MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh : Galih Maulana Hendrawan
Biografi Friedrich Nietzsche
Friedrich Nietzsche dilahirkan pada tanggal 15 oktober 1844 di Roecken Jerman. Perjalanan hidup Nietzsche sebagai seorang filsuf mengalami perkembangan yang sangat menentukan ketika membaca buku Schopenhauer dan menganggap dirinya sendiri dengan benar bahwa dia adalah sebagai penerus Schopenhauer yang adalah seorang filsuf Jerman pada abad ke-19.
Kehidupannya sangat sederhana, ayahnya seorang pastor protestan dan didikan ayahnya sangat saleh, Nietzsche bersinar di universitas sebagai peminat seni klasik dan mahasiswa filologi. Sedemikian itu hingga pada tahun 1869, sebelum menerima gelarnya, ia mendapatkan tawaran sebagai guru besar filologi universitas di Basel Swiss.
Kesehatannya tak pernah bagus karena penyakit yang diderita akibat penyakit keturunan sehingga setelah Nietzsche tinggal di swiss lalu berpindah ke Italia yang kemudian pada tahun 1888 ia merasa sangat tersiksa akibat penyakit yang dideritanya lalu menjadi gila dan tetap seperti itu sampai kematiannya. Nietzsche meninggal pada penghujung abad ke-19 tanggal 25 agustus 1900 pada usia 55 tahun setelah dirawat oleh adiknya Elisabeth selama masa sakit dan gilanya.
Nietzsche tampak telah ditakdirkan menjadi filsuf penutup di abad ke-19, dan karya-karya pemikiran nietzsche diluaskan oleh adiknya melalui tulisan, dalam masa sakitnya banyak ide dan gagasan yang Nietzsche tulis diatas kertas dalam kamarnya atas keresahan akibat penyakit yang dialaminya sehingga jika kita telusuri lebih dalam maka akan banyak sekali gagasan Nietzsche memengaruhi filsuf-filsuf yang lahir di abad ke-20 disebut sebagai abad kontemporer.
Nietzsche dan Filsafat
Filsafat Nietzsche adalah filsafat yang memandang kebenaran atau perspektivisme, biasa dikenal sebagai “sang pembunuh tuhan”. Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zamannya dengan cara meninjau ulang nilai-nilai dan tradisi yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato, kemudian tradisi kekristenan yang mengacu pada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga cenderung anti dan pesimis terhadap kehidupan.
Walaupun demikian, dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme (tidak menunjukan keberadaan, namun menunjukan nilai nol) Justru sebaliknya filosofinya hadir untuk menaklukan nihilisme dengan mencintai utuh kehidupan dan memposisikan manusia sebagai manusia super (ubermensch) dengan kehendak untuk berkuasa.
Ubermensch Ala Nietzsche
Manusia adalah sesuatu yang harus di lampaui, yang mengatasi dirinya dan berkedudukan sebagai manusia unggul. Ubermensch dalam filsafat Nietzsche adalah cara manusia memberikan manusia nilai pada dirinya tanpa berpaling dari dunia dan menengok kesebrang dunia, dan pemberian makna hanya akan dapat di capai melalui ubermensch, kemudian juga yang menganggap bahwa dirinya sebagai sumber nilai.
Übermensch adalah pemikiran terakhir dari pemikirannya tentang kehidupan manusia. Übermensch adalah tahap ketika manusia telah mencapai batas tertinggi yang tidak dapat dikendalikan oleh siapapun lagi. Nietzsche berpendapat bahwa Übermensch adalah manusia tertinggi di muka bumi ini.
Übermensch dapat diartikan secara linguistik sebagai terlalu baik (over goodness), terlalu penuh (over fullness), melebihi kebaikan (over goodness), abadi (over time), di atas pahlawan (over hero) atau di atas manusia (over human) atau manusia unggul diatas manusia. Manusia yang mencapai ubermensch adalah yang mengatakan “ya” segala sesuatu hal apapun, siap untuk menghadapi tantangan untuk selalu mengafirmasi hidupnya, dan tidak pernah gentar dalam menghadapi berbagai dorongan hidupnya yang besar.
Nietzsche juga percaya bahwa jika berhadapan dengan konflik, maka manusia akan tertantang, dan dengan segala kemampuan yang dimilikinya dapat dikeluarkan dengan sendirinya secara maksimal untuk segera bisa menyelesaikan konflik. Maka, tidak mengherankan apabila Nietzsche sangat gemar seakali dengan kata-kata peperangan, konflik dan sebagainya yang dapat membangkitkan semangat manusia untuk mempunyai kehendak.
