Oleh: Raja Faidz El Shidqi*
MADRASAHIGITAL.CO – 21 Tahun Kota Depok telah berdiri, sebuah usia yang cukup untuk dikatakan beranjak dari remaja menuju dewasa. Tentu di usia nya yang menginjak 21 Tahun ini banyak yang bertanya-tanya tentang apa yang menjadi ciri khas atau identitas dari Kota Depok ini ? Ciri khas atau sebuah Identitas akan sangat penting bagi suatu daerah atau kota terlebih Kota Depok yang noteben nya adalah daerah Penyanggah Ibu Kota bersama dengan beberapa kota lainnya.
Julukan
Depok sering dikenal sebagai Kota Belimbing bahkan didalam wikipedia Kota Depok di kategori Julukan, disana disebutkan bahwa Belimbing menjadi buah unggulan yang ada di Kota Depok. Tetapi, Agrowisata belimbing di Kota Depok yang berada di Kelurahan Pasir Putih pun seakan hanya nama karena masih banyak warga Depok yang tidak mengetahui dimana tepatnya lokasi Agrowisata itu berada, ketika kita datang ke Kelurahan Pasir Putih kita akan menemukan sebuah Gapura atau tugu Belimbing yang beberapa orang biasa sebut juga terlihat tidak terurus, selain Tugu Belimbing yang kurang terurus untuk petunjuk jalan menuju lokasi Agrowisata pun rasanya kurang bahkan mungkin tidak ada bagi saya. Hal ini menunjukkan seberapa konsisten Pemerintah Kota Depok dalam mempertahankan julukannya sebagai Kota Belimbing.
Pendidikan
Kota Depok memiliki banyak sekolah yang tersebar di seluruh wilayahnya mulai dari PAUD hingga SMA/SMK bahkan di Depok juga ada banyak sekali Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Politeknik Negeri Jakarta, dll. Tetapi, disamping banyaknya institusi Pendidikan yang ada di Kota Depok banyak juga permasalahan yang muncul menurut Pak KH. Mohammad Idris, Walikota Depok pada tahun 2018 terdapat 1.500 – 1.700 Pelajar di Depok yang terancam Putus Sekolah yang rata-rata berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dua faktor, yaitu : Ekonomi dan Kesadaran Orang tua dalam kurangnya memperhatikan pendidikan si Anak.
Menurut saya Pemerintah memiliki tanggung jawab besar pada dua faktor tersebut, yang pertana dalam hal Ekonomi pemkot semestinya mencari cara agar mereka yang kondisi ekonomi nya menengah kebawah dapat menyelesaikan pendidikan setidaknya hingga tingkat SMA/SMK, yang kedua adalah faktor kesadaran orang tua terhadap kurangnya perhatian kepada pendidikan anak-anaknya saya rasa disini Pemerintah juga ikut bertanggung jawab terlebih memang ada beberapa sekolah yang terkenal dengan Pergaulan Bebas para Pelajarnya atau kenakalan-kenakalan yang muncul seperti tawuran, dll. Pemerintah dapat memberi arahan lebih ketat kepada Aparat Kepolisian, TNI dan Guru-Guru dalam melakukan edukasi moral secara terus menerus dan bertahap kepada Pelajar di setiap sekolah agar terhindar dari kenakalan remaja seperti tawuran dan pergaulan bebas seperti penyalah gunaan narkotika.
Kemiskinan
Menurut data BPS Kota Depok, pada tahun 2017 terdapat 523.4000 penduduk miskin dengan pendapatan Rp 556.470 per Kapita per Bulan. Jumlah pengangguran pun cukup besar dengan presentase 6,64% atau sekitar 73.080 pengangguran di Kota Depok yang didominasi laki-laki sebesar 45.220 orang. Nah, jumlah yang cukup fantastis bukan untuk sebuah kemiskinan dan pengangguran di Kota Depok ini? Lalu, bagaimana dampaknya? Menurut saya pribadi, besarnya angka kemiskinan dan pengangguran dapat menyebabkan kesenjangan sosial diantara masyarakat, selain kesenjangan juga disusul dengan angka kriminalitas yang terus meningkat jika masalah kemiskinan dan pengangguran ini tidak segera di atasi.
Dalam hal kebudayaan pun ikut berpengaruh, seperti yang kita ketahui semua warga Depok sebagian besar ber-suku Betawi, sering saya menemukan pengamen keliling dengan menggunakan ondel-ondel salah satu kebudayaan Betawi sebagai alat atau media untuk mencari penghasilan, hal ini tidak bisa dibiarkan karena lambat laun Ondel-Ondel akan di cap sebagai alat atau media ngamen sekedar mencari uang bukan lagi suatu budaya yang semestinya dijaga. Bahkan, menurut kawan saya ketika sedang berbincang santai dia mengatakan bahwa anak-anak yang memanfaatkan Ondel-Ondel ini tidak semuanya ber-suku Betawi, betapa mirisnya bukan? Saya pernah menyampaikan hal tersebut kepada Ketua LUMBUK Depok, yaitu Bang Nunu atas keresahan saya terhadap penyalah gunaan budaya betawi Ondel-Ondel ini untuk media mencari uang bahkan terkesan menganggu ketertiban umun akibat aksi-aksinya yang dilakukan di pinggir jalan raya.
Unggul, Nyaman dan Religius
Semoga di hari jadi Kota Depok yang ke – 21 Tahun ini Kota Depok dapat lebih memastikan apa identitas atau ciri khas tersendiri dari dirinya sendiri tentu identitas atau ciri khas dalam hal yang positif dan menguntungkan karena sekarang ini banyak yang mengenal Depok sebagai kota dengan lalu lintas yang macet dan rumit seperti yang terjadi di Perempatan Mampang, Jembatan Serong, Jl. Raya Margonda, Jl. Raya Cinere. Selain terkenal dengan lalu lintas yang macet Depok juga terkenal dengan banyak nya Mall atau Pusat Perbelanjaan Modern di mana-mana, dengan banyaknya Mall tersebut semestinya Pemkot mendapatkan pendapatan lebih dalam membangun infastruktur yang memadai untuk warganya.
Infastruktur yang saya maksud adalah infastruktur dalam bidang Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan guna menyelesaikan masalah yang saya sampaikan diatas. Lalu juga di perlukan infastruktur pelayanan publik dalam hal apapun karena fakta nya saat ini masih banyak warga Depok yang kesulitan membuat E-KTP dalam beberapa kasus yang dialami teman-teman saya pembuatan E-KTP mereka malah ada yang memakan waktu 2 Tahun baru jadi, luar biasa. Semoga Kota Depok sebagai Kota yang Unggul dalam Sumber Daya Manusia (SDM) nya dll, Nyaman dalam hal keamanan tidak ada lagi begal-begal ataupun geng motor dan Religius sebagai Kota dengan mayoritas Islam tidak hanya memunculkan salah satu identitas dari ormas Islam tetapi harus merangkul semua dan memunculkan identitas Islam yang sebenar-benarnya, karena masih banyak kasus penjualan miras di sudut-sudut Kota Depok dan sering kali ditemukan adanya praktek prostitusi disalah satu hotel atau apartemen di Kota Depok serta menjadi Kota memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap agama apa pun yang ada.
*Mahasiswa FISIP UMJ & Sekretaris DEEP Kota Depok