MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh : Muhammad Hafizh Renaldi (Peserta Pelatihan Nasional Mubaligh Muda Muhammadiyah Ke – 13)
Selayang Pandang Dakwah Kampus
Saat ini kampus dikenal sebagai wadah mahasiswa dan mahasiswi yang punya kemauan keras untuk maju secara pikiran, jasmani serta rohani. Kampus yang mempunyai basis keislaman sekiranya mampu menghadirkan keseimbangan pada mahasiswanya dalam ilmu, iman dan teknologi. Ketiga hal ini merupakan satu senjata yang bisa digunakan sebagai alat perang dalam mengalahkan kemerosotan yang terjadi dalam universitas. Kemerosotan yang sangat menjadi perhatian akhir-akhir ini diantaranya adalah kemerosotan moral dan lunturnya nilai–nilai kemanusiaan.
Melihat hal tersebut, diarasa berbagai elemen yang terkait dengan dakwah kampus sudah harus mampu untuk sadar akan hal ini. Sebab, salah satu tema yang cukup penting dalam ajaran islam yakni terkait persoalan kemanusiaan, sebagaimana yang tertuang dalam Al – Qur’an. Selain itu agama kita sangat menjunjung nilai-nilai kemanusiaan ini.
Mahasiswa dan civitas akademika yang tergabung dalam dakwah kampus yang mempunyai idealitas, intelektualitas dan profesionalitas yang tinggi dirasa sangat mampu untuk membangun satu gagasan serta pondasi dakwah dalam rangka menyeru kepada jalan agama Allah dan mampu untuk menghancurkan jahiliyah dengan segala bentuk, jahil pola pikir maupun moral.
Dakwah kampus merupakan implementasi dakwah Ilallah di lingkup Perguruan Tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru kalangan akademisi ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di kampus. Dalam hal ini merupakan satu jalan panjang yang tak terkira hingga ke surganya kelak. Sementara sebagai seorang akademisi yang ada di kampus merupakan sebuah creative-minority. Maksudnya komunitas kecil yang terdiri dari Sebagian orang yang beruntung untuk menikmati Pendidikan tinggi di universitas. Maka dari itu berdakwah di ranah universitas sama dengan mengajak satu komunitas yang mempunyai kepekaan tinggi terhadap kondisi sosial.
Realita Objektif Dakwah Kampus
Memasuki suatu masa yang kita sangat dekat dengan teknologi saat ini tentu menjadi subjek dakwah bukan hal yang mudah. Mengutip pernyataan dari Imam Syafi’I, ketika beliau pernah ditanya oleh seseorang: ‘’Mana yang lebih hebat bagi seseorang, antara dikokohkan atau diberi ujian‘’. Lalu beliau menjawab. ‘’Ia tidak di kokohkan sebelum diberi ujian‘’. Begitu juga dalam halnya dakwah kampus, ia tidak akan kokoh sebelum melewati berbagai ujian dan permasalahan.
Permasalahan umum yang biasa terjadi dalam dakwah kampus diantaranya pandangan dakwah kampus yang masih cenderung tradisional-konservatif. Selain itu terdapat simplikasi fungsi agama dan terdapat privasi dalam beragama di lingkup kampus. Permasalahan lainnya yang biasa muncul di lingkup dakwah kampus adalah ketika pandangan orang-orang yang menganggap bahwa agama merupakan hanya urusan individu yang sangat sakral yang ada di ruang-ruang masjid, forum-forum pengajian dan pada momentum hari besar agama. Mirisnya Sebagian dari aktivis dakwah kampus mengukur tingkat keberhasilan dakwahnya melalui kuantitas jama’ah yang hadir dan mampunya organisasi dakwah kampus menghadirkan pembicara besar dalam suatu kajian.
Tidak salah jika beberapa hal tadi kita jadikan tolak ukur. Akan tetapi ketika kita berbicara perihal dakwah maka ini merupakan satu hal yang sangat kompleks. Sebagaimana islam ketika diturunkan di muka bumi bukanlah ketika kondisi masyarakat stabil pada waktu itu. Islam hadir pertama kali ketika adanya ketidakstabilan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat arab pada waktu itu. Islam merupakan agama yang mempunyai semangat revolusioner dalam membangun tatanan masyarakat yang adil, egaliter dan demokratis.
