MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Ali Isma (Peserta Sekolah AntiKorupsi)
Korupsi sudah tidak asing di kalangan masyarakat umum. Dalam pemberitaan di media sosial nasional sampai internasional istilah korupsi sering disebut sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa). Pelakunya tidak mengenal batas usia dan jabatan. Diberbagai belahan dunia praktik korupsi menjadi persoalan moralitas yang terus diperangi secara konvensional.
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio, kata ini sendiri memiliki kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan untuk keuntungan individu atau orang lain. Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Juga menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang merugikan keuangan dan perekonomian negara.
Ahli politik dan para ekonom telah terlibat dalam debat yang panjang tentang apakah korupsi membahayakan kemajuan ekonomi negara. Pandangan umum menyatakan bahwa korupsi mengganggu aktivitas ekonomi dengan mendistorsi alokasi sumber daya yang efisien dalam perekonomian. Kebanyakan para ekonom memandang bahwa korupsi merupakan penghambat utama pembangunan. Korupsi merupakan salah satu penyebab pendapatan rendah dan memainkan peran penting dalam menimbulkan jebakan kemiskinan, karena ia merusak pembangunan ekonomi. Korupsi meningkatkan biaya bisnis melalui harga dari suapnya, biaya manajemen dari negosiasi dengan pejabat dan resiko dari pelanggaran kesepakatan.
Perkembangan Korupsi
Tabel 1 di bawah ini menunjukkan perkembangan korupsi yang diukur dengan menggunakan indeks persepsi korupsi di 14 negara Asia Pasifik. Dimana semakin tinggi indeks berarti semakin bersih negara tersebut.
Tabel 1. Corruption Perception Index (CPI) 14 Negara-Negara Asia Pasific
No. Nama Negara CPI CPI CPI
2019 2020 2021
1 | New Zealand | 8.7 | 8.8 | 8.8 |
2 | Singapura | 8.5 | 8.5 | 8.5 |
3 | Australia | 7.7 | 7.7 | 7.3 |
4 | Jepang | 7.3 | 7.4 | 7.3 |
5 | Brunei | 6.0 | 6.0 | – |
6 | Korea Selatan | 5.9 | 6.1 | 6.2 |
7 | Malaysia | 5.3 | 5.1 | 4.8 |
8 | China | 4.1 | 4.2 | 4.5 |
9 | Indonesia | 4.0 | 3.7 | 3.8 |
10 | Timor Leste | 3.8 | 4.0 | 4.1 |
11 | Thailand | 3.6 | 3.6 | 3.5 |
12 | Philipina | 3.4 | 3.4 | 3.3 |
13 | Papua Nugini | 2.8 | 2.7 | 3.1 |
14 | Kamboja | 2.0 | 2.1 | 2.3 |
Sumber : Transparency International
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa CPI setiap negara sulit untuk mengalami peningkatan cukup besar. Negara yang mengalami peningkatan seperti Korea Selatan dari tahun 2019-2021 meningkat (5,9 menjadi 6,2), China (4,1 menjadi 4,5), Timor Leste (3,8 menjadi 4,1), Papua Nugini (2,8 menjadi 3,1) dan Kamboja (2,0 menjadi 2,3). Negara-negara Asia lainnya justru mengalami fase penurunan seperti Malaysia (5,3 menjadi 4,8), begitupun Indonesia, Thailand dan Philipina. Data juga menunjukkan bahwa New Zealand, Australia, Singapura dan Jepang, tiap tahun selalu berada dalam kelompok negara bersih dari korupsi. Sebaliknya negara yang korup juga mengelompok tidak berubah dari posisi semula, seperti Indonesia dan Papua New Guinea. Padahal seperti disebutkan diatas, korupsi bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Teori Korupsi
Menurut Kamus Oxford, korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama dilakukan orang yang berwenang. Korupsi adalah tindakan atau efek dari membuat seseorang berubah dari standar perilaku moral menjadi tidak bermoral. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan tentang pengertian istilah korup (kata sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Makna lainnya. korup adalah suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan pribadi).
Mengkorup adalah merusak, menyelewengkan (menggelapkan) barang (uang) milik perusahaan (negara) tempat kerjanya. Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Meng Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang dan sebagainya)..
Kajian tentang korupsi di Indonesia sudah banyak disampaikan kepada publik, baik melalui diskusi, seminar, hasil survei, media massa dan sebagainya. Salah satu kajian dan survei rutin tentang korupsi dilakukan oleh lembaga independen yaitu Transparency International (TI). Terdapat berbagai macam pendekatan mengenai korupsi dalam bentuk indeks global, misalnya Corruption Perception Index (CPI) dan Global Corruption Barometer (GCB).
CPI adalah Indeks mengenai persepsi korupsi di suatu negara, indeks ini diumumkan setiap tahunnya oleh Transparency International (TI). TI adalah organisasi masyarakat madani global (global civil society) yang memelopori pemberantasan korupsi. Mereka mempertemukan bangsa-bangsa dalam suatu koalisi untuk mengakhiri dampak buruk yang dahsyat dari korupsi terhadap manusia diseluruh dunia. Misi TI adalah menciptakan perubahan menuju dunia yang bebas dari korupsi.
Penyebab Korupsi
Ada beberapa penyebab korupsi. Pertama, menurut teori Triangle Fraud (Donald R. Cressey), tiga penyebab orang korupsi yaitu adanya tekanan (pressure), kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi (rationalization). Kedua, teori GONE (Jack Bologne), faktor penyebab korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs) dan pengungkapan (expose).
Ketiga, teori CDMA (Robert Klitgaard), terjadi karena faktor kekuasaan (directionary) dan monopoli (monopoly) yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas (accountability). Keempat, teori Willingness and Opportunity, terjadi bila ada kesempatan akibat kelemahan sistem dan keinginan yang didorong karena kebutuhan atau keserakahan. Kelima, teori Cost Benefit Model, korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang didapat atau dirasakan lebih besar dari biaya atau resikonya.
Kesimpulan dan Saran
Corruption Perception Index (CPI) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada 12 negara Asia Pasifik. Dengan demikian korupsi bukan menjadi Grease of Wheel atau korupsi tidak menjadi pelicin bagi roda perekonomian. Analisis lebih jauh menunjukkan bahwa hanya lima negara yang sebenarnya memiliki CPI yang signifikan. Tetapi yang dominan mempengaruhi hasil di 12 negara Asia Pasifik adalah Singapura dan Jepang.
Red: Saipul Haq