MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh : Dewinta Ambarwati, S.Pd.SD, SDN Kroyolor, Kemiri, Purworejo.
Dalam dunia pendidikan Indonesia, pergantian kurikulum merupakan hal yang wajar. Pemerintah tentu memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan memperbaharui kurikulum yang berlaku. Saat ini kurikulum merdeka yang merupakan kurikulum terbaru sedang diuji coba di Indonesia. Kurikulum ini memuat materi-materi pokok yang diterapkan di sekolah, termasuk penguatan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila memiliki beberapa karakteristik yang diyakini dapat menjadi fondasi dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia yang baik. Meski pun telah gencar dikampanyekan di masyarakat, banyak masyarakat yang masih bertanya-tanya tentang apa itu Pelajar. Wajar, karena istilah Pelajar Pancasila belum ada di kurikulum sebelumnya. Nah, kira-kira apa saja sih karakteristik dari Profil Pelajar Pancasila itu? Menurut Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, ada 6 karakteristik Profil Pelajar Pancasila. Berikut ini penjelasannya!
Pertama,Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Pelajar yang baik harus memiliki spiritualitas yang tinggi, sehingga dapat menerapkan nilai-nilai baik sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya memiliki keimanan dan akhlak beragama, Pelajar Pancasila juga memiliki akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, serta akhlak kepada negara dan bangsa.
Kedua, Berkebinekaan Global
Sesuai dengan slogan ‘think globally, act locally’ yang artinya berpikir global dan beraksi lokal. Seorang pelajar juga harus memegang nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai prinsip ideologi bangsa. Jadi, tidak hanya dengan sesama bangsa Indonesia saja, melainkan juga ketika berhadapan dengan bangsa atau negara lain. Pelajar Pancasila dituntut untuk dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.
Ketiga, Bergotong royong
Salah satu ciri khas budaya bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain adalah gotong royong. Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah menerapkan budaya gotong royong, sudah membudaya dalam masyarakat. Pelajar Pancasila akan mampu melakukan kegiatan bersama-sama dengan suka rela, agar kegiatan tersebut terasa lebih lancar, mudah, dan ringan. Gotong royong juga dapat mendorong kolaborasi, kepedulian, serta rasa ingin berbagi kepada lingkungan sekitar.
Keempat, Mandiri
Dalam praktik pembelajaran dan di masyarakat, walaupun mampu menjalankan sesuatu dengan gotong royong, Pelajar Pancasila akan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dan penuh tanggung jawab secara mandiri. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri terhadap situasi yang dihadapi, serta kemampuan menciptakan regulasi diri sendiri. Kedua hal tersebut dapat membentuk pribadi tangguh dan mandiri.
Kelima, Kreatif
Untuk menciptakan berbagai penemuan inovatif di masa depan, maka diperlukan kreativitas yang tinggi. Tidak hanya sekadar menemukan gagasan-gagasan baru, sebuah inovasi diharapkan juga bermakna, bermanfaat, dan membawa dampak bagi masyarakat. Pelajar Pancasila akan dapat mengasah kreativitas dengan menerapka n pemikiran kritis yang kemudian diolah menjadi inovasi baru.
Keenam, Bernalar kritis
Seorang Pelajar Pancasila juga harus mampu bernalar kritis. Hal ini penting untuk menghadapi kompetisi global seperti saat ini dan tantangan di masa mendatang. Adapun kemampuan berpikir kritis sendiri diartikan sebagai kemampuan secara objektif memproses informasi baik secara kualitatif dan kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisa informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Dengan demikian, diharapkan pelajar akan mampu mengambil keputusan yang tepat.
Profil pelajar Pancasila menjadi unsur penting di penerapan Kurikulum Merdeka. Pengembangan profil pelajar Pancasila bahkan melandasi kerangka dasar kurikulum baru tersebut. Selain itu, profil pelajar Pancasila menjadi bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila pun dijadikan referensi utama yang mengarahkan kebijakan pendidikan.
Dalam struktur Kurikulum Merdeka, pengembangan profil pelajar Pancasila menjadi satu dari tiga komponen utama. Ketiganya adalah kegiatan intrakurikuler (aktivitas belajar di sekolah), kegiatan ekstrakurikuler, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tiga elemen itu masuk dalam alokasi jam pelajaran sekolah dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu terkait lingkungan sekitar dan berkolaborasi memecahkan masalah tersebut.
Dalam Buku Saku Kurikulum Merdeka terbitan Kemdikbudristek, dijelaskan bahwa penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pendekatan pembelajaran berbasis projek kegiatan. Tujuan utama pelaksanaannya adalah mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, peserta didik diajak untuk menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya. Demikian penjelasan keenam Profil Pelajar Pancasila, semoga bermanfaat.
Red: Riza