Oleh: Nadia*
MADRASAHDIGITAL.CO – Saat kita lahir Allah SWT telah memberikan manusia lima hidayah sebagai modal hidup, yaitu gharizah (insting), indera, akal, hati (qalb), agama (ad-din). Itu adalah modal untuk kita dalam menjalani hidup yang Allah SWT berikan kepada umatnya agar tidak salah tujuan dalam menjalani hidup. Dan Allah pun telah memberikan kita fitrah Islam agar dapat menjalani hidup sesuai tuntunan dan ajaranya.
Ketika usia balita kita adalah anak yang super aktif. Apapun yang kita lihat pasti bertanya kepada, ummi, ibu, mamah, bunda apapun sebutan itu yang si anak sebut sesuai kesukaan si anak. Pertanyaanya seperti, “itu apa mah? yang ini apa bunda? ini siapa umi? dia kemana bu?” dan sebagainya. Sampai-sampai ibu kita kewalahan untuk menjawab pertanyaan si anak saking ingin taunya. Lalu, setelah menginjak remaja, si anak mulai tumbuh bermain dengan anak-anak tetangga lainya. Ada yang bermain petak umpet, main bola bekel bagi anak perempuan, main bola bagi anak laki-laki, dan lain-lain. Kemudian, saat menginjak usia dewasa, si anak sudah tidak lagi main dengan anak-anak yang lain. Mereka sudah bisa berfikir bahwa sudah bukan lagi waktunya bermain. Sudah waktunya dia berfikir ke depan tentang masa depanya.
Dan saat disinilah kondisi dimana si anak mulai sibuk akan urusan dunianya baik itu urusan kerja, kuliah, berbisnis, ngantor ataupun yang lainnya. Meraka sudah tidak lagi memikirkan tentang hal-hal yang sia-sia karna yang ada di pikiranya sekarang adalah tentang kesuksesan. Sehingga, kadang seseorang saking semangatnya bekerja sampai lupa pada dirinya sendiri (zolim) lupa bahwa dirinya butuh istirahat, lupa bahwa dirinya butuh bermesraan dengan Sang Kholiq untuk beribadah, dirinya lupa butuh bersosialisasi di masyarakat, dan lupa bahwa dirinya juga butuh kebahagiaan.
Dunia ini benar-benar membuat manusia menjadi terlena dan lupa akan semua, jika kita tidak pintar dalam mengontrol dan memanajemen waktu. Apalagi jika kita sudah masuk ke dunia kerja, kuliah, bisnis dan lain-lain. Kita akan sibuk pada diri kita sendiri sampai lupa pada orang lain bahkan keluarga pun juga kena dampaknya. Kita lupa juga bahwa kita membutuhkan orang lain dan orang lain pun membutuhkan bantuan kita.
Saat disinilah iman kita mulai di uji oleh Allah SWT. Mulai dari lelahnya kerja dari pagi pulang sore tapi bos nya tidak menerima hasil kerja kita. Ada yang datangnya telat beberapa menit tidak mendapat gaji. Ada yang telat bayar SKS (Satuan Kredit Semester) kuliah tidak bisa ikut ujian, ada yang udah bayar SKS, tapi tidak bisa ujian karena tidak memenuhi syarat kehadiran di dalam kelas. Ada yang bisnisnya bangkrut karena perbedaan perspektif di dalam keluarga, juga ada yang rumah tangganya cerai karena tidak bisa memiliki anak. Selain itu, ada yang persahabatanya hancur karena jarang bertemu dan mendengar berita dari orang lain yang tidak konkret, sehingga menyebabkan permasalahan, akhirnya terjadilah permusuhan dan masih banyak lagi cerita lainnya.
Semua itu terjadi karena kita sebagai mausia kadang lupa apa yang telah Islam ajarkan pada kita, sejatinya seorang manusia dalam mejalani hidup harus balance dalam menjalani kehidupan hubungan dengan manusia dan juga hubungan dengan Allah. Semuanya harus bisa kita porsir sesuai ukurannya. Seorang muslim tidak akan di berikan suatu ujian atau musibah melainkan agar manusia ingat pada Tuhan nya dan tidak melupakan Allah SWT yang telah banyak memberikan nikmat, mulai dari nikmat sehat, nikmat iman, nikmat ikhsan dan nikmat Islam di dalam hidupnya.
Apa yang membuat iman manusia lemah? Menurut saya, cuma 1 jawabanya yaitu hubungan dia dengan Allah tidak berjalan dengan baik. Kenapa bisa? Karena manusia tidak melakukan perintah Allah sesuai kodratnya yaitu beribadah. Jika manusia beribadah pada Allah, maka Allah pun akan melakukan hubungan pada manusia yaitu dengan mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan saat kita sedang beribadah kepadanya, seperti, sholat, zikir, puasa, dan lain-lain. Semua itu jika kita lakukan dengan tertib akan berjalan baik juga. Sungguh diri ini amat lemah jika di dalam hati kita tidak ada iman di dalamnya.
Apa yang membuat iman lemah? Ketika kita tidak tekun dalam beribadah, ketika kita asik bermaksiat, ketika kita melakukan dosa, durhaka pada orang tua, ketika hati kita terasa begitu keras dan kaku sampai-sampai menyaksikan orang mati yang terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati, juga ketika Anda terasa malas untuk melakukan ketaatan dalam ibadah, dan juga ketika kita terlalu asik melakukan perbuatan maksiat padahal itu adalah dosa besar yang kita sadari. Jika itu semua masih kita lakukan dan tidak merasa bahwa kelak akan di pertanggung jawabkan, maka hati kita benar-benar sudah mati dan Allah sudah menutup hidayah buat kita. Oleh karena kita terlena oleh permainan dunia, dan kita pun masih merasa tak melakukan suatu perbuatan yang dosa. Sungguh kelak azab Allah sangat pedih jika kita saat sudah ada di dalam kubur, dan penyesalan itu hanya ada di belakang.
Maka dari itu, dibutuhkanlah teman-teman yang seiman dan satu tujuan agar iman kita tetap seimbang, bukan malah iman kita menjadi turun. Hadis nabi berkata, “Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap tetangganya.” (HR. Hakim)
Oleh karena itu, agar iman kita tidak lemah, mari kita memperbanyak teman yang sholih dan sholihah yang bisa mengingatkan kita di kala kita lupa saat melakukan perbuatan dosa atau lupa akan syariat Islam, mana yang dilarang dan mana yang seharusnya dilakukan. Sadar bahwa diri ini butuh orang-orang terdekat agar bisa menjalani kehidupan ini lebih baik dan lebih semangat lagi. Sebab mungkin saking sibuknya kita, kita lupa bahwa masih ada di bawah kita yang lebih menderita dan kehidupanya tidak lebih baik dari pada kita.
Bismillah, yuk bisa berubah lebih baik. Dengan niat karena Allah, menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, dan menjalakan tugasnya sesuai syariat dan pedoman Al-Qur’an.
*Anggota Bidang Kader PK IMM FISIP UHAMKA Jakarta Selatan
Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.