Oleh: Ahmad Soleh
MADRASAHDIGITAL.CO – “Semua teori semacam ini adalah benteng yang sangat kuat untuk melawan kepakaran. Sebab, tentu saja, setiap ahli yang menentang teori itu pasti adalah bagian dari konspirasi.” Tom Nichols dalam Matinya Kepakaran.
Apa yang dikatakan Tom Nichols tentang teori konspirasi ada benarnya juga. Tom bilang, teori konspirasi itu adalah sesuatu yang rumit. Bila dibanding dengan dongeng, takhayul, atau mitos yang mudah dicerna, teori konspirasi sama sekali berbeda. Bukanlah seorang pendongang atau seorang yang suka melamun yang bisa menciptakan teori semacam ini.
Ya, sudah pasti mereka para intelektual. Bagi Tom, teori konspirasi ini merupakan salah satu contoh klasik bias konfirmasi yang terjadi dalam kehidupan kita. Pasalnya, teori konspirasi berisi argumen yang tak bisa dibuktikan benar atau salahnya. Benar dan salah menjadi bias dan samar.
Argumentasi tentang teori konspirasi, mulai dari teori bumi datar sampai konspirasi Covid-19, agaknya memang sesuatu yang rumit. Tom menyebutnya rumit sekaligus konyol. Rumit karena mereka, para penganut teori konspirasi, membuat algoritme masalah menempuh jalan yang begitu berkelok. Meski terkadang, menggunakan logika melompat, teori konspirasi selalu berusaha mencari celah agar satu kejadian bisa berhubungan dengan sesuatu yang dianggap besar, dianggap wah.
Mereka pada penganut teori konspirasi akan merasa sangat senang berpetualang dalam belantara imajinasi dan logika dalam waktu bersamaan. Perjalanan terjal dan berliku nan rumit pun pasti mereka tempuh untuk mendapatkan kesimpulan bahwa, semua yang terjadi ini adalah disebabkan adanya konspirasi. Ya, persekongkolan yang bertujuan untuk mengendalikan orang banyak untuk kepentingan segelintir elite yang mereka sebut elite global.
Tom menyebut, salah satu dari kemungkinan yang aneh dan sangat tidak mungkin itu bisa saja benar, tetapi konyol sekali untuk langsung melompat ke teori yang sangat rumit, ketika kita memiliki penjelasan yang jauh lebih sederhana dan kuat di hadapan kita (hlm 68). Beberapa contoh yang dipaparkan Tom dalam bukunya itu membuat saya yakin bahwa apa yang dilakukan para penganut konspirasi dengan teorinya itu adalah upaya untuk memuaskan hasratnya.
Ketika mereka berhasil mengungkap satu argumen, yang meski melompat dan kata Tom konyol, mereka akan merasa seperti pahlawan di siang hari bolong yang berhasil mengungkap satu sindikat besar yang mengatur jalannya kehidupan umat manusia di seluruh dunia. “Satu alasan kita semua menyukai kisah konspirasi adalah kisah itu memuaskan harsart heorik kita,” kata Tom.
Di samping itu, apa yang dilakukan oleh para penganut teori konspirasi adalah upaya untuk membubuhi suatu kejadian menakutkan dengan sebuah makna dan konteks. Untuk memahami sebuah kejadian nahas yang memakan korban bukan main banyaknya, mereka tidak terima dengan alasan hal itu terjadi secara alamiah. Mereka memilih jalan untuk menyusuri lembah belukar hingga menemukan satu benang merah bahwa semua itu ulah sekelompok manusia yang hendak berniat jahat.
“Satu-satunya cara keluar dari dilema itu adalah dengan membayangkan dunia yang semua masalahnya merupakan akibat kesalahan orang-orang yang berkuasa yang seharusnya bisa mencegah penderitaan,” ungkap Tom. Maka, para penganut teori konspirasi akan sangat mudah mencurigai penguasa dan orang-orang yang berpengaruh di dalamnya. Teori konspirasi, kata Tom, amat menarik bagi mereka yang kesulitan memahami dunia yang rumit dan tidak memiliki kesabaran untuk penjelasan yang tak dramatis.
Tak heran, bila mereka lebih percaya omong kosong yang rumit lalu merasa paling pintar dan mengerti, ketimbang menerima kenyataan bahwa ada hal-hal yang memang tidak dipahaminya. Sehingga, kita sendiri akan kelelahan ketika berdebat atau berdialog dengan mereka yang menganut teori konspirasi. Pertama, karena mereka tidak akan menerima argumentasi ilmiah dan logis. Mereka lebih percaya pada apa yang mereka dapatkan dengan penalarannya tentang satu kejadian yang terhubung dengan adanya main-main di kalangan elite global.
Kedua, mereka menganggap semua yang tidak sependapat dan menentang teori itu adalah bagian dari konspirasi global yang punya niat jahat terhadap umat manusia secara keseluruhan. Jadi, dengan sikap oposisi binernya ini, mereka tidak akan menerima apa pun penjelasan dari para ahli yang pernyataannya bertentangan dan bertolak belakang dengan teori yang mereka susun dengan begitu gigih dan seriusnya.
Begitu melelahkan mengikuti logika melompat dan argumentasi konyol yang mereka sajikan tanpa bukti yang tidak bisa dipegang kebenarannya itu. Lebih baik membaca puluhan kitab dongeng atau sekalian menelan mitos mentah-mentah daripada harus terjebak dalam situasi perdebatan semacam itu. Tabik.