MADRASAHDIGITAL.CO – Bidang SBO PK IMM FKIP Uhamka menggelar Live Sharing SBO untuk kedua kalinya, dengan mengusung pembahasan seputar Kajian Budaya Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 26 Mei 2022 pukul 13.30 s.d.15.00 WIB yang bertempat di Zoom Meeting. Tema yang diangkat pada kajian kali ini adalah “Ada Apa Hubungannya Yogyakarta Dengan IMM?”
Diskusi Live Sharing SBO ini menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidangnya, yaitu Ghifari Yuristiadhi, M.M selaku budayawan dan dimoderatori oleh Yuliana. Kajian ini sekaligus membuka diskusi tentang pemikiran-pemikiran yang berkembang saat ini dengan melihat realitas di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Yogyakarta sebagai tempat narasumber menimba ilmu.
Menurut Ghifari, “IMM itu diresmikan pada 14 Maret 1964 yang dimana saat itu pada tahun 1964 secara keamanan nasional Indonesia sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Dikarenakan adanya konflik antara kalangan Islam dan Komunis menguat pasca dibubarkannya Masyumi pada tahun 1960.”
Kemudian beliau menyampaikan, “IMM hadir di tengah-tengah situasi yang dinamis. Hal yang menarik adalah Masyumi dibubarkan sebagai partai representasi umat Islam, tetapi kondisi Masyumi sebagai rumah besar umat Islam ini ketika dipaksa bubar oleh Presiden Soekarno menjadi hal yang menyayat hati bangsa terutama Muhammadiyah. Tetapi justru disitulah Muhammadiyah menjadi lebih kuat bahkan muncul ortom-ortom lain di sekitar pendirian IMM yaitu Tapak Suci, IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), dan KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah).”
“Embrio IMM ini sudah dirintis dengan keberadaan lembaga dakwah Muhammadiyah yang dikoordinasikan oleh Margono. Beliau berasal dari UGM. Jadi sudah terdapat komunitas dakwah mahasiswa yang kemudian menjadi IMM. Setelah Muktamar pertama di Solo, Djasman Al Kindi menjadi ketua pertama IMM. Beliau adalah lulusan dari Fakultas Geografi UGM.” Tambahnya.
Melalui kajian budaya Yogyakarta ini, kami mengajak kalangan anak muda Indonesia untuk turut sadar dalam menjaga kerukunan dalam perbedaan budaya yang ada di Indonesia yang melekat pada setiap orang. Pentingnya kesadaran toleransi dalam keragaman budaya merupakan keselarasan budaya nasional dengan potensi pengembangan yang tidak terbatas, yang diwujudkan melalui kajian budaya Yogyakarta.
Rangkaian kegiatan dalam Kajian Budaya Yogyakarta ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pelestarian budaya khususnya bagi masyarakat sekitar sebagai garda terdepan dalam melestarikan tradisi daerah Yogyakarta di tengah derasnya arus perubahan. Selain itu, dengan adanya kajian dari narasumber, yaitu budayawan diharapkan dapat menambah kekayaan khazanah keilmuan dalam menghadapi tantangan global.
Redaktur: Annisya Kurniasih