****
Nietzsche menginginkan manusia untuk bertumbuh, menjangkau keluar, menarik diri keluar, menuju ke atas untuk lebih meningkat bukan keluar dari moralitas atau amoralitas, namun karena ia hidup, dan karena hidup adalah kehendak untuk berkuasa.
Tujuan utama dalam Ubermensch adalah dapat menjelmakan manusia yang lebih kuat dari sebelumnya, lebih cerdas dari biasanya dan lebih berani menhadapi tantangan, kemudian yang terpenting adalah bagaimana mengangkat dirinya dari kehanyutan dalam massa.
Lalu yang dimaksud kehanyutan dalam massa disini adalah manusia yang ingin mencapai Ubermensch haruslah mempunyai jati diri yang khas, yang sesuai dengan dirinya, yang ditentukan oleh dirinya, tidak mengikuti orang lain, bahkan mengikuti kemauan oranglain atau norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungannya.
Manusia harus berani menghadapi tantangan yang ada di depan mereka dengan menggunakan kekuatannya sendiri, manusia bukan menjadi tujuan untuk hidupnya. Manusia sebagai manusia tidaklah sempurna, akan tetapi ia dapat dan harus menjadi sempurna, kalau manusia menempatkan dirinya dan hidupnya, apabila manusia tidak mampu menyempurnakan dirinya sendiri ia tidak ada gunanya.
****
Nietszche sangat tidak menyukai tipe manusia yang tidak mempunyai cita-cita atau keinginan untuk menjadi unggul atau sempurna dan selalu mengharapkan belas kasihan orang lain, karena menurutnya mereka tidak mempunyai rasa malu. Ia mengatakan bahwa menjengkelkan untuk memberi mereka sesuatu tetapi menjengkelkan juga untuk tidak memberikan mereka apa-apa.
Menurut Nietsche, manusia unggul adalah manusia yang mempunyai keberanian untuk memusnahkan nilai-nilai lama, seperti yang diungkapkannya: “siapa pun yang hendak menjadi kreator dalam kebaikan dan keburukan sesungguhnya ia lebih dulu harus menjadi pemusnah dan pendobrak segala nilai”.
****
Manusia yang berkesuaian dengan kodrat alam dan menjadi lambang manusia yang mampu memberi arti pada hidup, semangat yang hebat berhasil memenangkan, mengembangkan kemampuan dan kemauannya untuk berkuasa dengan bebas dan maksimal, ia merupakan potret manusia yang tahu tentang kebenaran dirinya sendiri dan mengemudikan sendiri serta hidup sendiri.
Nietzsche percaya fakta kehidupan adalah fakta kekuasaan, setiap kehendak yang dilakukan oleh manusia tidak lain adalah agar mereka terus mendominasi hal-hal dibumi ini. Nietzsche mengungkapkan bahwa hidup adalah kesatuan konsep realitas kehendak, yang saling melumpuhkan seiring bertambahnya usia, proses berlomba-lomba untuk saling menjatuhkan dominasi kekuatan lama, menjadi pemenang dan yang terdepan.
Catatan Akhir
Bagi Nietzsche, kemanusiaan haruslah merupakan usaha yang tak henti-hentinya untuk melahirkan manusia besar yang mampu hidup sendiri dan menggaungkan kebenaran, kebenaran harus diungkapkan karena kebenaran tidak bisa dipendam dan disembunyikan tanpa berbalik menjadi racun yang membinasakan.
Orang yang bijaksana niscaya tidak akan ingkar terhadap kebenaran serta sanggup mengungkapkannya, karena itu menurut nietzsche diam adalah lebih buruk, semua kebenaran yang disembunyikan akan menjadi racun. Hidup adalah gerak terus menerus tanpa batas, menuju kesempurnaan, manusia harus cinta pada hidup, sebab mengarah pada kemauan akan harapan yang lebih tinggi cita-cita tertinggi adalah hasil pemikiran yang teratas bagi hidupnya.
Red : M. Rendi Nanda Saputra
Refrensi
https://osf.io › downloadPDF ÜBERMENSCH Konsep Manusia Super Menurut Nietzsche … – OSF oleh RF Nanuru · Dirujuk 1 kali — Dalam kerangka itu, penulis memilih pemikiran. Friedrich Wilhelm Nietzsche
https://media.neliti.com › mediaPDF pengaruh filsafat nietzsche – Neliti oleh M Munir · Dirujuk 10 kali — pemikiran Nietzsche
Buku Bertrand russel sejarah filsafat barat Hlm. 990