MADRASAHDIGITAL.CO, -Oleh: Zaidan Zuhri
Pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung usai. Hal ini tentu memerlukan kerjasama di semua pihak, akan tetapi di sisi lain sikap dan perilaku masyarakat terkait pencegahan Covid-19 terus menurun. Sehingga, hal itu dapat menjadi risiko yang menyebabkan kasus Covid-19 terus meningkat.
Covid-19 yang muncul pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Sampai tahun 2021 ini selalu bertambah kasus-kasus baru hingga sudah hampir menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Terutama yang menjadi sorotan adalah Provinsi DKI Jakarta selalu menjadi wilayah yang memiliki angka kasus positif tertinggi. Selain itu, Provinsi Banten juga memiliki angka kasus positif yang cukup tinggi hingga hampir menyamai Provinsi DKI Jakarta. Kemudian juga, Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka pertambahan kasus konfirmasi cukup tinggi.
Pemerintah pusat maupun daerah sudah terus berupaya dalam penanggulangan dan pencegahan Covid-19 dengan mengeluarkan kebijakan penerapan 3M dan pembatasan sosial. Namun, dukungan dari masyarakat harus terus dilakukan untuk mencapai tujuan dari kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, diperlukan keaktifan dari masyarakat. Terutama kepada tokoh-tokoh yang memiliki wewenang di masyarakat untuk dapat berjuang bersama dalam menanggulangi dan mencegah kasus Covid-19.
Kegiatan ini dapat dinamakan sebagai Pelibatan Akar Rumput Covid-19 (PARC-19) di mana berfokus pada Akar Rumput atau pihak Ketua Rw, Rt, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Karang Taruna, Kader Kesehatan, dan sebagainya.
Di setiap wilayah pasti sudah memiliki Tim Satuan Tugas Covid-19 (Satgas Covid-19) di tingkat Rw-nya masing-masing, tapi di beberapa wilayah masih ada kendala dalam pelaksanaan tugas dari Tim Satgas Covid-19. Di antara penyebabnya adalah sumber daya yang terbatas serta peranan dari Satgas Covid-19 yang belum dipahami secara baik.
Dari hal di atas, kami sebagai mahasiswa memberikan solusi terhadap kendala yang dialami oleh Tim Satgas Covid-19. Terutama di Rw. 08 Kelurahan Pondok Benda. Kami mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Kelurahan Pondok Benda telah berkoordinasi dengan pihak Rw setempat untuk membantu Satgas Covid-19.
“Kita perlu bergerak dari yang paling bawah (di tingkat Rw) karena di setiap Rw memiliki kemampuan dan sumber daya yang dapat diandalkan sebagai modal untuk menghadapi Covid-19” imbuh Ibu Meliana Sari selaku Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta.
Kami menggandeng Ketua Rw sekaligus Ketua Satgas Covid-19 di tingkat Rw beserta pengurus Rt, Kader Kesehatan, dan Karang Taruna untuk berperan aktif di Tim Satgas Covid-19 Rw. 08 dalam penanggulangan dan pencegahan Covid-19.
Penguatan peran Tim Satgas Covid-19 Rw. 08 juga sudah diketahui oleh Kelurahan dan Puskesmas Pondok Benda. Selain itu, kami melaksanakan kegiatan Pelatihan kepada Tim Satgas Covid-19 terkait peran Satgas Covid-19 dalam penerapan protokol kesehatan (3M) di tempat umum, isolasi mandiri pada warga yang dinyatakan positif atau setelah bepergian, dan mitigasi dampak sosial ekonomi kepada warga yang terdampak dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada Tim Satgas Covid-19.
Bapak Saman selaku Ketua Rw. 08 berpesan bahwa, “Peran serta masyarakat dengan Satgas Covid-19 harus selalu bersinergi bersama untuk bisa membangun kepercayaan diri masyarakat bahwa mereka bisa menanggulangi dampak Covid-19 serta mengurangi rasa khawatir masyarakat untuk tetap melakukan pencegahan Covid-19”
Diharapkan dengan adanya penguatan Kerjasama Satgas Covid-19 serta pelatihan dapat membantu Satgas untuk terus melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di tingkat Rw serta dapat mengurangi angka kasus konfirmasi positif di wilayah Kelurahan Pondok Benda.
Redaktur: Nia A