Madrasah Digital
  • Wacana
    • Opini
    • Pemikiran Tokoh
    • Resensi
  • Gaya Hidup
    • Tips
  • Komunitas
  • Umum
    • Berita
  • Sastra
Friday, January 22, 2021
No Result
View All Result
  • Wacana
    • Opini
    • Pemikiran Tokoh
    • Resensi
  • Gaya Hidup
    • Tips
  • Komunitas
  • Umum
    • Berita
  • Sastra
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result
Home Pemikiran Tokoh

Pembaharuan Pendidikan Islam Harun Nasution

Ingatan sejarah agenda pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia tak mungkin akan melupakan sesosok muslim yang sangat kritis, kreatif dan konstruktif. Beliau adalah Harun Nasution.

admin by admin
July 17, 2020
in Pemikiran Tokoh, Umum
5 min read
0
21
SHARES
70
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

*Muh. Akmal Ahsan

Hingga hari ini, wacana pembaharuan pendidikan Islam dalam makna yang seluas-luasnya masih terus digelar oleh para ahli pendidikan Islam. Tentu tidak saja dalam menanamkan aspek filosofis yang fundamental dalam dinamika kependidikan Islam, pembaharuan Islam harus bermakna rekonstruksi pada aspek paedagogis, metodologis hingga praksis. Demikian pendidikan Islam di Indonesia menarik perhatian besar tentang ke arah mana sebetulnya intelektualisme Islam dijalankan.

Sementara ingatan sejarah agenda pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia tak mungkin akan melupakan sesosok muslim yang sangat kritis, kreatif dan konstruktif. Beliau adalah Harun Nasution, cendekiawan muslim Indonesia yang pada sejarahnya sempat memimpin IAIN Syarif Hidayatullah selama 11 tahun lamanya.

Tampaknya pemikiran Harun Nasution tak pernah bisa lepas dari karakteristik pemikiran kedua orang tuanya yang sejak kecil telah menanamkan dasar agama yang kuat kepada Harun. Kelak dasar pemikiran yang diberikan orangtuanya turut bersumbangsih dalam bangunan keilmuannya, khususnya pada soal pendidikan Islam.

Harun Nasution sempat merasakan pendidikan tingginya di Universitas al-Azhar, Kairo pada fakultas ushuluddin tahu n 1940. Ia juga sempat menambah pendidikannya di Universitas di Amerika. Pada tahun 1953, Harun sempat kembali ke Indonesia dan mendapatkan tugas di Departemen Luar Negeri Bagian Timur Tengah. Harun sempat melanjutkan studinya ke Mesir di Al-Dirasah Al-Islamiyah tetapi tak menyelesaikan studinya sebab terbentur biaya. Namun selanjutnya Harun mendapatkan beasiswa dari Institute Of Islamic Studies McGill di Montreal Kanda dan  allu mendapatkan gelar Magister of Art pada studi Islam dengan ajuan tesis The Islamic State in Indonesia: The Rise of The Ideology, The Movement for Its Creation and The Theory Of The Majumi. Jelang tiga tahun kemudian Harun Nasution memperoleh gelar Doktor dalam studi Islam di McGill Kanada dengan disertasinya yang berjudul The Place of Reason in Abduh’s Theology. Its Impact on His Theological system and Views.

Beberapa karya intelektual Harun Nasution yang hingga kini dapat dibaca ialah: Teologi Islam Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa, Perbandingan  (1972), Falsafat Agama (1973), Falsafat dan Mistisme dalam Islam (1973), Islam ditinjau Dari Beberapa Aspek (1974), Teologi Islam (1977), Pembaruan dalam Islam (1975), Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah (1978), Akal dan Wahyu dalam Islam (1982) serta Islam Rasional (1995)

Pembaharuan Islam

Dengan penuh kesadaran, Harun Nasution mengharapkan adanya transformasi paradigma dari pemikiran asy’ariyah menuju paradigma mu’tazilah yang lebih mengedepankan rasionalitas. Harun tampak sangat dipengaruhi oleh gagasan Muhammad Abduh yang olehnya dianggap sejalan dengan pemikiran teologi Mu’tazilah. Bersama dengan pemikiran Abduh, Harun menganggap bahwa kejumudan ialah penyebab utama kemunduran ummat Islam. Namun betapapun ia terinspirasi dengan pemikiran Mu’tazilah, bukan berarti Harun menentang konsepsi wahyu yang dalam hal ini meyakini Islam serta keilahian Tuhan.

Pembaharuan Islam dalam pemaknaan Harun Nasution ialah upaya untuk menyelaraskan pandangan berIslam dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern. Maka hal ini menandakan gagasan Harun sebabagai bukan dekonstruktif, sebagaimana banyak tuduhan yang diberikan kepadanya. Pembaharuan bukan berarti mengurangi, menambah teks al-Qur’an atau hadis, melainkan upaya penyesuaian pemahaman atas kedua sumber pengetahuan Islam tersebut sesuai dengan jalannya zaman.

