MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Muhammad Zhafir Setiaji (Kabid TKK PK IMM Fisipol UMY)
Perjalanan hidup Abdul Rozak Fachruddin (Pak AR) menjadi bukti kekuatan semangat, ketekunan, dan dedikasi keilmuannya. Lahir di dunia ketika peluang seringkali langka, tahun-tahun awal Pak AR ditandai dengan tantangan dan kesulitan. Namun, tekadnya yang tak tergoyahkan dan rasa hausnya yang tak terpuaskan akan pengetahuanlah yang mendorongnya maju. Menantang segala rintangan yang menghadangnya.
Dari awal yang sederhana, Pak AR memulai pencarian pendidikan, didorong oleh keinginan yang kuat untuk membuat perbedaan dalam komunitasnya dan sekitarnya. Melalui ketabahan dan ketangguhannya, ia menavigasi seluk-beluk dunia akademis, mengatasi hambatan dan ekspektasi masyarakat di sepanjang perjalanannya. Setiap rintangan yang ditemuinya menjadi batu loncatan, membentuk karakternya dan memperkuat tekadnya untuk mengejar keunggulan (Auliyah, 2021).
Pak AR: Tokoh Inspiratif yang Lahir dari Rahim Muhammadiyah
Di luar aktivitas akademisnya, pengaruh Pak AR juga tercermin dalam kehidupan yang ia sentuh dan pengetahuan yang ia berikan. Pendampingan dan bimbingannya telah menginspirasi banyak orang untuk memulai perjalanan ilmiah mereka sendiri, memupuk warisan pembelajaran dan penemuan yang melampaui generasi.
Terlalu banyak kisah menginspirasi dalam hidupnya, tentang kesederhanaan, kepemimpinan karismatik dan banyak lagi. Dirinya juga dikenal dengan sosok penyejuk, tak heran beliau menjadi salah satu tokoh Muhammadiyah yang paling membekas pada ingatan dan juga hati Warga Muhammadiyah.
Perjalanan hidup dan biografi Pan AR menjadi pengingat yang kuat tentang kekuatan transformatif pendidikan, ketekunan, dan kegigihan mengejar impian seseorang. Kisahnya menjadi mercusuar harapan dan inspirasi, menerangi jalan bagi orang lain untuk mengikuti jejaknya dan memberi pengaruh pada dunia.
Sekilas Tentang Pak AR Fakhruddin
Kisah kegigihan, komitmen, dan pengabdian terhadap agama dan masyarakat, kisah hidup Pak AR sungguh memukau. Lahir dari keluarga yang mendalami tradisi keagamaan dan kepemimpinan masyarakat di Pakualaman, Yogyakarta, didikan Pak AR memberikan landasan bagi pengabdiannya seumur hidup terhadap pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Baginya, memimpin adalah melayani.
Meski berasal dari keluarga sederhana, Pak AR tetap mengikuti semangatnya untuk belajar dan bersekolah di sekolah-sekolah Muhammadiyah, beliau unggul secara akademis dan juga mempelajari nilai-nilai Islam dan pengabdian kepada masyarakat. Ajaran ayahnya tentang agama, kejujuran, dan kewajiban sosial, sebagai kyai dan kepala desa, berdampak besar pada proses menuju pendewasaan di masa-masa awal hidupnya.
Lika – Liku Perjuangan Pak AR
Kesulitan keuangan dan gangguan yang disebabkan oleh pemecatan ayahnya dari pemerintahan dan memburuknya kondisi perusahaan batik adalah beberapa rintangan yang harus diatasi Pak AR dalam perjalanannya menuju studi yang lebih tinggi. Namun, tekadnya tidak pernah goyah, dan beliau tidak pernah berhenti mencari cara untuk memperbaiki diri.
Pak AR memulai perjalanan kepemimpinannya sebagai seorang muballigh dan pendidik pada tahun 1934, bepergian ke berbagai kota untuk berdakwah kepada masyarakat. Saat mengajar di sekolah Muhammadiyah setempat di Palembang, beliau melanjutkan karya ilmiahnya selama tahun-tahun penuh gejolak pemerintahan Jepang. Sejak menjabat sebagai pengurus daerah hingga menjadi guru besar yang sangat dihormati di Universitas Islam Sultan Agung, komitmennya terhadap pendidikan dan pengembangan masyarakat tidak pernah goyah.
Pak AR: Pemimpin Muhammadiyah Paling Lama
Pada tahun 1968, Pak AR terpilih sebagai ketua organisasi Muhammadiyah, melanjutkan kepemimpinannya seiring naik pangkat. Sepanjang hampir 25 tahun kepemimpinannya di Muhammadiyah, beliau memperjuangkan keadilan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan perubahan pendidikan. Dedikasi Pak AR yang teguh terhadap organisasi dan gaya kepemimpinannya yang berpikiran maju akan dikenang selamanya, mempengaruhi masa depan organisasi dan kehidupan generasi mendatang.
