Pengelolaan sampah di Indonesia menghadapi permasalahan serius. Praktik pengelolaan sampah oleh pemerintah melalui pewadahan, pengangkutan, dan penimbunan di TPA terbukti gagal mengatasi persoalan sampah. Hal ini dibuktikan oleh meningkatnya pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan, serta tidak terkendalinya sebaran timbulan sampah di daratan dan di kawasan perairan.
Adapun adopsi penerapan teknologi Impor sistem olah sampah juga telah dilaksanakan, tapi banyak permasalahan muncul dalam praktik di lapangan disebabkan oleh harganya yang mahal (hi-tech dan bea-impor), spare-part yang tidak mudah didapatkan (ketersediaannya harus diimpor), diperlukan teknisi ahli dalam pengoperasiannya, serta biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi.
Oleh karena itu, telah dikembangkan sebuah teknologi olah sampah tepat guna yang dinamakan OSAMTU oleh penemunya, Ir R Sri Tejowulan MSc PhD. Yaitu sebuah sistem tata kelola dan teknologi olah sampah sederhana yang didesain mampu menangani masalah timbunan sampah perkotaan dan perdesaan dengan cepat, tepat, mudah, murah, ekonomis, dan tuntas.
Kami berkesempatan langsung untuk bertemu Prof Tejo di Mataram, Lombok, serta mengunjungi beberapa lokasi OSAMTU yang sedang dan sudah dibangun. Sangat banyak pertanyaan yang kami lontarkan kepada dosen Universitas Mataram tersebut karena kami sangat tertariknya terhadap teknologi yang beliau kembangkan, pertanyaan dan jawaban tersebut kami rangkum di dalam tulisan ini.
OSAMTU didesain untuk mengelola sampah sedekat mungkin dengan lokasi sumber sampah, mengoptimalkan pemanfaatan sampah melalui pola bank sampah dan menuntaskan habiskan residu sampah menjadi produk turunan sampah yang bernilai ekonomi. Volume sampah yang dapat diolah OSAMTU sangatlah besar dengan waktu yang sangat singkat serta tidak membutuhkan asupan listrik, minyak, gas atau bentuk energi lainnya dalam operasionalnya, prosesnya 100 peran fisika dan kimia terapan murni/alamiah.
Teknologi OSAMTU dirancang untuk mengelola sampah sebanyak 40 ton per 24 jam dan dapat dioperasikan sepanjang tahun. Dengan sampah yang dihasilkan setiap individu sebesar 0.8 kg per hari, maka satu tungku OSAMTU dapat menuntaskan sampah untuk 50 ribu orang per harinya; dan dengan kemampuan tinggi seperti ini memungkinkan permasalahan sampah di kota-kota dan desa-desa dapat dituntaskan secara mudah, murah, dan cepat.
OSAMTU dapat dilengkapi dengan alat blower yang mampu mempercepat proses pembakaran serta meminimalisir asap yang tercipta. Tungku OSAMTU dapat dikombinasikan dengan pengurai asap, sehingga menjadi teknologi hibrida yang ramah lingkungan.
Tahap-Tahap Mengoperasikan Tungku OSAMTU
1. Sampah ditempatkan di ruang pemilah sampah tepat didepan pintu Tungku OSAMTU.
2. Sampah bernilai ekonomi disortir dan ditempatkan pada bak-bak penampungan disamping kanan dan/atau kiri Tungku Osamtu.
3. Sisa sampah atau sampah residu dimasukkan ke dalam Tungku OSAMTU.
4. Sampah dalam tungku dibakar dari bawah.
5. Inti magma berignitasi membakar sampah.
6. Asap meninggalkan ruang magma melalui cerobong asap.
7. Alat pengurai asap meminimalkan/menihilkan emisi asap.
8. Tungku akan menyala secara terus menerus (bertahun-ahun), sepanjang ditambahkan sampah.
9. Sampah terbakar pada suhu tinggi menjadi abu dan berbagai produk turunan sampah bernilai ekonomi.
10. Operator diperlukan utuk mengoperasikan tungku.
11. Tidak diperlukan keahlian khusus untuk menjadi seorang operator Tungku OSAMTU, dan
12. Tungku dapat digunakan selama puluhan tahun, dengan biaya pemeliharaan yang sangat rendah.
Konstruksi OSAMTU di Lapangan
OSAMTU Dilengkapi dengan Pengurai Asap Cair
Dengan metode ini, asap yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah akan ditangkap dan bercampur dengan air, menghasilkan air hitam pekat yang dapat menjadi pupuk. Sehingga, proses pembakaran sampah tidak akan menggangu lingkungan sekitarnya.
Keunggulan Teknologi OSAMTU
Dari perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa OSAMTU sangatlah superior. Karena harga yang sangat terjangkau, tidak membutuhkan energi lain (gas, solar, dll), menghasilkan revenue, ramah lingkungan, dan mudah dioperasikan.
Dengan OSAMTU, kemungkinan besar Indonesia akan menjadi negara pertama di dunia yang bebas sampah dengan biaya yang sangat terjangkau bahkan menghasilkan pendapatan, apabila masyarakat dan pemerintah bersatu untuk mendukung.
MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Maura Pemelie Walidain (Mahasiswa Magister Kenotariatan, Universitas Gadjah Mada) Di tahun 2024, dalam era di mana perceraian semakin umum,...
MADRASAHDIGITAL.CO, Bandung – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok dapat mengahadiri silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah Jawa Barat dan menghadiri pemberian hadiah...