MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Nadia, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta Selatan
Intelektualisme adalah nyawa bagi kader dalam berpendidikan karena berpendidikan tidak hanya aktif di kelas saat belajar, tetapi juga aktif dalam kehidupan sosial. Itulah yang saya tangkap dari buku berjudul Sukma Intelektualisme: Afirmasi, Refleksi, dan Aksentuasi Ide Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah karya Bayujati Prakoso. Di dalamnya terdapat percikan spirit akademis dan aktivisme yang menggelora dari penulisnya. Karena itulah buku ini harus dimiliki dan dibaca oleh seluruh kader IMM.
Alasan lainnya, buku ini menjadi napas bagi kader IMM di manapun berada. Sukma Intelektualisme yang penulis tulis, diawali dengan afirmasi positif tentang keyakinan optimisme ber-IMM (optimisme personal kader untuk berdakwah), kemudian, melakukan refleksi gerakan, yakni membaca realitas (situasi-kondisi), dan merefleksikan gerakan yang direncanakan dan dihasilkan.
Kader IMM haruslah memiliki intelektualisme dalam ber-IMM. Kader IMM haruslah menjadi sumber solusi di tengah masyarakat. Kader IMM adalah seorang intelektual yang perwujudanya tidak cukup dan hanya punya pendidikan saja, melainkan ada buah pendidikan yang terlihat. Kita ber-IMM sejatinya adalah berdakwah bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
Buku ini menjadi buku yang wajib untuk dimiliki setiap kader IMM karena di dalamnya tertuang banyak nilai-nilai intelektual dalam menjalani roda kepemimpinan dalam berorganisasi. Tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga dalam menjalani kehidupan.
Sebab, dengan berintelektual kita dapat mengoptimalkan daya pikir dan akal dalam rangka menjawab problematika berdasarkan ilmu. Hal inilah yang penting diketahui dan dijalankan dengan baik oleh setiap kader IMM.
Jika seorang kader berintelektual dengan baik, organisasi akan berjalan baik. Sebab, melalui ilmu-ilmu yang telah di pelajari dan diperdalami sehingga dalam bertindak atau melakukan kegiatan IMM ataupun kegiatan sosial, baik hubungan dengan internal maupun eksternal, kita dapat meminimalisir kesalahan yang tidak terduga. Kemudian, nantinya bisa membawa nama IMM harum dan tidak dilihat hanya sebelah mata saja.
Dalam berintelektualisme, kita dapat memberikan ide dan gagasan bagaimana seharusnya seorang kader-kader IMM memaksimalkan dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah yang di embannya dan dalam melakukan perannya di tengah-tengah dinamika kebangsaan yang demikian kompleks. Lalu, dapat pula memberikan saran-saran yang segar yang bisa memajukan gerakan IMM dimasa depan nanti.
Editor: Ahmad Soleh