Pak AR meninggalkan kesan mendalam atas komitmennya terhadap iman, pendidikan, dan pengabdian, selain kepemimpinannya dalam organisasi. Warisannya tetap hidup dalam kehidupan masyarakat, dan organisasi yang telah memperoleh manfaat dari karyanya dalam advokasi agama, pengembangan masyarakat, dan pendidikan.
Pak AR memiliki kehidupan indah yang berkomitmen pada ilmu pengetahuan, iman, dan kesejahteraan masyarakat; kematiannya pada tahun 1995 adalah akhir dari keberadaannya. Namun jejaknya masih terasa hingga saat ini, sebagai pengingat akan kekuatan hidup yang dijalani dengan baik (Zulkarnain, 2020).
Peran Pak AR dalam Memimpin Muhammadiyah
Kontribusi Abdul Rozak Fachruddin, seorang tokoh penting di, Muhammadiyah, sangat banyak dan mempunyai pengaruh yang tak terhapuskan terhadap pertumbuhan dan arah salah satu gerakan islam terbesar di Indonesia ini. Pak AR adalah seorang pemimpin yang visioner dan berdedikasi. Muhammadiyah mengalami masa perubahan dan perluasan yang luar biasa selama beliau menjabat sebagai Ketua Umum.
Pertama, Pak AR diangkat menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1968. Di tengah gejolak sosial dan politik di Indonesia, rezim yang menekan semua organisasi yang ada, kepemimpinannya berhasil membawa stabilitas dan tujuan bagi Muhammadiyah.
Kedua, Pak AR memberikan pengaruh yang signifikan di bidang pendidikan melalui kiprahnya dalam reformasi pendidikan. Pentingnya pemutakhiran institusi pendidikan Muhammadiyah dengan tetap menjaga prinsip-prinsip Islam menjadi hal yang ditekankannya dalam seruan perubahan. Muhammadiyah memperluas jaringan sekolah dan lembaga di bawah pengawasannya, memastikan bahwa banyak siswa di seluruh Indonesia memiliki akses terhadap pendidikan yang layak.
***
Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Pak AR menekankan program pemberdayaan masyarakat Muhammadiyah dalam upaya membantu daerah-daerah tertinggal dan meningkatkan perekonomiannya. Dengan mengoordinasikan upaya-upaya Muhammadiyah dengan kepedulian sosial yang lebih besar, beliau membantu mewujudkan perubahan di berbagai bidang seperti aksesibilitas layanan kesehatan, pengentasan kemiskinan, dan kesejahteraan sosial.
Keempat, advokasi Islam. Pak AR, seorang tokoh agama yang dihormati, memainkan peran penting dalam mempromosikan advokasi Islam dan prinsip-prinsip perdamaian, keadilan sosial, toleransi, dan toleransi. Ia berbicara dengan pegawai negeri, pendeta, dan anggota kelompok masyarakat sipil untuk mendorong toleransi dan pemahaman antar agama.
Kelima, penguatan organisasi. Kerangka organisasi Muhammadiyah diperkuat, khususnya dalam sistem tata kelola, akuntabilitas, dan perencanaan strategis, ketika Fachruddin menjadi pemimpinnya. Karyanya menetapkan kerangka yang akan digunakan oleh Muhammadiyah untuk memberi kesan pada masyarakat Indonesia di tahun-tahun mendatang (Nasution et al., 2020).
Pengaruh Abdul Rozak Fachruddin terhadap Muhammadiyah sangat luas dan beragam, menyentuh isu-isu seperti aktivisme Islam, pemberdayaan masyarakat, reformasi pendidikan, dan pembangunan organisasi. Kepemimpinan dan visinya telah membentuk sejarah Muhammadiyah dan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia, dan hal tersebut akan terus berlanjut selama berabad-abad yang akan datang.
Apa yang Bisa Kita Refleksikan dari Pak AR
Peran penting Pak AR di Muhammadiyah dan kontribusinya yang beragam telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam masyarakat Indonesia. Sebagai ketua, kepemimpinannya mengantarkan pada periode pertumbuhan dan transformasi, yang ditandai dengan reformasi pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan advokasi Islam.
Komitmen Pak AR dalam memodernisasi lembaga pendidikan dengan tetap menjaga nilai-nilai Islam memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas dan memberdayakan masyarakat marginal. Selain itu, upayanya untuk memajukan kerukunan antaragama dan memperkuat struktur organisasi mengukuhkan posisi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terkemuka di Indonesia.
Warisan Pak AR sebagai pemimpin yang berdedikasi dan visioner terus memberikan inspirasi dan bimbingan bagi Muhammadiyah serta menjadi bukti dampak abadi kontribusinya terhadap masyarakat Indonesia.
Segala perjuangan, keberpihakan, pengabdian dan pelayanan terhadap masyarakat harus terus diingat, api semangat beliau harus selalu dijaga, menyertai setiap langkah pergerakan Muhammadiyah.
Red: Ramadhanur Putra