Maka dari itu untuk menyelesaikannya, kita harus memahami lebih dalam terkait pekerjaan rumah kita untuk menata kembali sistem dakwah kampus. Disini, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan, seperti perubahan sistem pengetahuan, pemetaan sebab dan akibat problematika dakwah, dan tercapainya dakwah kampus yang moderat.
Menata Ulang Sistem Dakwah Kampus
Dakwah kampus saat ini sudah harus mampu mempunyai sistem yang terpadu dengan mengintegrasikan aspek formal dan non-formal yang ada di kampus. Sistem dakwah kampus sudah harus mampu menjadi satu kekuatan besar bagi umat muslim dalam mewujudkan misi rahmatan lil alamin bukan rahmatan lil muslimin. Berkaca dari salah satu organisasi dakwah terbesar yang ada di indonesia, yakni Muhammadiyah. Kekuatannya mampu untuk mengantarkan bangsa ini sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka.
Dalam mendirikan Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan memulai dengan mengisi kecerdasan dan pemerataan kondisi sosial umat melalui gerakan amal, seperti mendirikan Lembaga Pendidikan, panti asuhan,Lembaga Kesehatan yang hingga kini kita kenal sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Berkaca dari gagasan KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah dan menjadikannya sebagai organisasi dakwah yang besar hingga saat ini. Dakwah kampus juga harus mampu untuk menata ulang dan memiliki satu visi besar hingga menjadi sebuah sistem yang terstruktur dan sistematis sehingga tercapainya Islam rahmatan lil alamin.
Dakwah Kampus Sebagai Wadah Ibadah Sosial
Dakwah kampus terkadang memandang ibadah hanya dalam aspek ritual semata dan memiliki dimensi hubungan manusia dengan tuhan. Hal ini menyebabkan gerakan ini statis dan kurang responsif terhadap beberapa persoalan kemanusiaan yang terjadi di sekitar kita. Ibadah ritual yang dipraktikkan dalam dakwah kampus harus mampu menjadi suatu sarana dalam Pendidikan kepekaan sosial sekaligus untuk menjadikan umat terbaik dalam kehidupan bermasyarakat.
Maka dari itu melihat berbagai problematika dan bagaimana seharusnya kita memiliki pandangan terhadap dakwah kampus, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang kita perlu perhatikan agar dakwah kampus menjadi satu wadah ibadah sosial yang besar.
-
Perubahan Sistem Pengetahuan
Perubahan sistem pengetahuan ini terkait dengan bagaimana seharusnya hakikat pergerakan islam. Organisasi dakwah yang ada di kampus pada saat ini mengklaim dirinya sebagai organisasi yang memiliki tujuan amar ma’ruf nahi munkar. Namun dalam praktiknya beberapa organisasi dakwah kampus hanya menyelenggarakan kegiatan amar ma’ruf belum sampai kepada nahi munkar. Contoh kecil amar ma’ruf dalam praktiknya saat ini, dakwah kampus hanya mencoba untuk mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di masjid dan tempat kajian lainnya. Akan tetapi ketika menuju kepada nahi munkar yang mungkin muncul di kepala kita mungkin adalah yang berkaitan dengan moral seperti judi, miras, narkoba dan prostitusi. Padahal sebelum itu ada beberapa nahi munkar yang memang dirasa dekat dengan kita di lingkungan kampus. Seperti kesenjangan sosial yang ada di kampus saat ini. Lebih lanjut dalam suatu hadits dikatakan bahwa kekafiran itu lebih rendah satu tingkat di bawah penindasan dan ketidakadilan.
Contoh kecil, organisasi kampus setidaknya mempunyai satu langkah konkrit terkait advokasi terhadap mahasiswa/i yang masih memikirkan bagaimana cara membayar SPP di awal semester, dalam hal lain organisasi dakwah kampus setidaknya dapat melakukan advokasi terhadap Sebagian mahasiswa dan mahasiswi yang rela “mengorbankan” apa yang dia miliki demi untuk bertahan hidup.
Maka dengan seperti ini kita bisa merubah cara pandang kita bagaimana seharusnya etika dalam berdakwah. Prof. Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya Muslim Tanpa Masjid mengatakan bahwa para nabi ketika berdakwah, selain memperbaiki akhlak, juga selalu berpihak secara konkret pada lapisan lemah dan tertindas dari masyarakat.
