MADRASAHDIGITAL.CO – Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan pandemi global Covid-19 atau Corona Virus Desease. Menurut penyelidikan, wabah yang berasal dari Wuhan, Cina, itu muncul pada akhir 2019 dan mulai hijrah ke berbagai negara di dunia pada awal 2020.
Virus ini diidentifikasi dengan berbagai gejala yang hampir sama seperti flu, yakni batuk disertai demam tinggi atau gejala lain seperti asma. Kendati demikian, penyebaran virus ini begitu cepat dan dapat ditularkan melalui udara saat batuk dan kontak langsung seperti jabat tangan. Bahkan, virus ini bisa menjangkit tanpa gejala apa pun. Inilah yang menyebabkan penyebarannya begitu cepat.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan protokol pencegahan dasar Covid-19, mulai dari melakukan kebiasaan mencuci tangan dan melakukan social distancing. Bahkan, di beberapa negara ada yang menerapkan lockdown. Sedangkan di Indonesia, penanganan Covid-19 ini terbilang lambat. Minimnya bukti yang kuat akan menyebabkan terhambatnya transparasi info masuknya virus ini ke Indonesia. Pemberlakuan imbauan-imbauan stay at home atau PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pun baru disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal (31/03) di DKI Jakarta. Ada rentang waktu hampir sebulan sejak ditemukannya awal kasus virus tersebut di Indonesia.
Pandemi corona memiliki dampak multisektoral. Selain dampak nyata dan langsung terhadap kesehatan masyarakat, pademi ini juga berdampak sosial lebih luas. Berubahnya dinamika sosial dan cara interaksi sosial yang sangat drastis. Stigma etnis tertentu dan gambaran mengerikan tentang pembatasan interaksi antarorang hanyalah dua dari banyak dampak sosial-psikologis dari kebijakan PSBB.
Walaupun diyakini sebagai cara efektif untuk menekan kurva epidemiologis, terbatasnya gerak manusia ini berpotensi menjadi sumber ketakutan akan bahaya infeksi dan kemungkinan terjadinya isolasi berkepanjangan, rasa bosan, frustrasi, ketakutan kekurangan bahan pokok, dan hilangnya perlindungan finansial. Dan, sering kali memisahkan orang dari keluarga, teman, serta lingkungan sosialnya dapat membawa efek serius bagi kesehatan mental.
Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan masyarakat berkaitan dengan kesehatan, kondisi ekonomi domestik rumah tangga, rasa aman dan nyaman, serta kualitas hidup yang baik. Sehingga, masyarakat yang sedang dihadapkan pada pandemi Covid-19 dapat tetap memenuhi kebutuhan dasarnya dan menjalankan fungsi sosialnya. Namun, kondisi saat ini justru membuat masyarakat mengalami kerentanan sosial. Kerentanan sosial membuat produktivitas menurun, mata pencarian terganggu, dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat, seperti kepanikan.
Munculnya kebijakan baru, yaitu physical distancing yang dinilai kurang efektif serta kurang tegasnya kebijakan PSBB. Bahkan munculnya sebuah kerentanan sosial, seperti masyarakat yang melakukan tindakan apatis, tindakan irasional, serta meningkatnya kriminalitas.
Salah satu penanganan dari pemerintah yaitu, melakukan social safety net (jaring pengaman sosial) seperti menyediakan bantuan sosial dalam bentuk program PKH, Kartu Sembako, Bansos Langsung, Kartu Pra Kerja, dan listrik gratis.
Bantuan sosial yang disiapkan pemerintah, yaitu melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Pemerintah telah memperluas jumlah keluarga penerima manfaat PKH.
Yang menjadi pertanyaansaat ini apakah bantuan sosial ini sudah efektif dirasakan setiap lapisan masyarakat? Dan akankah menjadi jaminan bagi keberlangsungan hidup?
Responsilitas yang banyak dirasakan oleh masyarakat untuk saling membantu satu sama lain menjadi motivasi tersendiri di tengah pagebluk ini. Pilar-pilar sosial turut membantu dalam menanganani psikososial, di mana Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) menyediakan layanan dukungan Psikososial untuk para kemanusiaan dan tenaga medis layanan ditujukan kepada pekerja kemanusiaan yang terdampak Covid-19 seperti sesama pekerja sosial, tenaga kesejahteraan sosial (TKS), dan Relawan Sosial; serta bagi tenaga medis yang menangani Covid-19 seperti dokter, Perawat, dan tenaga medis lainnya.
“Tenaga Layanan Dukungan Psikososial Covid-19 yang diberikan IPSPI dilakukan oleh para pekerja sosial dengan tujuan menimalisir dampak psikologis dan sosial penerima manfaat dari situasi yang diakibatkan oleh Covid-19,” kata Widodo.
Dia mengungkapkan, kehadiran pekerja sosial dinilai penting dalam penanganan Covid-19, selain itu pekerja sosial perlu proaktif mendukung komunitas/masyarakat di Indonesia untuk melawan penyebaran virus Corona.
Layanan yang diberikan IPSPI adalah edukasi psikososial, hotline dukungan psikologi awal, konseling daring, dan layanan rujukan. Layanan tersebut dilakukan secara profesional dan tersupervisi.
Diharapkan Layanan ini bisa meminimalisir tingkat kepanikan, serta potensi kerentanan sosial dan dampak yang terjadi di masyarakat. Hal ini sekiranya dapat menjadi antisipasi terhadap potensi kerentanan sosial yang akan terjadi di masyarakat agar tidak melahirkan berbagai masalah baru.