Oleh: Rini Hillary Sianturi*
MADRASAHDIGITAL.CO – Islam merupakan ajaran yang penuh kasih sayang. Tidak ada ajaran manapun yang melebihi kasih sayang dalam ajaran Islam. Bagaimana tidak? Dalam Islam diajarkan bahwa semua pemeluk agama Islam itu bersaudara tidak boleh saling membenci atau memiliki penyakit hati di dalam hatinya sendiri. Satu sama lain memiliki hubungan ukhuwah. Mereka dipersatukan oleh kalimat tauhid yang kokoh. Selain itu, sesama umat Islam dianggap sama di hadapan Allah Ta’ala. Mereka yang duduk di atas kursi kepemimpinan dengan mereka yang berada di bawah terik matahari bercocok tanam sama semua di sisi Allah. Mereka yang memiliki istana mewah sama kedudukannya dengan mereka yang hanya bertinggal di bawah kolong jembatan. Semunaya sama, tidak ada yang berbeda antara kita.
Tidak sampai di situ, persaudaraan dalam Islam dianggap suatu urgensitas kekuatan. Apalagi di saat kondisi musuh mengepung dari segala penjuru, seperti yang terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala kaum kuffar bersepakat untuk memburu kaum muslimin. Siksa demi siksa terus diarahkan kepada siapa pun yang memeluk Islam. Karenanya, Allah Ta’ala memerintahkan supaya kaum muslimin bersatu. Baik bersatu dalam pendapat maupun tempat. Akhirnya hijrah pun disyariatkan. Mereka yang masih tinggal di Makkah diperintahkan supaya berhijrah ke Madinah untuk berkumpul bersama saudara-saudara seiman mereka di sana demi tercapainya tujuan yang mulia.
Di samping itu, terkadang keakraban seorang Muslim dengan saudaranya itu akan lebih erat ketika masing-masing merasa diperhatikan oleh saudaranya itu. dengan demikian orang akan merasa kuat dan tegar dalam segala keadaan karena Allah telah mengiriminya saudara yang siap membantunya kapan pun. Dengan itulah orang-orang mukmin terlihat kokoh dan perkasa di hadapan orang-orang kafir sehingga mereka disegani dan dipandang.
Selain itu kita sebagai umat manusia dianugreahkan rasa “cinta”. Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta dihatinya, baik itu kepada keluarga, teman atau sahabat ataupun suami/istri. Lalu bagaimana ketika kita mencintai orang yang tidak kita kenal? Bagaimana ketika kita memiliki rasa cinta dan ingin memilikinya? lalu bagaimana pula kita menahan gejolak cinta? Karena mencintai termasuk hal yang sunah dalam persaudaraan seiman ialah menyampaikan perasaan cinta itu kepada orang yang dicintainya.
Mengenai hikmah di balik ketika kita mencintai seseorang, Al-Munawi mengatakan, “Hal tersebut akan melanggengkan keakraban dan mengokohkan rasa cinta antara kita sesama umat Muslim. Dengannya kecintaan akan bertambah dan berlipat, menyatukan suara serta pendapat di antara sesama orang Islam, dan menggugurkan kerusakan serta dendam kesumat. Sebelumnya, beliau menjelaskan bahwa apabila ia memberinya tahu tentang perasaan cintanya itu, maka hatinya kan lebih condong dan akan diperolehlah rasa kasih saying didalam hatinya. Karena apabila ia mengetahui bahwa ia mencintainya sebelum ia memberinya nasehat tentang kekeliruannya supaya dapat ditinggalkannya, ia tak akan menolak. Sehingga keberkahan dapat diperoleh di situ.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw, jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, maka beritahu kepadanya(HR. Tarmidzi). Menyatakan cinta bukan hanya berlandaskan nafsu. Cinta karena nafsu bukan mendatangkan rahmat Allah melainkan kemurkaan Allah.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ujarnya, “Ada seseorang yang bersanding dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas lewatlah seseorang. Orang yang disanding Nabi tadi pun berkata, “Sejatinya aku mencintai orang ini.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya, “Sudahkah engkau beritahu dia?”
Ia menjawab, “Belum.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu beritahulah dia.”
Anas menceritakan, “Maka orang tadi pun mengejarnya seraya berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.”
Ia menimpali, “Semoga Dzat yang telah membuatmu mencintaiku, mencintaimu.” (HR Abu Dawud). Lalu bagaimana jika perempuan mengungkapkan cinta kepada seorang lelaki? Apakah itu wajar? Namun zaman sekarang ini banyak berpandangan bahwa perempuan yang mengungkapkan perasaan lebih dulu tidak etis. Pada dasarnya setiap manusia dapat mengungkapkan perasaanya kepada saudaranya baik itu perempuan kepada laki-laki.
Namun, di posisi seperti ini wanita hanya memiliki dua cara dalam mencintai. Yakni, mencintai dalam diam seperti Aisyah atau mengungkapkan cinta kepada yang dicintainya karena Allah.
Dalam Islam, tidak melarang jatuh cinta, ataupun mengharuskan yang mengungkapkan perasaan haruslah laki-laki kepada perempuan. Oleh kerena itu, bagi para perempuan yang, memendam rasa cinta atau mengagumi terhadap laki–laki idamannya , ungkapkan lah perasaan itu dengan baik dan sopan karena dalam Islam mengungkapkan perasaan itu tidak dilarang. Namun, dengan satu hal yang harus diperhatikan bahwa hal tersebut bukan didasari oleh hawa nafsu melainkan mencintai karena Allah.hal yang terpenting adalah selalu memita kepada Allah, agar orang yang dicintai mempunyai perasaan cinta yang sama sepertimu. Sehingga perasaan cinta yang kamu ungkapkan mendatangkan rahmat bagimu.
*Ketua Bidang Immawati PK IMM Psikologi Uhamka