MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh – Annisya Kurniasih
Semakin dewasa, tuntutan hidup dari lingkungan memang tidak akan terlepas dari setiap individu. Terlebih lagi di dunia tipu-tipu saat ini, dimana setiap orang berlomba-lomba untuk memperoleh gaya hidup yang “katanya” keren, mewah, kaya, trendi, dsb.
Hal tesebut semata-mata sejatinya hanya mengejar atensi dan eksistensi diri dari lingkungan. Namun, apakah hal tersebut menjadi tujuan manusia diciptakan di dunia ini?
Maka dari itu pentingnya kesadaran diri, untuk tidak terjebak dengan segala tuntutan sosial yang ada. Mempunyai proteksi diri, agar terhindar dari hantaman masalah hidup sehingga menjadikan diri kita terombang-ambing mengikuti derasnya arus kehidupan.
Fenomena yang terjadi beberapa waktu lalu di kalangan anak muda, yaitu Citayam Fashion Week. Dimana fenomena ini memperlihatkan bagaimana anak muda saat ini haus akan eksistensi diri. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa remaja menampilkan dirinya dengan pakaian keren dan fashionable di hadapan publik di jalanan daerah Sudirman, Jakarta Pusat.
Tidak heran jika mereka yang ingin seperti itu, terwujud dengan baik. Karena Buya Hamka sendri pernah menyampaikan, kita akan dipertemukan dengan apa yang kita cari. Allah pun menyebutkan hal serupa dalam Al-Qur’an:
“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik” (QS. Al-Isra : 18-19).
Mirisnya, dengan banyaknya fenomena manusia yang berlomba-lomba mengejar dunia saat ini. Menjadikan sebagian yang lain mencoba mengikuti dan berharap lebih dengan memiliki hal yang serupa dengan mereka yang hidupnya hanya mementingkan dunia.
Jika mereka yang berhasil mewujudkannya, terkadang menjadi sombong dan lupa untuk bersyukur. Namun, bagi mereka yang gagal. Tidak banyak yang bersedih hingga berniat mengakhiri hidupnya.
“Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman”.(QS. Al-Hijr: 88).
Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Taha: 131)
Dari dua ayat diatas sudah jelas, padahal Allah peringatkan untuk jangan sekali-sekali kita tujukan pandangan terhadap dunia yang orang lain miliki. Karena sejatinya, kita sudah memiliki bagiannya masing-masing.
Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. Fatir: 35)
Dan Allah hanya ingin kita kembali mengingatnya dengan mempelajari firmannya yaitu, Al-Qur’an. Kehidupan dunia ini memang hanya memperdaya saja, namun bukan berarti tidak penting. Jadikanlah kehidupan dunia ini sebatas sarana kita melakukan amal sholih sebaik-baiknya. Agar kelak, kehidupan akhirat datang.kita telah memiliki bekal yang cukup.