MADRASAHDIGITAL.CO – Puisi-Puisi oleh Faiq Haykal Azis*
Miniatur Kata
Mengapa orang sering terjebak oleh kata-katanya sendiri?
Kau mengeluarkan kalimat untuk sebuah nama, pada jalan yang pernah membawamu jauh, serta kehilangan-kehilangan yang sudah melupakanmu, atau apa pun
kata-kata tidak pernah kehabisan huruf untuk menceritakan banyak hal;
termasuk kebohonganmu.
Kita menggali semua apa yang tertanam dalam tubuh. Kau menutup sepasang telinga dengan melihat ke segala arah. Aku menceritakan sejumlah kalimat yang sukar disebut namanya. Beberapa peristiwa yang aku karang. Kisah dari masa lampau. Pengalaman waktu kecil
; masa lalu hanyalah ingatan yang mampu kita bohongi suatu hari.
Makassar 30/09/2021
Menjelang Kematian
Ia melihat wajah-wajah dengan sisa napas
Suara tangisan pada wajah itu seperti keras
tapi jauh terdengar
Wajah-wajah itu,
melihat kehilangan yang akan datang,
tanpa kalimat-kalimat panjang dan pelan
Dan ia melihat arah derita,
dari mana saja;
sebab kesedihan adalah hadiah terakhir untuknya
Ia sempat diingatkan pada pola takdir yang manis dan pahit. Ingatan-ingatan yang nyaris pudar. Segala yang pernah ia pinjam lalu kembalikan. Apa-apa yang dulu ia jaga dan rawat serta tinggalkan. Sesuatu yang pernah ia tolak dan terima.
Wajah-wajah itu
ia telaah kembali
sisa tangisan yang hampir habis
suara kesedihan samar dari sudut ruang
Pada jeda kedipan, sesaat setelah perih tenggorokan, antara cahaya terang dan gelap
Ia pergi
untuk tidak pernah kembali.
Makassar 26/09/2021
Ingatan Terakhir
Hujan sering mengingatkanmu tentang hangat kemeja yang pernah membawamu pulang sampai ke pelataran rumah. Ingatan pada suara-suara yang mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa. Tangan yang menggenggam erat, menjagamu pada hal-hal berbahaya, dan cerita-cerita yang akan membuatmu tertawa menjelang istirahat—sebelum kau benar-benar kehilangan sedikit, atau bahkan semuanya.
Kehilangan, kau anggap, hanyalah ketukan kecil di pintu rumah tanpa keinginan kau hendak membukanya. Pada kehilangan, doa-doa menjadi kutukan. Kau meminta banyak hal dan menolak sedikit di antaranya
; masihkah ada ketabahan pada rentang waktu yang lama? Waktu yang kerap mengucapkan selamat tinggal di dalam ingatanmu?
Sepanjang hari kau telah menunggu terlalu lama dan semua pelan-pelan sudah berbeda
Kau melupakan waktu tanpa sempat memberinya nama.
Makassar 29/09/2021
Stoa
Berapa banyak harapan yang pernah menyakiti orang lain, bahkan dirimu sendiri?
Kita menginginkan banyak hal dari semua yang belum sempat kita ketahui,
sepasang tangan masih menggapai-gapai, kisah-kisah belum tuntas, serta keringat yang
belum kering selepas berkerja dari pagi hingga menjelang Maghrib.
Kau dan aku berjanji untuk sebuah harapan dan harapan tidak pernah menjanjikan apa pun kepada siapa saja, dan apa yang lebih menyakitkan dari harapan yang kita buat sendiri?
Makassar 02/10/2021
Kebijaksanaan Orang Serakah
Aku menyiapkan semua yang sudah bisa kau rampas:
tinta hitam, gagang pena, matanya, kertas, tulisan, surat terbuka, surat izin sakit, surat cinta, surat panggilan orang tua, mainan, harapan, seperangkat alat salat, uang jajan, gerobak,
kecuali masa lalu.
Kau bisa ingkar pada satu kebaikan setelah berniat hendak mengerjakannya. Kau boleh mengambil sepasang air mata agar kau beri sebagai hadiah untuk semua orang. Kau bisa meminjam tanganku, tangan kerabat dekatku, tangan nenek moyangku, tangan bapakku untuk kemaslahatan bersama teman-temanmu—yang bisa jadi berupa kejutan orang lain.
Aku sudah meyiapkan semua yang sudah bisa kau rebut, kecuali ingatan dan masa lalu.
Makassar 10/10/2021
Profil Penulis: Faiq Haykal Azis. Penyair kelahiran Pare-pare 22-02-2002. Ia merupakan mahasiswa baru Universitas Negeri Makassar. Menulis cerpen dan puisi. Beberapa cerpennya pernah termuat di media lain. Anda bisa mengenalnya secara mendalam melalui sosial medianya; @faiq_haykal22
Redaktur: Ahmad Soleh