MADRASAHDIGITAL.CO- OLEH: Raychan Assabiq (Alumni Sekolah Pemikiran Islam (SILAM) Angkatan II PK IMM FAI UMY)
Manusia dikaruniai kemampuan berpikir oleh Tuhan, kepampuan yang dimiliki ini menjadi pembeda dengan ciptaan lainya. Hal ini menarik untuk disimak karena pemikiran dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan dan mengasilkan sebuah kreativitas baru. Berkat produk pemikiran manusia, apa yang dahulu tidak ada sekarang menjadi ada, yang dahulu dianggap mustahil sekarang dapat terjadi.
Socrates adalah seorang filosof dari Athena, ajaran filosofisnya tidak pernah dijadikan teori atau dituliskan akan tetapi dilihat dari perbuatannya. Socrates dalam mencari kebenaran atau ilmu pengetahuan selalu berdialektika dengan manusia lainnya, sehingga muncul dialog, antar Socrates dengan lawan bicaranya, karena menurut Soceates kebenaran tidak milik diri sendiri melainkan manusia sebagai sumber kebenaran sekaligus ilmu pengetahuan.
Socrates mengklaim dirinya bahwasanya ia bukanlah orang ahli ilmu pengetahuan, melainkan pengetahuan itu harus di cari dengan cara berdialog dengan sesama manusia, karena dia menganggap manusia adalah pusatnya ilmu pengetahuan atau biasa disebut dengan istilah Antroprosentris, Semua ilmu pengetahuan bersumber dari pola pikir manusia dari akal yang berkembang, dalam istilah filsafat disebut dengan aliran Rasionalisme
Rasionalisme merupakan cabang dari epistimologi filsafat barat, rasio yang berartikan akal isme berartikan paham, maksudnya, bahwa sumber ilmu pengetahuan berasal dari akal, maka inilah alasan Socrates selalu mencari kebenaran atau ilmu pengetahuan dengan berdialog dengan manusia karena hanya manusia lah satu satunya makhluk yang dikaruniai akal.
Jauh sebelum Socrates adapula tokoh -tokoh filsuf seperti diantaranya Thales, Axiamander dan lain sebagainya, para filsuf sebelumnya lebih tertarik dengan isu-isu penciptaan alam semesta dan gejala alam dan benda benda luar angkasa itulah mengapa mereka dijuluki filsuf oleh orang sekitar, karena di masa itu, orang Yunani lebih percaya dewa-dewa yang mengatur alam semesta, namun bagi Thales tidak dan terus mencari kebenaran mengenai masalah gejala gejala alam.
Namun Socrates berbeda dengan filsuf lainya, dia lebih suka meneropong tentang gejala-gejala sosial, prilaku manusia dan pengertian-pengertian yang dipahami manusia diantaranya, etika, sosial, politik dan ekonomi, lain karena baginya hidupan yang tidak diuji tidak layak untuk dijalani oleh manusia.
Dimana ada kerumunan manusia disitulah socrates biasa ditemukan, kebiasaannya adalah pergi ke pasar dan ke sejumlah tempat umum dimana manusia sering berkumpul di bercakap dengan berbagai orang berbeda, tua, muda pria, Wanita, budak , merdeka, kaya maupun miskin, socrates mengajak berdialog dengan siapa saja yang bisa diajaknya bicara dalam mode tanya jawab untuk menyelidiki masalah-masalah serius.
Satu hal yang akan dia lakukan pertama jika bertemu siapapun adalah bertanya socrates menanyai orang-orang tentang menurut nya yang paling penting misalnya cinta, Kehormatan dan keadaan jiwa mereka secara umum socrates tidak pernah peduli orang yang diajaknya berbicara mau atau tidak itu pula yang membuat dirinya mendapatkan julukan sebagai couple of athens atau seekor lalat pengganggu Athena.
Socrates menggunakan metode yang biasa disebut dengan dialog(dia-logos) Dia artinya melintasi atau menyebrangi dan logos artinya kata atau nalar, niat Socrates mau mengajak manusia agar memperhatikan dan memuaskan jiwa agar tau tentang diri per individu manusia, karena baginya dialog harus menelanjangi dan berefleksi agar orang menjadi sadar akan hidupnya, dalam berdialog Socrates berpura pura tidak tau guna memancing lawan bicaraya dan membuat alur berpikir sendiri, bagi Socrates sitiap orang telah memiliki basis-basis pengetahuan namun persoalanya adalah tidak semua orang mampu mencapai dan mengkomunikasikan pengetahuan tertentu kepada orang lain.
Seiring berjalanya waktu gaya berbicara Socrates ditiru oleh anak muda Athena meskipun begitu dia tak menganggap dirinya sebagai seorang guru, karena Socrates bukan pemancar informasi yang diterima secara pasif oleh orang lain maka dia menolak perbandingan dengan guru, namun sebaliknya Socrates membantu orang untuk mengenali dirinya sendiri, apa yang nyata dalam dirinya dan apa yang baik untuk diri seorang tersebut. Aneh memang jika melihat perilaku Socrates jika dilihat dari kacamata hari ini atau di zaman itu, meski lambat laun Socrates diaggap manusia paling bijaksana di Athena dan Adapun orang yang mengaggapnya sebagai guru sejati, namun dia tidak pernah meminta upah atas apa yang telah diajarkan kepada orang lain.
Hal itu berbanding terbalik kepada kaum shofis, atau kaum intelektual di zaman itu, yang akan mau berbicara atau mengajarkan ilmunya ketika diberi upah, socrates sangat luar biasa, implikasi dari model filsafat yang dikembangkan tidak sebatas menggugah kesadaran manusia atas hidupnya namun lebih dari itu .
Socrates mencoba melakukan revolusi atas sebuah sistem yang dianggap kurang baik untuk masyarakat Athena, dibidang bernegara dan moral keagamaan khususnya pertama,di bagian negara pada waktu itu Athena menggunakan sistem demokrasi Socrates mengkritik praksis di operasi yang berlangsung masa itu dalam demokrasi keputusan penting diambil dengan dasar keinginan suara terbanyak atau voting suara seorang cendekiawan yang bijaksana.
Kedua, bagian moral, socrates tidak percaya pada dewa-dewa orang Athena dia mengatakan pada banyak kesempatan bahwa para dewa telah berbohong atau melakukan Tindakan jahat dan dewa dewa olimpus, penyihir dan masyarakat kota memiliki sifat suka bertengkar dan pendendam berikut kata Socrates, oleh karena itu penganut dewa dewa dianggap miskin moral.
Ketiga, di Athena agama adalah masalah partisipasi publik di bawah hukum yang diatur oleh kalender festival keagamaan dan pemerintah menggunakan pendapatan (pajak) untuk memelihara kuil dan tempat suci, maksud Socrates agar pemerintah Athena menggunakan pendapatan secara bijaksana sehingga tidak ada lagi orang miskin yang kelaparan.
Tindakan Socrates ditiru oleh anak anak muda Athena, sehingga dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan makar dan menghacurkan anak muda dengan gagasan pemikiranya dan setelah dinyatakan bersalah Socrates dibunuh dengan cara minum racun, lalu perjuangan Socrates dilanjutkan oleh muridnya yang bernama plato, Plato punya murid lagi yang bernama Aristoteles sehingga peradaban filsafat terus berkembang sehingga bisa kita pelajari hingga saat ini.
Red: Saipul Haq