MADRASAHDIGITAL.CO-Oleh : Rodiatun Mardiah
Kongres Ulama Perempuan Indonesia menghasilkan sebuah ikrar ulama perempuan yang disebut Ikrar Kebon Jambu. Didalamnya, dinyatakan dengan tegas bahwa: pertama, perempuan adalah manusia yang memiliki seluruh potensi kemanusiaan sebagaimana laki-laki melalui akal budi dan jiwa raga. Semua ini ialah anugerah Allah Swt. yang diberikan kepada setiap manusia yang tidak boleh dikurangi oleh siapa pun atas nama apa pun.
Kedua, sepanjang sejarah Islam, sejak masa Rasulallah Saw., ulama perempuan telah ada dan berperan nyata dalam pembentukan peradaban Islam, tetapi keberadaan dan perannya terpinggirkan oleh sejarah yang dibangun secara sepihak selama berabad-abad.kehadiran ulama perempuan dengan peran dan tanggung jawab keulamaannya di sepanjang masa pada hakikatnya ialah keterpanggilan iman dan keniscayaan sejarah.
Ketiga, ulama perempuan Bersama ulama laki-laki ialah pewaris Nabi Muhammad Saw. yang membawa misi tauhid, membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah Swt., melakukan amar mkruf dan nahi munkar, memanusiakan semua manusia, serta menyempurnakan akhlak mulia demi mewujudkan kerahmatan semesta.
Keempat, sebagaimana ulama laki-laki, ulama perempuan bertanggung-jawab melaksanakan misi kenabian untuk menghapus segala bentuk kezhaliman sesame makhluk atas dasar apapun, termasuk agama, ras, bangsa, golongan, dan jenis kelamin. Sebagai pengemban tanggung jawab ini, ulama perempuan berhak menafsirkan teks-teks Islam, melahirkan dan menyebarluaskan fatwa serta pandangan keagamaan lainnya.
Kelima, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, ulama perempuan memiliki hak dan kewajiban untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara sebagaimana dinyatakan dalam Konstitusi Republik Indonesia pada kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
Begitulah salah satu bagian menarik dari isi buku ini, yang digunakan sebagai penegasan dan pembuka sebuah catatan Panjang perempuan ulama dalam sejarah.
Buku Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah karya K.H. Hussein Muhammad ini membuka jendela menuju dunia tersembunyi perempuan, terkhususnya dalam sejarah Islam. Karya ini memaparkan perjalanan gemilang para perempuan ulama yang, sayangnya, tak jarang terlupakan dalam narasi sejarah yang didominasi oleh tokoh laki-laki. Dalam buku ini sang penulis membuka topik dengan menjelaskan perbedaan antara ulama perempuan dan perempuan ulama kemudian dengan cermat merinci peran ulama perempuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, membimbing umat, dan menjaga kearifan spiritual.
Buku ini memberikan penjelasan yang ringan kepada pembaca bahwa telah hadir begitu banyak percontohan perempuan ulama yang tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang mendalam, tetapi juga keterampilan intelektual dan kebijaksanaan sehingga bahkan dapat menjadi pilar masyarakat. Mereka telah menjadi pemimpin spiritual, pendidik, dan penjaga tradisi ilmiah, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan keilmuan dan kemanusiaan diatas panggung sejarah.
Melalui kisah-kisah penuh inspirasi, buku ini mengajak pembaca untuk menggali dan mengapresiasi warisan perempuan ulama. Keberanian mereka untuk menantang norma sosial dan mengejar ilmu pengetahuan dalam masyarakat yang seringkali ‘berat sebelah’ atau patriarki menjadi suatu contoh bagi kita semua. Karya ini juga merangsang pertanyaan tentang bagaimana seharusnya sejarah bisa menjadi lebih inklusif dan adil dalam mengakui peran perempuan dalam membentuk peradaban ditengah ketimpangan social terkhususnya gender.
Dalam era di mana isu kesetaraan gender semakin menjadi isu hangat dan mendapat perhatian, buku ini memainkan peran penting dalam menggugah kesadaran akan potensi besar perempuan dalam kehidupan beragama dan sosial. Dengan mengeksplorasi kisah-kisah yang menginspirasi, buku ini bukan sekadar membagikan celah dalam sejarah, tetapi juga menjadi panggilan untuk memberdayakan perempuan di seluruh dunia untuk mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan.
Sebagai pembaca yang bijak, kita diingatkan untuk tidak hanya melihat sejarah dari satu perspektif yang terbatas, tetapi justru juga turut menggali dan menghargai kontribusi dari beragam individu, termasuk perempuan ulama yang telah memberikan sumbangan yang tak ternilai kepada peradaban manusia. Kesimpulan dari buku ini menjadi panggilan untuk lebih menghargai keberagaman dan menghapuskan ketidaksetaraan gender dalam narasi sejarah kita.
Identitas Buku
Judul: Perempuan Ulama Diatas Panggung Sejarah
Penulis: K.H. Hussein Muhammad
Penerbit: IRCiSoD
Cetakan: Pertama, Desember 2020
Tebal: 234 halaman
ISBN: 978-623-6699-00-3