merupakan elemen yang sangat kokoh untuk mendongkrak Islam menjadi pemimpin sekaligus rahmat bagi seluruh alam.
Kuat ideologi dimaksudkan agar dai Muhammadiyah selalu mempunyai pegangan nasionalisme, keislaman, dan ke-Muhammadiyah-an. Persatuan antara ketiganya adalah pondasi yang kokoh. Dimana para dai tidak hanya mendukung kemajuan organisasinya, namun secara khusus juga ingin memajukan negara dan agama. Kompleksitas dari prinsip ini merupakan cita-cita yang harus selalu diwujudkan.
Kuat organisasi dimaksudkan agar Muhammadiyah memiliki kekuatan besar dalam merangkul dan membuat keputusan besar. Jaringan organisasi akan membantu proses dakwah dai, yang apabila dikemudian hari ditemukan hambatan-hambatan. Sistem organisasi yang kuat dapat menyelesaikan hambatan tersebut dengan sistem Kerjasama dan kekompakan. Maka seorang dai juga harus didukung oleh sistem yang kuat berupa organisasi.
Kuat aset dimaksudkan agar dakwah yang dilakukan memiliki kekuatan yang besar untuk menduduki sistem sosial. Menengok historitas dakwah Nabi, beliau juga mendapatkan dukungan finansial dari Siti Khadijah. Sehingga dakwah yang Nabi lakukan memiliki nyawa dan pengaruh yang sangat luas. Mampu menggerakkan beberapa program hingga banyak orang yang masuk agama Islam.
Maka begitulah fungsi dari kuatnya aset yang menjadi prinsip dasar dakwah Muhammadiyah. Dirinya menjadi kunci akan tersebarnya dakwah yang dilakukan. Melakukan serangkaian program yang dapat menarik minat masyarakat untuk bersama-sama menggerakkan Islam ke arah rahmatan lil alamin.
Kekuatan jaringan dimaksudkan untuk memajukan dakwah dalam waktu singkat. Semakin kuat jaringan yang ada, semakin luas dakwah yang bisa dilakukan. Misalnya seorang dai akan melakukan dakwah di suatu daerah yang tidak dikenal, maka apabila terdapat jaringan di daerah tersebut, dai dapat melakukan dakwah secara aman dan nyaman.
Terakhir kekuatan diplomasi dimaksudkan untuk membuat keputusan yang menguntungkan dari sisi dakwah. Apabila nantinya terdapat kerjasama antara satu dai dengan dai lainnya, diplomasi akan berperan sebagai jembatan penghubung yang menguntungkan keduanya. Maka dari sinilah, kekuatan diplomasi menjadi sangat penting dalam dakwah yang diusung oleh dai Muhammadiyah.
Menjalankan Visi Kerahmahan
Menilik dari lima prinsip tersebut, maka sistem dakwah rahmah yang selama ini menjadi ciri dari Muhammadiyah dapat diwujudkan secara cepat. Sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar, Muhammadiyah mempunyai nilai potensial yang besar dalam menggait ideologi, organisasi, aset, jaringan, serta diplomasi. Maka persoalan selanjutnya adalah tentang bagaimana memaksimalkan kelima prinsip tersebut kepada setiap dai Muhammadiyah.
Tentunya akan sangat sulit untuk menjaga kelima prinsip tersebut. Sehingga diperlukan strategi khusus agar dapat tersebar dan para dai dapat melakukan konsistensi pada kelima prinsip dakwah tersebut. Maka disini, organisasi akan sangat berperan untuk menekan dan membiasakan para dai untuk menjalankan kelima prinsip tersebut.
Cita-cita Muhammadiyah yang menginginkan dakwah damai dan penuh perdamaian, akan lebih gampang terwujud apabila kesemua pihak dapat menerima dan mendukung penuh atas segala bentuk dakwah yang dilakukan. Dalam hal ini, Muhammadiyah adalah organisasi kunci yang memiliki potensi besar dalam menyebarkan Islam ke-rahmah-an.
Wujud Islam rahmah telah sejak lama diajarkan oleh Nabi, dan secara turun temurun diwariskan kepada para sahabat, tabiin, tabiit, dan ulama-ulama lain. Maka wujud dari kesinambungan itu, juga jatuh kepada Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan yang memiliki masa dan kekuatan yang besar. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menopang roda dakwah ke-rahmah-an.
Dai sebagai pilar terdepan yang menyebarkan dakwah, tentunya harus dibekali dengan prinsip-prinsip luhur agar mereka mampu mewujudkan apa yang diwariskan Nabi dan menjadi cita-cita dari Muhammadiyah itu sendiri. Seorang dai akan menentukan masa depan Islam. Maka pilihan rahmatan lil alamin menjadi pilihan yang tepat untuk meneruskan dakwah Nabi yang sejuk dan disenangi banyak orang.
Editor: Ahmad Soleh