Hizba Muhammad Abror*
Hai, gimana kabarmu?
Aku harap kamu baik-baik saja dan sehat selalu. Selalu dalam lindungan rahmat tuhan.
Senang bertemu denganmu ‘teman baru’.
Surat ini kutulis untukmu. Iya, kamu.
Untuk kamu yang selalu jadi bahan pembicaraan ‘orangtua’.
Untuk kamu yang jadi bahan bacaan ‘orang dewasa’.
Untuk kamu yang kadang jadi bahan cercaan
dan objek yang disalahkan akan bobroknya perkembangan zaman.
Tak jarang kudengar tetangga mengeluhkan kehadiranmu, sikapmu,tingkahmu.
“huhh, anak muda jaman sekarang.” Dengan wajah sayu dan kecewa seakan tak pernah berbuat salah.
Baru saja kubaca artikel di suaramuhammadiyah.id yang bilang kalo kamu itu generasi tanpa tuntutan, tanpa kritik, lemah nalar, mudah baperan, disenggol dikit belok bukan bacok, dia bilang juga kalo kamu itu pemalas dan gak punya prinsip. Lalu, ditambah lagi kamu gak layak jadi panutan karena manutan. Terlacak, ia adalah Muh. Akmal Ahsan.
Ya, semua itu memang benar adanya. Tapi, anggaplah itu sebagai ocehan ‘orangtua’yang selalu membandingkan kamu yang sekarang dengan masa mudanya. Perlu didengar untuk menghargai, tak perlu dimasukin hati karena kamu hanya dinasehati. Seperti marahnya orangtua kepada anak, kita tak perlu melawan karena itu tanda kalo dia sayang sama kamu. Iya,kamu. Kamu hanya perlu berbenah diri.
Mudahnya akses informasi dan teknologi sekarang membuat kita merasa kecil, merasa sulit untuk melangkah menemukan sesuatu karena semua sudah ada penemunya. Coba kamu lihat saja buku RPUL yang dibawa-bawa anak SD kalo sekolah, dihalaman terakhir biasanya ada list penemuan berikut nama penemunya. Mau berkarya dengan konten yang mirip takut dianggap plagiasi, mau bikin konten cover lagu ntar dibilang gabisa berkarya. Kadang ngerasa minder dengan apa yang udah dicapai teman-teman di instagram ada yang udah ke luar negeri (entah ngapain), ada yang lagi angkat piala, ada yang lagi ikut ekspedisi, ada juga yang snap “lagi gabut nih” tapi viewnya dikamar hotel mewah, haha. Itulah masalah kita kawan.
Masalah yang gak pernah dihadapi mereka yang mengalami “masa berapi-api” tapi 20 tahun yang lalu. Mungkin kalo dulu udah ada mobile legend atau PUBG reformasi bukan gak jadi tercetus pada 1998.~
Buah tak jatuh jauh dari pohon. Kata-kata bijak yang sering terdengar tentang hubungan seduah ikatan kekeluargaan. Jika memang saat ini kamu dalam kesalahan maka tak sepenuhnya kesalahan itu perbuatanmu, bisa jadi orang-orang sebelum kamu yang gak persiapkan kamu baik-baik, bisa jadi mereka juga salah dalam melihatmu.
Tapi surat ini bukan untuk saling menyalahkan, surat ini juga bukan minta pengertian dari ‘ orangtua’ yang udah nasehatin kita ntar dibilang apologi, ngeles, alesan, dsb. Tenang wahai ‘orangtua’ surat ini hanya surat cinta.~
Kayak surat Al-Ikhlas, yang didalam surahnya ga ada nyebutin kata2 ikhlas. Surat ini juga begitu, ga nyebutin “aku cinta kamu”. Karena cinta tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata. Lebih dari itu.
Yang mau kusampaikan dalam surat ini Cuma ajakan untuk teman-teman karena akupun masih dalam proses pembelajaran bahkan s1 aja aku belum selesaikan.
Revolusi dalam frasa revolusi industri memiliki arti perubahan yang cepat. Berbeda dengan evolusi yang lambat. Jadi perlu untuk kita sadari bahwa saat ini kita harus membaca lebih dalam dari beberapa generasi silam, melangkah lebih jauh daripada mereka yang saat ini sudah renta, berkarya lebih baik daripada mereka yang saat ini mulai “riya’”.
Jangan pernah merasa minder dari mereka yang sekarang ‘lebih’ dari kamu. Dunia saat ini bukan ajang untuk kompetisi, tapi dunia membutuhkan kolaborasi. Pilihlah peranmu, tekuni hobimu, jadikan semua yang kamu lakukan untuk selalu berkontribusi dan menginspirasi. Jika pergolakan tahun 98 tentang aksi di jalan maka kita perlu mencari cara bagaimana aksi sejalan. Sejalan dengan persatuan, sejalan dengan perdamaian, sejalan dengan keadilan, dan sejalan dengan perkembangan zaman.
Mari mulai membaca…
Mari mulai berkarya, setidaknya dengan tulisan kecil…
Mari mulai berbicara di forum diskusi, sampaikan apa yang kamu baca sampaikan apa yang kamu rasa…
Jangan menyontek ketika ujian.
Jangan titip ketika absen.
Bentangan rintangan yang ada didepan bukanlah alasan untuk berpasrah, melainkan menuntut kiprah.
“Petualangan kita masih panjang, sayang jika hanya ingin mencari jalan pintas.” –Monkey D. Luffy
“empat kali empat sama dengan enambelas, sempat tidak sempat surat ini harus dibalas”
*Mahasiswa PAI UMY
hmmm namanya juga orang tua yang zamannya beda sama yang sekarang…. Kudu sobrun