Berangkat dari cara pandang demikian, kegigihannya dalam melakukan pembaharuan Islam membuatnya melakukan sejumlah gebrakan sekalipun banyak kalangan yang tidak sepakat dengan ide pembaharuan yang dibawanya. Salah satu gebrakan yang dibawanya ialah kala merombak kurikulum IAIN Jakarta. Ia berpandangan bahwa mata pelajaran yang selama ini diajarakan di IAIN Jakarta terbatas pada orientasi pembelajaran fikih yang menghasilkan pemikiran jumud. Harun Nasution benar-benar merombak kurikulum dan selanjutnya memasukkan beberapa mata kuliah yang baru seperti pengantar ilmu agama, filsafat, tasawuf, ilmu kalam,tauhid, sosiologi serta etode riset. Hal ini dilakukan sambil berharap ada perubahan paradigma Mahasiswa. Semula ide ini mendapatkan penolakan sebelum akhirnya mendapatkan jalan tengah, yakni dengan syarat bahwa tafsir, hadis dan fiqh tidak ditinggalkan (Ahmad & dkk, 1989, hal. 41). Dalam hal ini, Azyumardi Azra mengutarakan bahwa ketika menjabat sebagai Rektor di IAIN Jakarta, Harun Nasution menjadikan lembaga pendidikan tersebut sebagai lembaga yang berdiri di garis depan gerakan pembaharuan IAIN secara keseluruhan. Harun, sebagai mana anggapan Azyumardi, bercita-cita untuk menjadikan IAIN sebagai pusat modernisasi ummat Islam. Maka langkah konkret yang dilaksanakannya ialah dengan merekonstruksi kurikulum IAIN secara keseluruhan (Azyumardi, 2012, hal. 215)

Pembaharuan Pendidikan Islam

Pada dasarnya agenda pembaharuan pendidikan Islam ialah upaya reintepretasi yang berkelanjutan dan eksplisit yang ditujukan kepada pengembangan fitrah keberagamaan peserta didik agar lebih mamou memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran agama sesuai dengan kondisi zaman. Hal ini berimplikasi pada pada pandangan bahwa pendidikan agama Islam adalah komponen yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih dari itu, pendidikan dapat menjadi instrumen dalam orientasi pengintegrasian wawasan agama dengan bidang studi yang lain. Dengannya pula, maka implikasi lebih praksis bahwa pendidikan agama harus dilaksanakan sejak usia dini dengan pendidikan keluarga sebelum anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu yang lain (Husnol Hidayat, 2015, hal. 29).

Laju pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam negeri dan Swasta dalam sejauh ini dari segi kuantitas harus diiringi dengan kualitas dan subtansi pembaharuan yang utuh. Dalam konteks itu, Harun dengan terang menyatakan perlunya rekonstruksi pola pendidikan Islam yang masih bersifat tradisioal ke arah pendidikan yang modernis. Hal ini dapat diupayakan terutama kali dengan memasukkan ilmu pengetahuan yang sifatnya modern ke dalam kurikulum sekolah Islam atau madrasah-madrasah. Dengan demikian, maka diharapkan akan muncul intelektual-intelektual Islam yang di bidang Iptek, merekalah yang selanjutnya diharapkan akan membawa ummat kepada kemaslahatan hidup duniawi (Harun, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, 1992, hal. 208).

Sebagai Intelektual yang terlibat langsung dalam geliat pendidikan Islam di perguruan tinggi , Harun mempraktikkan sendiri upaya pembaharuanya dalam bentuk pengajaran. Misalnya dengan mengadakan pengajaran yang demokratis serta terbuka. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan menyegarkan metode pembelajarannya, jika banyak dosen masih menggunakan metode ceramah monolog dalam kuliahnya, Harun lebih mengedepankan metode presentasi dan diskusi, Ia juga berupaya untuk terus melatih kemampuan sintetik-analitik mahasiswa dengan mekanisme pemberian tugas makalah.

Keseriusan Harun Nasutioon dalam mengadakan pembaharuan dalam tubuh ummat Islam, khususnya dalam lembaga Pendidika Tinggi Islam juga tercermin dalam dirinya yang turut terlibat dalam transformasi IAIN menuju UIN..

Simpulnya dalam upaya perombakan tradisi pemikiran Islam di perguran tinggi Islam, Harun melakukan tiga perubahan yakni: (1) Merubah sistem pengajaran yang masih dianggapnya feodal, menuju sistem yang lebih baik dengan metode diskusi dan seminar, (2) merubah budaya lisan dengan tulisan. Ini tergambara seagaimana diutarakan diatas melalui perannya untuk terus melatih mahasiswa mengadakan sintetik-analitik dengan menulis, (3) Harun Nasution memperkenalkan pemahaman Islam yang utuh serta universal. Aspek pendekatan fiqh yang selama ini mendominasi disangkanya telah membuat kajian Islam mandek (Harun, Refleksi Pembaharuan Islam, hal. 94).

