MADRASAHDIGITAL.CO – “Hanya pondok pesantren saja yang melakukan pembelajaran secara tatap muka. Mengapa diperbolehkan?
Jelas, pondok pesantren merupakan lembaga yang mobilitas siswanya hanya terjadi di satu lingkungan saja, tidak keluar masuk seperti sekolah umum. Maka syarat dari satgas covid ketika akan melakukan proses pembelajaran cukup melakukan bebas dari covid saja semua siswanya/santrinya, lantas pondok pesantren bisa melakukan proses pembelajaran sebagaimana biasa.
Dibeberapa daerah terutama jawa, sejak awal pondok pesantren menjadi lembaga yang kokoh berjalan ditengah pandemi, meskipun memang beberapa kejadian ada yang terkena covid, namun tidak banyak. Selebihnya mereka berjalan seperti biasa.
Dalam hal ini, bukan berarti tidak takut karena pandemi, tapi lebih pada aktifitas yang dilakukan dalam lingkungannya yang terjaga, tak terkontaminasi aktifitas dari luar. Sebab semua aktifitas berjalan dalam satu lingkungan.
Selain itu, kita tahu bahwa begitu terpogohnya para orangtua menghadapi anaknya maen game dari pagi sampai malam. Mereka merasakan bagaimana mendidik anak selama 24 jam di rumah tanpa keluar. Belum lagi ketika belajar online, para orangtua dihadapkan pada penyediaan kuota, yang kadangkala dimanfaatkan oleh anaknya pula untuk game online, sehingga kuota habis sebelum belajar.
Belum lagi, orangtua pun disuguhkan dengan tugas belajar sang anak untuk dikerjakan olehnya. Makin ruwet dengan urusan rumah yang harus diurus. Kerja menjadi doble, selain menjadi orangtua, dia harus menjadi guru, sekaligus menjadi murid ketika harus membantu anaknya dalam tugas online.
Beberapa hari yang lalu, saya mendapat curhatan dari orangtua saat wawancara mau masuk pondok pesantren. Mengungkapkan alasannya mengapa anaknya dimasukkan ke pondok pesantren.
“Dirumah hari ini susah pak mendidik anak, maen game terus, maen hp terus, susah disuruh. Saya juga jadi agak setress ngadepinnya selama setahun ini. Makanya mending ke pondok pesantren aja dah” ungkapnya.
Lembaga Pondok Pesantren memberikan tawaran yang lebih saat lembaga sekolah biasa lumpuh tak berdaya dihantam pandemi. Bagaimana tidak, sejak awal datangnya pagebluk ini menimpa kita semua, hampir semua lembaga pendidikan tak beroperasi alias pindah jadi online.
Kita tahu pula bahwa belajar online atau PJJ itu belum maksimal sejak awal. Banyak kendala yang dihadapi, selain dari jaringan yang belum merata, juga tiap siswa kadang tak punya hp, komputer dst.
Saya kira, pondok pesantren menjadi alternatif lain bagi para orangtua untuk menyekolahkan anaknya saat ini, sebab kita tidak tahu pandemi ini akan berakhir.
Meskipun memang harus mengorbankan dan mengeluarkan biaya yang lebih besar dari sekolah biasa, namun jika dihitung itu tak sebanding dengan apa yang akan bapak ibu dan anaknya terima nanti.