Madrasah Digital
Kirim Tulisan
Buat Akun
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
    • Life Hack
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
Tuesday, April 13, 2021
No Result
View All Result
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
    • Life Hack
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result
Home Opini

Pancasila dalam Kelas Kuliah

admin by admin
February 19, 2020
in Opini
3 min read
0
Kutipan Tulisan Muh. Akmal Ahsan

Kutipan Tulisan Muh. Akmal Ahsan

31
SHARES
103
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Muh. Akmal Ahsan*

MADRASAHDIGITAL.CO – Ini adalah dialog yang diskursif, apalagi baru saja Indonesia Lawyers Club menggelar diskusi bertajuk “Agama Musuh Besar Pancasila?”. Begitu pikir saya sebelum datang di dalam kelas kuliah mata pelajaran pengembangan kurikulum yang pada kesempatan tersebut subbahasan Mahasiswa ialah “Pancasila dan UUD Sebagai Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum”. Pada sesi tanggapan, saya mengacungkan tangan dan menggelar argumen awal “jika Islam dianggap sebagai ideologi maka ia secara kontradiktif akan bertabrakan dengan pancasila. Seseorang tidak bisa memakai dua kacamata sekaligus pada kepala, kecuali orang gila”, demikian saya katakan sambil menyelipkan nada bercanda.

Baca Juga

IQ-EQ (Information Age)

Emotional Intelligence untuk Meningkatkan Hablumminallah-Hablumminannas

April 9, 2021

Mencerahkan Dengan Trilogi Gerakan

March 24, 2021
Haramkah Demokrasi?

Mengungkap Sisi Haram Demokrasi

March 22, 2021

Belum selesai argumentasi saya ucapkan, pak Dosen memotong pembicaraan, “itu diluar konteks pembicaraan, kita tidak sedang membahas itu (Pancasila dan Islam), kita membahas kurikulum”. Tapi saya meminta izin melanjutkan argumentasi, “kedua, kebijakan merdeka belajar dan asas fleksibilitas Nadiem Makariem berpotensi menjadikan kurikulum dan pancasila kontradiktif. Pancasila adalah ideologi yang memiliki kepentingan untuk menginternalisasikan nilainya sementara asas fleksibilitas berpotensi melahirkan tafsir ideologi yang terlalu banyak”. Segera Pak Dosen kembali memotong pembicaraan, lalu pembelajaran di kelas dilanjutkan dan abai pada argumentasi saya.

Sebenarnya ke arah mana argumentasi saya inginkan ialah: pertama, ada fundamen filosofis dalam pancasila yang kembali mesti didialogkan, kita tidak bisa melupakan sekejab perdebatan filosofis antara agama dan pancasila di masa lalu, sebaliknya ingatan itu mesti terus dirawat dan pada masa ini didialogkan kembali. Apa hubungannya dengan mata pelajaran Pengembangan Kurikulum?, saya sebenarnya ingin mengetahui sejauh mana dasar filosofis dari pancasila dapat diterapkan dalam pendidikan Islam yang notabene sering menyangka Islam sebagai ideologi. Islamisme akut yang berdampak tafsir radikal tentu dalam hal ini berpotensi merongrong pancasila sebagai dasar negara yang telah disepakati.

Kedua, Pancasila sebagai falsafah negara mau tidak mau dipahami harus dengan pendekatan filosofis (radikal, komprehensif, sistematis, universal). Sampai disini, yang saya inginkan adalah pengetahuan mengenai dasar epistemologis, ontologis dan aspek aksiologis dari Pancasila yang pada akhirnya mampu dikontekstualisasikan dalam wujud kurikulum pendidikan nasional. “kita tidak sedang berbicara hal yang sifatnya abstrak namun konsep kuriulum”, demikian pak Dosen bergelar doktor itu membantah dan menyelesaikan diskurus sementara dalam hati saya mengatakan “kita sedang berbicara falsafah yang tidak falsafah”.

Demikian diskusi soal Pancasila dan UUD sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum itu selesai di dalam kelas. Saya tidak menemukan jawaban, karenanya saya berjanji kepada diri saya untuk menyelesaikan jawaban pertanyaan saya sendiri di warung kopi.

Pancasila di Kelas

Kampus hakikatnya adalah ladang yang paling subur untuk menumbuhkan argumentasi berkaitan soal dengan Pancasila, khususunya pada peristiwa-peristiwa kontroversil yang akhir-akhir ini terjadi. Maka kelas di kampus harus memfasilitasi dialog pancasila. Mengkritisi dan membuka sebanyak mungkin argumentasi. Syaratnya ialah memahami teks, mengamati konteks dan selalu ada upaya interpretatif untuk dilakukan kontekstualisasi.

Dalam kisah yang saya utarakan di atas, pancasila secara fundamental benar-benar harus dipahami secara filosofis, tidak secara sekonyong-konyong dituangkan dalam bentuk konsep teknikalitas. Hanya dengan demikian, ia secara benar dapat ditempatkan sebagai falsafah negara. Sebagai pertimbangan pemikiran, kita bisa melihat tendensi beberapa pihak kepada kurikulum yang dianut pesantren, kita sering menerima cercaan media kepada pesantren yang disangka radikal dan ekstrem, kita melihat pemukulan, bullying, klitih, pelecehan seksual dan kasus-kasus lainnya. Pertanyaannya, kemanakah pancasila?, saya pikir kehilangannya dimulai dari absennya kita untuk memahaminya secara fundamental-filosofis, dan terjebak dalam dataran konsep dan teknikalitas pembelajaran.

