
Pakar Bidang Qiraat dan Ilmu-ilmu Alquran, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad memberikan sejumlah pandangannya mengenai prospek Ilmu Qiraat di Indonesia. Hal tersebut ia sampaikan dalam bukunya Membumikan Alquran: Tanya Jawab Memudahkan tentang Ilmu Qiraat, Ilmu Rasm Usmani, Ilmu Tafsir dan Relevansinya dengan Muslim Indonesia.
Ulama yang lahir di Arjuwaringin, Cirebon, Jawa Barat ini mengatakan, ilmu qiraat sangat penting untuk dilestarikan di Indonesia. Sebab, penduduknya mayoritas Muslim dan merupakan yang terbesar di dunia. Oleh karena itu, menjaga kesucian Alquran merupakan keniscayaan.
“Salah satu caranya adalah mempelajari teks Alquran yang mutawatir saat ini,’’ kata dia dalam bukunya tersebut yang terbit pada 2019.
Rektor Institute Ilmu Alquran Jakarta 2005-2014 ini menjelaskan, untuk membedakan antara qiraat yang mutawatir dan tidak, perlu mempelajari semua qiraat mutawatir yang ada. Hal ini juga seperti mengerti tentang perbandingan mazhab dalam fiqih, yang dibutuhkan pemahaman tentang perbandingan qiraat yang ada.
Salah satu pendiri Institute Islam Darul Rahman ini mengatakan, saat ini hanya terdapat empat riwayat yang masih beredar di dunia Islam. Keempat riwayat tersebut adalah Hafsh, Qalun, Warsy, dan ad-Durry Abi Amr.
‘’Maka untuk menambah wawasan, perlu mengetahui berapa qiraat tersebut dan juga riwayat yang lain agar jangan sampai punah,’’ paparnya.
Kemudiaan, ia juga melihat di Kementrian Agama ada satu unit yang bertugas menjaga kemurnian kitab suci Alquran, yakni Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran. Dalam uni ini membutuhkan tenaga yang hafizh dan memahami seperangkat ilmu yang dibutuhkan.
Seperangkat ilmu yang dibutuhkan tersebut untuk mentashih Alquran antara lain seperti Ilmu Qiraat, Ilmu Rasm Ushmani, Ilmu Addul Ayi (penghitungan ayat), ilmu waqf dan Ibtida. Oleh karena itu, kiai Ahsin Sakho menilai, perlu adanya sebuah fakultas Alquran.
Pada fakultas tersebut, terdapat program studi seperti qiraat dan ulumul quran/tafsir. Hal ini juga seperti yang terjadi di Kulliyyatul Quran di Madinah atau Thantha dan Syubra di Mesir. Keberadaan fakultas Alquran di Indonesia ini diharapkan akan mucul generasi baru yang mampu menangani segala sesuatu terkait dengan semesta Alquran.