MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh Mifta Huljanah
Gawai, Pandemi, dan Kreasi (Penerbit Irfani, 2022) merupakan buku antologi cerpen hasil kreativitas dan imajinasi siswa/i SMA Muhammadiyah 4 Depok. Di mana mereka berhasil memanfaatkan waktu dengan baik dan berhasil menghasilkan sebuah buku antologi cerpen yang menarik. Buku antologi cerpen ini ditulis oleh 20 penulis dengan gaya penulisan yang cukup menarik. Tata bahasa yang terbilang cukup ringan mampu membuat pembaca menjadi nyaman saat membaca isi cerpennya. Selain itu, isi cerpennya juga sangat menarik untuk dibaca.
Buku antologi ini berisi 20 cerita pendek dengan beberapa tema yang melekat pada kehidupan sehari-hari, yaitu pada saat beradaptasi selama pandemi Covid-19. Menceritakan mengenai keluarga, krisis ekonomi yang dialami keluarga akibat pandemi, kecanduan bermain gadget, berkreasi dan selalu semangat dalam meraih suatu impian selama pandemi. Tema tersebut berhasil dikemas secara baik dengan karakter yang unik. Begitu juga, pesan tiap cerpen yang berhasil tersampaikan secara tidak langsung dan meninggalkan makna yang membekas di hati pembaca.
Dibuka oleh cerpen karya Alfi Aulia Putri yang berjudul “Pandemi dan Liburan”. Cerpen ini menceritakan tentang tokoh “Tina” seorang anak desa yang tempat tinggalnya tidak seperti di kota. Dalam cerpen ini, Tina menceritakan pengalamannya saat liburan bersama keluarganya ke suatu kota dan kota tersebut adalah kota yang memang Tina impikan. Namun, selama liburan Tina dan keluarga harus mematuhi protokol kesehatan. Karena saat itu, kasus Covid-19 sedang meningkat. Perasaan sedih, bahagia, dan bersyukurlah yang dapat kita rasakan saat membaca cerpen ini.
Cerpen lain karya Oriza De Sativa yang berjudul “Mischa Si Pecandu Gadget” juga tak kalah menarik. Berkisah tentang seorang anak yang kecanduan bermain gadget. Karena kecanduaan terhadap gadget akhirnya nilai dan prestasi Mischa pun menurun. Ini bukan karena pandemi namun kebiasaan ini sudah terjadi sebelum adanya pandemi. Hingga kesehatan mata, dan fisik Mischa terganggu karena sering bermain gadget sampai larut malam. Ibunya sampai terheran-heran melihat anaknya itu. Dalam kisah ini, mengajarkan kita untuk lebih memanfaatkan gadget sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai lupa untuk beristirahat karena tubuh dan mata juga perlu untuk istirahat. Kalau ada waktu kosong gunakan sebaik mungkin dan jangan buat orang sekeliling kita merasa kecewa atas apa yang telah kita perbuat.
Selain itu, dalam buku ini terdapat cerpen berjudul “Suka di Balik Duka” karya Talitha Najwa Abdullah. Berkisah tentang suatu keluarga yang sedang berada dalam suatu masalah yaitu, krisis ekonomi. Dalam kisah ini terdapat tokoh utama yang bernama “Raya” Ia adalah anak perempuan pertama yang memiliki dua saudara kandung. Permasalahan tersebut berawal karena pandemi yang tak kunjung usai. Selama dua tahun ekonomi keluarganya memburuk, terlepas ayahnya yang terkena PHK secara sepihak dari perusahannya. Ibunya yang mencoba bekerja namun tidak sampai tiga bulan sudah dipecat dari pekerjaannya. Karena melihat keluarganya sedang tidak baik-baik. Akhirnya, Raya memberikan ide untuk membuka usaha kecil-kecilan dengan modal yang tidak terlalu besar. Saat waktu kosong, Raya tak lupa untuk belajar mengingat masih ada mimpi yang harus Ia kejar.
Dalam buku antologi cerpen ini, masih banyak cerpen yang memiliki judul dan cerita yang sangat mengesankan, antara lain “Jalan Tengah” karya Annastasya Ayu Salsabilla, “Dunia Canggih Masa Depan” karya Dinah Nur Alifah, “Kamu Sangat Berarti” karya Jihan Ardelia, dan masih banyak judul lainnya yang memiliki cerita yang menarik.
Seluruh kisah pada antologi cerpen yang diterbitkan Penerbit Irfani ini mampu membuat pembaca terbawa arus dalam berbagai perasaan. Mulai dari, bahagia, sedih, dan ikhlas bahkan rasa kehilangan pun pembaca akan rasakan. Diksi yang terususun sangat indah, emosi yang tentunya membekas di hati, dan makna yang mendalam. Buku ini juga mengajarkan kita untuk tetap yakin, sabar, dan bersyukur meskipun kita sedang berada dalam masalah atau putus asa dalam menjalani hidup. Di mana, hal tersebut membuat aktivitas kita terganggu dan tertunda begitu saja. Kita juga harus dapat memilih mana yang baik untuk dilakukan dan buruk untuk ditinggalkan.
Dengan ketebalan buku 132 halaman yang memuat 20 judul cerita pendek, terbilang buku fiksi antologi cerpen yang tidak terlalu tebal. Desain dan tata letak yang sederhana dan menarik mampu membuat pembaca nyaman. Walaupun gaya kepenulisan antara satu penulis dengan penulis lainnya berbeda-beda, buku ini tetap layak untuk dibaca. Namun, itu bukanlah kesalahan yang cukup fatal dan tidak menutupi kelebihan yang telah buku ini miliki. Secara pribadi, saya sangat menikmati keseluruhan isinya dan antologi ini sangatlah bagus dan menarik. Apalagi, untuk yang gemar membaca kisah fiksi, terutama cerita pendek, buku ini cocok untuk menjadi salah satu koleksi yang wajib untuk dimiliki.
IDENTITAS BUKU
Judul: Gawai, Pandemi, dan Kreasi (Antologi Cerpen 20 Penulis Generasi Z)
Penulis: Alfi Aulia Putri, Andika Putra Ertianto, Annastasya Ayu Salsabilla, Bimo Yunda Permana Putra, Dinah Nur Alifah, Fasya Adinda Julianti, Fawwaz Muzakki, Fingkan Suci Ramadhani, Frida Fatma Salsabila, Hasna Mustofa, Jihan Ardelia, Muhammad Rafid Dihan, Muhammad Rafli Agustian, Nabila Syafa Nur Husna, Oriza De Sativa, Rifdah Najla, Salman Yusran, Salwa Dikin Humairo, Talitha Najwa Abdullah, Umair (Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 4 Depok)
Editor: Iis Muala Wati, S.H
Layout: Neng Muala
Desain Sampul: Ms. Aya
Cetakan I, Januari 2022
Ukuran, tebal: 14×20 cm, v + 132 hlm
ISBN: 978-623-5929-13-2
Penerbit: Irfani
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.