MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh : Wahyu Nugraha (Guru Sejarah Kebudayaan Islam, Founder Taman Belajar Rumi)
Hari ini saya akan dengan sesederhana mungkin membagikan menjelaskan refleksi tentang Stoicisme. Saya akan merinci beberapa poin dari teori stoicisme. Saya akan menjelaskan apa saja yang dapat diajarkan oleh teori stoicisme kepada kita sebagai kaum muda yang hidup di zaman modern. Bagaimana teori tersebut dapat membantu kita untuk lebih meningkatkan pemikiran positif tentang kehidupan.
Memaknai Ulang Stoicisme
Inti dari pada ajaran filosofi yang satu ini adalah bahwa Stoicisme didasarkan pada gagasan bahwa kita harus menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Hal yang di luar kendali dan kehendak kita dan lebih fokus pada hal yang dapat kita kendalikan. Hal ini mencakup pengembangan kebajikan, melatih disiplin diri, dan menjaga ketenangan di tengah kesulitan.
Stoicisme adalah filosofi kuno yang telah teruji oleh waktu. Menurut saya akan selalu relevan dalam masyarakat modern. Filosofi kuno ini berasal dari Yunani kuno dan dikembangkan terutama oleh para filsuf seperti Epictetus, Seneca dan Marcus Aurelius
Ajaran utama Stoicisme adalah konsep ketidakpedulian terhadap hal eksternal. Menurut saya, di jaman modern ini, dalam saat saat tertentu kita mesti mempunyai seni hidup bersikap bodo amat. Tidak berarti bahwa kita harus acuh tak acuh atau apatis terhadap situasi kehidupan. Akan tetapi kita harus belajar untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Daripada khawatir tentang apa yang tidak bisa kita ubah, tentang apa yang ada di luar kendali kita akan lebih baik kita memusatkan perhatian pada karakter kita sendiri. Bagaimana kita bisa menanggapi keadaan dengan baik.
Stoicisme mengajak kita untuk merenungkan tindakan, pikiran, dan emosi, serta mempertanyakan keinginan dan motivasi kita sendiri. Hal ini mendorong kita untuk memeriksa keyakinan dan hidup yang selaras dengan tatanan alam semesta.
Konsep dan Gagasan Tentang Stoicisme
Salah satu gagasan utama Stoicisme adalah konsep “Kebajikan sebagai satu-satunya kebaikan sejati”. Menurut kaum Stoa, kebajikan adalah satu-satunya kebaikan sejati dan dasar dari kehidupan yang bahagia dan memuaskan. Kebajikan melibatkan hidup selaras dengan akal dan alam, dan mengembangkan kualitas seperti kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri.
Konsep penting lainnya dari Stoicisme adalah praktik disiplin diri dan pengendalian emosi. Kaum Stoa percaya akan pentingnya menjaga ketenangan setiap saat, bahkan di tengah kesulitan. Hal-hal tersebut mengajarkan kita untuk tidak terbawa oleh emosi negatif seperti ketakutan, kemarahan atau kesedihan. Namun untuk tetap tenang dan berpikiran jernih dalam menghadapi situasi yang menantang.
Stoicisme juga mempromosikan gagasan tentang ketidak kekalan dan penerimaan sifat sementara segala sesuatu. Hal ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu dalam hidup ini bersifat sementara. Kita harus belajar melepaskan keterikatan pada hal-hal materi dan ekspektasi yang tidak realistis. Praktik penerimaan membebaskan kita dari penderitaan yang disebabkan oleh penolakan terhadap kenyataan dan memungkinkan kita hidup selaras dengan arus kehidupan yang konstan.
***
Salah satu ajaran stoicisme yang paling kuat adalah gagasan bahwa kita adalah tuan atas tindakan dan pikiran kita sendiri. Hal ini mengingatkan kita untuk melakukan yang terbaik yang kita bisa setiap saat, terlepas dari keadaan eksternal, dan percaya bahwa takdir akan mengurus sisanya. Gagasan ini mengajarkan kita untuk menemukan kegembiraan dalam proses hidup yang baik, daripada mencari kepuasan dalam hasil atau pendapat orang lain.
Stoicisme juga mendorong kita untuk hidup pada saat ini dan menghargai indahnya hidup apa adanya. Hal ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak didapat dari terus-menerus mencari kepuasan eksternal. Tetapi dalam menumbuhkan sikap bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki setiap saat. Hal ini mendorong kita untuk menyadari tindakan kita sendiri dan bersyukur atas kesempatan untuk hidup sepenuhnya, apapun keadaannya.
Stoicisme adalah filosofi mendalam dan transformatif yang mengajak kita untuk merefleksikan sifat kita sendiri dan hidup selaras dengan tatanan alam semesta. Hal ini mengajarkan kita untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah, untuk memupuk kebajikan dan menjaga ketenangan di tengah kesulitan. Hal ini mendorong kita untuk melatih disiplin diri dan pengendalian emosi, menghargai keindahan hidup apa adanya dan hidup selaras dengan alam.
Catatan Akhir
Sebagai poin terakhir, ini adalah alat yang ampuh untuk mencapai kedamaian batin dan kebijaksanaan, dan untuk menjalani kehidupan yang utuh dan otentik. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita bertanggung jawab atas tindakan dan pikiran kita sendiri, dan bahwa kita harus mencari kebajikan sebagai satu-satunya kebaikan sejati.
Di dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan, sikap stoicisme menawarkan kita jalan yang penuh kekuatan, kejelasan, dan ketenangan, yang memungkinkan kita menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan kebijaksanaan.
Ed ; krisna
Red : M. Rendi Nanda Saputra