Referensi

Ahmad, S., & dkk. (1989). Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat.

Amin, A., & Dkk. (2007). Islamic Studies; Dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi. Yogyakarta: Suka Press.

Baca Juga

Gambar Ahmad Soleh

Menyikapi Vaksin

January 14, 2021
Ilustrasi by Madrasah Digital

4 Langkah Konsisten Wujudkan My Eco-Resolution di 2021

January 4, 2021
Sumber: Liputan6.com

Puisi: Benci Tapi Rindu

January 4, 2021

Azyumardi, A. (2012). Pendidikan Islam; Tradisi Modernisasi DI Tengah Tantangan Millenium III. Jakarta: Kencana Prenada Meja Group.

Harun, N. (1992). Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.

Harun, N. (n.d.). Refleksi Pembaharuan Islam. Jakarta: LSAF.

Husnol Hidayat, M. (2015). Harun Nasaution Dan Pembaharuan Pendidikan Islam. Jurnal Tadris.

*Kepala Madrasah Digital Yogyakarta

Tags: Harun NasutionPembaharuan IslamPendidikan Islam
Share8Tweet5SendShare
Previous Post

Menyoal Jalanan di Pattalassang

Next Post

Yang Fana adalah Waktu, Sapardi Abadi

admin

admin

Related Posts

Gambar Ahmad Soleh

Menyikapi Vaksin

by admin
January 14, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Ahmad Soleh, Jurnalis Warga Kemarin, vaksin yang diberi nama Coronavac telah resmi digunakan dalam tahap vaksinasi fase...

Ilustrasi by Madrasah Digital

4 Langkah Konsisten Wujudkan My Eco-Resolution di 2021

by admin
January 4, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Wulandari dan Mansurni Abadi, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malaysia Resolusi menjadi budaya populer yang selalu kita lakukan...

Sumber: Liputan6.com

Puisi: Benci Tapi Rindu

by admin
January 4, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO - Oleh: Wahyu Hidayat Benci Tapi Rindu Salahkah jika cinta itu ada? Dulu kita bercerita tentang laut biru. Benci...

Kontribusi Santri Terhadap Kemajuan Ekonomi Negeri

by admin
December 21, 2020
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Ahkmad Achsani Wibowo, Mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Santri adalah salah satu dari beberapa komponen penting...

Sains dan Agama Tak Perlu Saling Klaim Kebenaran

by admin
December 21, 2020
0

MADRASAHDIGITAL.CO. Oleh: Syahuri Arsyi Menurut Haidar Bagir dan Ulil Abshar Abdalla, penulis buku ini, diskusi tentang hubungan antara agama dan...

Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro

Rektor Uhamka Dinobatkan Sebagai Indonesia Academic Leader 2020

by admin
December 19, 2020
0

MADRASAHDIGITAL.CO, JAKARTA - Menjelang pengujung tahun, Rektor Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) Gunawan Suryoputro kembali meraih prestasi bergengsi. Sebelumnya,...

Next Post

Yang Fana adalah Waktu, Sapardi Abadi

RUU PKS: Prioritas yang Dilupakan

Dinasti Politik, Menyejahterakan atau Menghancurkan Bangsa?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Recent Posts

  • PC Aisyiyah Colomadu Peduli Korban Bencana Alam
  • Lukman Harun: ‘Mari Berlomba dalam Kebaikan’
  • Puisi: Duka Nusantara
  • FPI Lahir karena Muhammadiyah dan NU Elitis? Jangan Mengada-ada!
  • IMM FKIP Uhamka Salurkan Bantuan kepada Korban Banjir Bandang Bogor

Recent Comments

  • Aditya Utama on Cerpen: Luka yang Indah
  • Salman on Ilusi Kedaulatan Hukum
  • Catatan Belajar Mandiri Filsafat Islam 01 – Judul Situs on Apa Hukum Berfilsafat dalam Al-Quran?
  • CATATAN BELAJAR MANDIRI KE-1 MATA KULIAH FILSAFAT ISLAM – CATATAN BELAJAR MANDIRI FILSAFAT ISLAM on Apa Hukum Berfilsafat dalam Al-Quran?
  • Bunda alifa on Kisah di Balik Senyum Indah Jofi

Archives

  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019

Categories

  • Berita
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Sastra
  • Tips
  • Umum
  • Wacana

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
Facebook Instagram

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Kategori

  • Berita
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Sastra
  • Tips
  • Umum
  • Wacana

Sekretariat

Learning Center Madrasah Digital

Alamat
Graha Inkud Lt. 6, Jln. Warung Buncit Raya No. 18-20, Jakarta Selatan, 12740.

Telp
0817123002/085717051886

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In