-
Pemetaan Sebab dan Akibat Problematika Umat
Berbagai problematika yang menimpa umat secara umum dan objek dakwah kampus secara khusus sekiranya harus dipetakan secara baik. Pemetaan disini haruslah berdasar kepada hasil riset dan analisa yang tepat agar penyelesaian permasalahan disini tepat sasaran. Salah satu contohnya yakni problematika ekonomi umat, dengan studi kasus kemiskinan kota. Organisasi dakwah kampus harus mampu menganalisis masalah ini dalam konteks komunal bukan personal.
Bisa kita bayangkan jika masalah kemiskinan yang ada sekarang kita lihat dalam konteks personal maka tentu arahnya kepada kurangnya etos kerja, tidak disiplin, boros dan lain – lain. Namun jika masalah kemiskinan ini kita kontekskan secara komunal tentu berbagai alasan diatas tidak tepat jika kita jadikan sebagai satu – satunya sebab dari kemiskinan. Ada banyak hal lain yang bisa menjadi sebab dari kemiskinan umat jika dilihat dari konteks komunal. Sistem dan kebijakan yang timpang dirasa timpang bahkan lebih memberikan peluang terjadinya kemiskinan umat.
Maka, jika fenomena kemiskinan ini dilihat secara komunal pasti akan berujung pada ranah agama. Ini dikarenakan kita dituntut untuk berpihak dalam menjawab perihal ketidakadilan dan ketimpangan sosial yang ada dan disini organisasi dakwah kampus harus mampu mengambil langkah strategis untuk mengatasi berbagai problematika yang menimpa umat.
-
Moderasi Dakwah Kampus
“Demikian Kami jadikan kamu ummatan wasathan (umat pertengahan) supaya kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi atas perbuatan kamu…” (QS. Al-Baqarah (2): 143).
Makna ummatan wasathan disini dapat diartikan dengan umat Islam sebagai umat terbaik, umat pilihan, umat yang adil dan umat yang seimbang kehidupannya. Namun menjadi seimbang dalam kehidupan bukan merupakan satu hal yang mudah sebab ia harus menyatukan dua hal yang berbeda.
Prof. Haedar Nashir selaku ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan bahwa “Pemersatu layaknya sebagai jembatan yang menghubungkan dua tempat dan beresiko untuk sering di injak-injak, jika tidak kuat maka akan roboh. Tetapi tetaplah berusaha menjadi jembatan, Insya Allah besar pahalanya, dan nanti Allah akan ganti dengan berkah yang menjadi besar”.
Seperti itu juga jalan dakwah ini. Dakwah harus memiliki kelenturan agar tidak patah dan organisasi dakwah kampus harus mampu untuk menempatkan dirinya sebagai satu gerakan yang yang moderat, ummatan washatan atau umat tengahan. Organisasi dakwah kampus harus bertugas sebagai wasit kehidupan, baik dalam lingkup universitas hingga lingkup kebangsaan. Organisasi dakwah kampus juga harus tampil sebagai saksi kebenaran dan keindahan islam di muka bumi.
Maka berbagai upaya ini harus diiringi dengan kontekstualisasi yang jelas dan lugas. Kegiatan yang dibangun oleh dakwah kampus tidak boleh hanya terjebak dalm formalitas namun harus mampu mengarah kepada kemajuan dan progresivitas
Catatan akhir dari penulis
Agama islam merupakan agama dakwah, yang artinya setiap umat islam mempunyai tanggung jawab untuk melakukan aktivitas dakwah. Maju mundurnya umat islam , bergantung pada kegiatan dakwah yang dilakukannya. Dakwah harus dipandang sebagai wujud aktualisasi iman yang termanifestasi dalam suatu sistem kegiatan manusia di bidang kemasyarakatan. Dakwah harus ditampilkan secara aktual, faktual, dan kontekstual. Dakwah harus hadir untuk memecahkan masalah yang terjadi sekarang dan saat ini di tengah masyarakat
Dakwah harus bersifat universal dengan menjadikan semua manusia menjadi objek tanpa mengenal perbedaan dan batas ruang serta waktu dan dakwah harus disesuaikan dengan dinamika zaman dan kehidupan manusia. yang kemudian mampu untuk mengantarkan islam mempunyai orientasi ke depan dan mampu mengelola dan menjawab berbagai persoalan seluruh umat manusia.
billahi fii sabililhaq, fashtabiqul khairat
Red: Saipul Haq