MADRASAHDIGITAL.CO, Puisi-Puisi oleh Reyhan M Abdurrohman*
SUNYI
kuingin mengencani sunyi
bersama rintik rindu yang basah
kian melebat
hujan dahsyat
dialog tanpa suara
menggema hati dan kepala
ingin muntah
pada yang entah
sunyi yang diam
adalah ruang menjelma teman
Kudus, Desember 2019
LAJU AMBULANS DI GAZA
pesawat perang memekakkan telinga; bising
dentuman bom bersahutan dengan doa
melangit mengetuk pintu Tuhan
malam hilang dalam rengkuhan
ambulans melaju ke medan perang
sirine meraung mengantarkan pada
batas hidup-mati yang semakin maya
jasad-jasad digotong dalam
ambulans melaju meninggalkan
deru peluru ikut mengejar
konvensi Jenewa dilanggar
relawan medis terus berkelindan
meski nyawa sebatas senapan
demi saudara yang tertatih dalam
perang tak berkesudahan
2019
ZIKIR HINGGA KINI
bumi berguncang tiba-tiba
teriakan-teriakan menggema di udara
pasar, sekolah, hingga bandara
sedang malaikat menjemput dan
semua ikut
tenda pengungsian hanya kepingan sepi
kebisuan yang beradu jadi puisi
tak ada yang lain
segala hanya doa yang lelompatan
sepanjang hari
di perempatan jalan tiap kota
hingga panggung pentas seni
hati ini ikut merintih raga yang ikut sakit
air mata tumpah mendengar setiap kabar darimu
zikir yang kusebut hingga kini
2018
MERANTAU AKU
menjejak tanah seberang
aku memandang tantangan
serupa tebing menjulang
memaksa dirobohkan
aku meninggalkan kampung
segala kenang mengepung relung
potret renta bapak-ibu
semerbak doa doanya setia pelindung
di tanah rantau aku
berat rindu kupikul
beban sendiri kutanggung
enggan pulang sebelum uang terkumpul
Kudus, Maret 2020
PERAHU BAPAK MENEPI DI RANTAU
pada biru membentang
selepas matahari pergi
suara bang berkumandang
perahu bapak ditepikan ombak
anak-anak teluk mendekat
mendorongnya ke rantau
penambat
ikan-ikan tak bersahabat kini
entah ke mana mereka sembunyi
tetapi tak akan bapak henti mencari
sebab ia tahu
di meja makan lapar kami menunggu
bapak punya teluk dalam
pun rantau sakti
meski dera terik merajam
juga gelombang acap tak pasti
dan ikan-ikan susah dicari
bapak tak absen pergi
Kudus, Maret 2020
TAKDIR KETIADAAN
: Ibu
tentang ketiadaan tak memiliki tanda
atau barangkali ada tapi tak terasa
karena batas adalah tipis
menjelma ruang hampa
semakin terkikis
bahkan tak ada
kenangan semakin deras
terjun bebas
lupa yang harus ada
sulit dicari rimbanya
ingatan lelompatan pada
baju-baju yang tergantung dalam lemari
piring kotor yang belum dicuci
api kompor yang belum mati
sempurna bikin dada nyeri
Tuhan menjatuhi takdir tanpa diminta
tanpa aba-aba
tanpa bertanya
yang terkadang berbeda
dengan rencana kita
atau keinginan yang kita pupuk
dengan doa
Kudus, Desember 2018
KENANG
: Ibu
doa-doaku tumpah pada pusara tanah
pembaringan sementara
sebelum berpindah pada selamanya
lantunan ayat suci menguar
membias wajah tak pernah pudar
Kudus, 15 Mei 2019
*Reyhan M Abdurrohman, lahir dan besar di Kudus. Ketua Komunitas Fiksi Kudus (Kofiku), bantu-bantu di Keluarga Penulis Kudus (KPK) dan dipercaya menjaga gawang Tajug.net. Buku yang sudah terbit: Ajari Aku Melupakanmu (Zettu, 2014), Mendayung Impian (Elex Media Komputindo, 2014), Chiang Mai (Loka Media, 2019), Mawar Kertas untuk Mama (Reybook Media, 2021). Masih suka narsis di Instagram: @reyhan_rohman. Blog pribadinya www.reyhanmabdurrohman.my.id.
Redaktur: Kang Soleh