MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh: Ajeng Sri Mulyani, Mahasiswi UIN Bandung
Sejak ramai penggunaan kata insecure atau kurangnya rasa percaya diri yang disebabkan oleh banyaknya faktor, menjadikan masyarakat pengguna sosial media beramai-ramai untuk membuat kiriman berupa tulisan disertai foto yang menunjukkan bahwa dia merasa tidak percaya diri. Salah satu contohnya karena fisiknya tidak serupa dengan mereka yang diagung-agungkan memiliki body goals atau bentuk fisik ideal sesuai dengan impian banyak orang. Setelah itu, kita menilai bahwa diri kita itu memiliki kekurangan dan berpikir bahwa kita tidak pantas untuk menampilkan kondisi fisik ini dan berusaha mencari cara untuk bagaimana ‘memperbaiki’ kondisi fisik kita agar dapat diterima di masyarakat.
Kondisi minder ini sebetulnya boleh saja dilakukan, apabila dengan tujuan yang positif atau baik. Semisal, setelah kita merasa bahwa postur tubuh kita terlihat gemuk dan dikhawatirkan memiliki penyakit akibat kelebihan berat badan, kita inisiatif untuk melalukan diet sehat, dengan cara menjaga pola makan, olahraga yang teratur, mengurangi konsumsi makanan dengan bahan yang berpotensi menaikkan berat badan dengan cepat, mencukupi kebutuhan minum air putih dan tidak begadang. Dari sini, kita bisa memulai untuk melaksanakan pola hidup sehat, bukan hanya dengan keinginan memiliki postur tubuh yang ideal saja, kita setidaknya bisa menjaga anggota tubuh kita agar terjaga dari kerusakan dan mengurangi resiko memiliki penyakit.
Lalu, apa hubungannya self esteem dengan rasa minder? Self Esteem sendiri memiliki arti sebagai kondisi dimana seseorang atau individu sedang berada dikondisi dimana ia membandingkan dirinya dengan orang lain dan menunjukkan sejauh mana individu tersebut memiliki rasa percaya diri yang disertai rasa mampu untuk berhasil. Seseorang dengan tingkat self esteem yang tinggi akan memiliki rasa percaya diri, penghargaan diri, yakin akan kemampuannya dan merasa bahwa kehadirannya diperlukan didunia ini. Sedangkan bagi mereka yang memiliki self esteem yang rendah, biasanya merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Dia sering memiliki perasaan yang tidak yakin atas pemikirannya sendiri dan cenderung takut akan respon dari orang lain.
Mereka yang memiliki self esteem yang tinggi biasanya akan kuat untuk menghadapi masa dimana ia merasa tertekan oleh kondisi dilingkungannya dan ditekan oleh kondisi norma sosial yang berlaku dimasyarakat, ia tidak mudah menyerah dan putus asa karena memiliki harapan besar disertai keyakinan yang kuat untuk bangkit, atau berusaha keluar dari kondisi tekanan yang sedang dihadapi. Berbeda dengan mereka yang memiliki self esteem rendah, biasanya mereka akan merasa putus asa, cemas, stress dan mudah depresi karena terlalu fokus akan hal-hal negatif. Sering kali ia merasa bahwa dia tidak pantas untuk dicintai, tidak berhak untuk bahagia dan ia merasa bahwa kehadirannya hanya membawa masalah bagi lingkungan sosialnya. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat self esteem seseorang. Seperti pekerjaan, usia, penyakit yang diderita, keterbatasan fisik, opini yang berderar dilingkungan atau diciptakan oleh media massa, pikiran, persepsi dan alam bawah sadar,
Fenomena body goals yang beredar dimasyarakat, menjadikan fenomena self esteem ini sering dilakukan saat kita sedang bercermin. Dengan mengatakan “apa pipiku terlalu besar ya?” “kok hidungku kurang mancung?” “mengapa wajahku banyak bekas jerawatnya ya?” “kok perutku tidak ramping?” dan lain sebagainya. Setiap dari kita pasti melakukan hal tersebut, namun setiap tanggapan yang menjadikannya berbeda. Jika kita dengan self esteem yang rendah, akan merasa minder dan tidak menerima akan kondisi fisik yang dimiliki. Belum lagi, saat kita terjun ke lingkungan masyarakat, banyak dari mereka yang mengolok-olokkan kondisi fisik kita, otomatis kita merasa malu dan tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain. Menurutku, apabila kita mencoba untuk membangun self esteem menuju titik tertinggi dan berusaha untuk keluar dari zona self esteem yang rendah, spontan kita berpikir untuk bagaimana tidak peduli akan perkataan orang lain, menerima dengan senyum ikhlas atas segala perbuatan orang lain dan jika kita sudah merasa muak atau bosan diolok-olokkan oleh orang lain, terutama akan kondisi fisik kita, sudah seharusnya kita berubah. Berubah dalam arti menjadikan diri lebih baik lagi, tanpa harus melontarkan perkataan yang dapat menyakiti perasaan orang lain dan menerima segala kemajemukan akan kondisi masyarakat Indonesia.
Adakah cara untuk meningkatkan self esteem yang masih rendah? Tentu ada! Pertama, kita harus memulai dengan cara self talk atau berbicara hal-hal berbau positif terhadap diri sendiri. Kegiatan ini berpengaruh untuk kita menghargai diri sendiri dan tentunya berdampak terhadap kesehatan. Kedua, berbuat baik terhadap diri sendiri. Terkadang kita lupa bahwa kita memiliki raga yang harus diberlakukan dengan lembut, mungkin selama ini kita terlalu ‘kasar memperlakukan diri kita sendiri dengan anggapan bahwa “yaudahlah, orang lain gaakan tahu ini”. Tindakan ini tentu salah, seharusnya kita mulai menjaga perasaan kita sendiri dan belajar untuk menasehati diri sendiri sebelum memberi nasehat terhadap orang lain, saat berada didalam tekanan atau masalah. Ketiga, kita harus memulai berkata ‘tidak’ atas hal yang kita tidak sukai. Manusiawi ketika kita melihat orang lain mengajak, menawari atau membutuhkan bantuan, biasanya kita ‘mengiyakan’ itu. Padahal, diri kita sendiri sebenarnya enggan dengan beberapa pertimbangan. Namun, memiliki sikap tidak enakkan terhadap orang lain tidak selamanya baik, lho. Keempat, membangun hubungan yang positif. Perasaan yang negatif berasal dari orang-orang dilingkungan kita dan bisa berdampak cukup besar bagi kita untuk menghargai diri sendiri. Jika merasa lingkungan tersebut kurang baik, maka kurangi untuk berinteraksi atau memberi batasan agar tidak sering untuk bertemu denganya. Menarik diri sementara waktu demi kesehatan mental diri sama sekali bukan hal yang salah, mari untuk mulai membangun hubungan dengan orang-orang yang positif yang bisa menghargai kamu.
Yuk mari membangun self esteem kita menuju titik tertinggi, agar kita dapat mengurangi rasa insecure untuk dirubah menjadi perasaan bersyukur!
Terus menulis ajeng Srimulyani, karmu akan dibaca orang semoga jadi amal sholeh
semoga jadi amal sholeh untuk mencerahkan bangsa