Saya sudahi catatan ini dengan harapan bahwa pertentangan dan kontradiksi dalam pancasila sebagai sebuah realitas historis yang kini mengemuka di publik harus terus dibicarakan dan tiada berhenti pada tafsir mutlak BPIP. Kita memahami betul, pancasila adalah ideologi terbuka yang melapangkan dirinya untuk dikritik. Dalam hal ini, kampus dan ruang kelas didalamnya harus mendalami, menghargai sejarah sambil terus berupaya melihat titik persimpangan hal-hal yang kontradiktif di dalamnya, termasuk dalam perumusan dan pengembangan kurikulum nasional. Dalam demokrasi seperti Indonesia ini, pertentangan kelompok dengan tafsirnya masing-masing memang menakutkan, namun sama sekali ia bukan alasan untuk menutup mulut publik.

Terakhir saya menitipkan salam saya kepada Prof Yudian, Rektor saya yang kini memimpin BPIP. Ditunggu tiktoknya Pak!

*Kepala Madrasah Digital Yogyakarta

Tags: BPIPKuliahKurikulumpancasilaPendidikan Islam
Share12Tweet8SendShare
Previous Post

Syafii Maarif, Hamka, dan Pabrik Kearifan Kata

Next Post

Menjaga Optimisme Bibliofil di Era Digital

admin

admin

Related Posts

IQ-EQ (Information Age)

Emotional Intelligence untuk Meningkatkan Hablumminallah-Hablumminannas

by admin
April 9, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Debby Elvionita, Anggota Albirru Organizer Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Yogyakarta   Aspek kecerdasan yang dimiliki seseorang memang...

Mencerahkan Dengan Trilogi Gerakan

by Muhammad Nur Faizi
March 24, 2021
0

Sejak awal berdiri, Muhammadiyah menargetkan kontribusi keseluruhan di semua bidang. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah membangun ribuan sekolah ternama dengan fasilitas...

Haramkah Demokrasi?

Mengungkap Sisi Haram Demokrasi

by admin
March 22, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO-Oleh: Mustofa Dahlan, Mahasiswa Fakultas Agama Islam UAD Yogyakarta Demokrasi merupakan sebuah sistem politik yang saat ini banyak diimplementasikan oleh...

Muh Akmal Ahsan

IMM Ditengah Krisis Peradaban

by admin
March 18, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO-Oleh: Muh. Akmal Ahsan, Penulis Buku Meretas Batas Pemikiran Percakapan ihwal lintas peradaban selalu menjadi discourse yang dialektis, perdebatan ihwal...

Milad 57 tahun IMM (Madrasah Digital)

Susila Cakap Takwa, Profil Kepribadian Kader IMM

by admin
March 15, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Muhammad Roviqul Islam Halawa, Kader IMM Sukoharjo  Jika kembali  merefleksikan  sejarah  tentang  berdirinya IMM, setidaknya terdapat dua faktor;...

Milad 57 tahun IMM (Madrasah Digital)

Spirit Milad 57 IMM: Menjadi Motor Penggerak Dynamic Organization

by admin
March 14, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Suwanto, Alumnus UIN Sunan Kalijaga & Peneliti Hukum dan Politik Islam Kalau kita buka lembaran sejarah, Ikatan Mahasiswa...

Next Post

Menjaga Optimisme Bibliofil di Era Digital

eksploitasi alam

Kepentingan Kapitalis dalam Pengelolaan Alam di Kuningan

Ilustrasi Cover Adicerita Hamka (2017) dan Hamka's Great Story (2016)

James R Rush dan Narasi Besar Hamka

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Rektor Uhamka: Sambut Ramadhan, Hidupkan Kemanusiaan
  • Merantau ke Deli, Karya Buya Hamka yang Sarat Nilai
  • Makna Puasa Bagi Seorang Muslim
  • Bullying Privacy Is Dark Jokes, dari Tabu ke Lumrah
  • Emotional Intelligence untuk Meningkatkan Hablumminallah-Hablumminannas

Recent Comments

  • Salmafjr on Cerpen: Tomo dan Setan Rumah Kosong
  • Muhammad Daffa on Cerpen: Tomo dan Setan Rumah Kosong
  • Ummu Ahya FKIP UHAMKA 1998 on Islam Agama Perjuangan
  • Fadhlina shifa h on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi
  • Ridwan on Pelajar dan Guru Menanti Bantuan Kuota Internet Gratis 2021

Archives

  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019

Categories

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Life Hack
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Life Hack
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Sekretariat

Learning Center Madrasah Digital

Alamat
Graha Inkud Lt. 6, Jln. Warung Buncit Raya No. 18-20, Jakarta Selatan, 12740.

Telp
0817123002/085717051886

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

  • Redaksi

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In