Imam Syatibi yang lahir di Andalusia (Spanyol) ini dikenal sebagai ulama yang memiliki pengetahuan luas dalam ilmu-ilmu keislaman, terutama mengenai ilmu qiraat. Kemampuan tersebut diraih atas kecerdasan yang diberikan oleh Allah SWT serta kegigihannya dalam menempuh pendidikan.
Salah satu karya monumental dan masyhur hingga kini yang dilahirkan oleh ulama bernama lengkap al-Qasim bin Firruh bin Khalaf bin Ahmad ini adalah Syathibiyyah. Tetapi, tahukah Anda, Imam Syatibi juga meninggalkan karya-karya ilmiah lainnya.
Meski tidak banyak, luasnya pengetahuan Imam Syatibi ini membuat karya-karya yang dilahirkannya ini masih dijadikan sebagai referensi utama bagi para ulama qira’at sesudahnya. Setidaknya ada 4 karya monumental yang ditinggalkan oleh Imam Syatibi, berikut 4 karyanya:
Pertama, Hirz al-Amani wa Wajh at-Tahani, lebih dikenal dengan sebutan Syathibiyyah, tentang qiraat Sab’ah.
Kedua, Aqilat Atrab al-Qasha’id, qasidah yang menjelaskan perbedaan penulisan Mashif Usmaniyyah. Kitab ini ringkasan dari kitab Al-Muqni karya Imam ad-Dani pada 444 H.
Ketiga, Nazhimatuzzuhr, qasidah yang menjelaskan cara-cara penghitungan ayat-ayat Alquran menurut imam-imam qiraat. Qasidah ini juga hasil ringkasan dari kitab Al-Bayan fi Add Ay Alquran karangan ad-Dani.
Keempat, Qasidah Daliyyah, ringkasan dari kitab At-Tamhid, syarah Muwaththa Imam Malik bin Anas. Qasidah ini berkaitan dengan ilmu fiqh.
(Sadam Al-Ghifari)