- Resensi
Sabtu, 28 Mei 2022 16:20 WIB
No Comments
MADRASAHDIGITAL.CO – Oleh Syahuri Arsyi (Peminat kajian keislaman dan sosial)
Selama kurang lebih 20 tahun terakhir ini, buku-buku populer dan akademis beredar di ruang publik seputar berbagai aspek tentang keindonesiaan, terutama demokrasi. Dari sini begitu tampak ada banyak gagasan dan analisis tentang demokrasi di Indonesia sejak runtuhnhya Orde Baru.
Buku-buku tentang demokrasi di Indonesia banyak bermunculan, mulai dari yang menyoroti kemungkinan demokrasi di Indonesia maju ke arah lain, atau dengan kata lain: mundur, hingga buku yang menjelaskan kondisi demokras yang sedang mengalami stagnasi bahkan regresi.
Demokrasi di Indonesia: Dari Stagnasi ke Regresi? (2021) adalah salah satu buku yang menyuroti situasi dan kondisi demokrasi di Indonesia saat ini, utamanya sejak pemilihan presiden yang dilakukan di Indonesia pada 2014 dan 2019. Tentu buku ini agak berbeda dengan yang lain. Ini sepertinya respon terhadap demokrasi di Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak mengalami goyangan yang cukup menarik dan menggemaskan.
Buku ini ditulis oleh para akademisi dan Indonesianis dengan berbagai sorotan, mulai dari berkembangnya polarisasi di masyarakat, kebangkitan Islamisme, vigilantisme, kekerasan atas nama demoraksi hingga keyakinan masyarakat pada demokrasi itu sendiri, serta masih banyak lagi. Berbicara tentang demokrasi di Indonesia saat ini, sepertinya memang tak ada salahnya kalau kilas baliknya ke horizon pada dekade terakhir masa Orde Baru sebagai benteng otoritarianisme, dimana banyak momentum kemunduran demokrasi di Indonesia sebagai lintasan yang secara menyeluruh selalu berderap maju kebelakang bukan lagi ke depan, dan menjadi warisan sampai saat ini.
Dalam banyak hal demokrasi di Indonesia tak pernah bisa melepaskan diri dari cengkaraman kuasa oligarki yang sebagian besar diwarisi Orde Baru. Dalam pencaturan politik kontemporer yang beberapa tahun terakhir terjadi misalnya, peran media digital sebagai bagian dari oligarki dianggap sama pentingnya, dan bahkan melebihi hak suara dalam suatu pemilihan di negara penganut demokrasi seperti Indonesia, maka tak mengherankan, kalau kadang kala muncul untuk mempertanyakan kembali tentang konsep demokrasi di Indonesia.
Demokrasi seperti apa dan bagaimana yang pas, serta cocok untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia ditengah-tengah perkembangan media digital seperti saat ini? sebab, di dalam beberapa literatur yang sudah dirumuskan, masyarakat sering kali dihadapkan pada konsepsi sangat berbeda terkait demokrasi ini. Misalnya, dalam kamus-kamus yang sering kali dijumpai, memberi pengertian kalau masyarakat yang demokrasi adalah masyarakat di mana publik memiliki hak yang bersifat terbuka dan bebas sehingga bisa berpartisipasi dalam mengatur urusan-urusan kepentingan masyarakat.
Akan tetapi ada konsepsi lain tentang masyarakat demokrasi yang begitu tampak saat ini, adalah publik harus dihalangi dalam berbagai usuha dalam mengatur urusan dan pentingan masyarakat dan alat yang seharusnya terbuka dan bebas harus senantiasa dikontrol secara ketat oleh penguasa dan kaum oligarki media digital.
Pengertian yang terakhir ini bagi sebagian kalangan terdengar aneh di telinga. Namun, konsepsi ini yang begitu tampak berlaku secara umum saat ini, dan mungkin tak terkecuali di negara kita. Pada satu sisi, hal tersebut bisa dipandang sebagai suatu kemunduran demokrasi di Indonesia. Namun, pada sisi yang lain, bisa jadi sebagai bagian dari konsekuensi logis perjalanan panjang perkembangan tatanan demokrasi dimana dalam standar internasional, Indonesia saat ini tetap dan masih menganut demokrasi illiberal.
Sementara pada sisi yang lain, demokrasi di Indonesia beranjak mengalami kemajuan yang tak hanya sekedar demokrasi elektoral, akan tetapi juga menuju sistem demokrasi yang utuh dengan menjamin kebebasan dan hak dasar yang lebih terjamin. Terlepas itu semua, dalam konteks ini, masyarakat Indonesia memiliki sistem demokrasi yang lebih sesuai dengan keadaan bangsa dan masyarakat Indonesia. Dan, sangat benar kalau demokrasi Indonesia ke depannya bisa lebih banyak menerapan ide-ide demokrasi yang lebih universal menurut kondisi masyarakat dan tingkat perkembangan pemahaman masyarakat.
Dalam situasi dan kondisi dunia saat ini yang penuh dengan komptensi, masyarakat demokrasi Indonesia harus lebih banyak kreatif dan inovatif, sehingga bisa merentangkan jarum pembangunan yang sudah ada. Oleh karenanya, ke depan demokrasi Indonesia harus lebih banyak memberikan ruang terbuka pada kreativitas, mendorong pemikiran baru, dan menyelesaikan serta memberikan alternatif bagi rakyat, daripada memelihara serta mempertahankan mental kebodohan yang bersifat seragam, dimana pada akhirnya membawa bangsa memiliki mental budak.
Diperlukan adanya dukungan dan dorongan ke arah demokrasi yang lebih maju, baik dari segi perkembangan ekonomi dan pembangunan. Ada semacam keterkaitan yang nampak jelas antara demokrasi dan tingkat kesejahteraan rakyat. semakina banyaknya jumlah kelas menengah yang memainkan peran penting dalam berbagai sektor seperti, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, profesi dan sebagainya. Diakui atau tidak, demokrasi Indonesia saat ini sedang mengalami pasang surut bahkan memiliki sisi gelap, layaknya negara demokrasi di kawasan Asia Tenggara dan belahan dunia lainnya.
Terbuka lebarnya ruang publik demokrasi di Indonesia dan munculnya organisasi kemasyarakatan yang memberikan ruang yang tak hanya pada oraganisasi pro-demokrasi melainkan juga pada organisasi anti-demokrasi. Dalam beberapa tahun terakhir organisasi anti-demokrasi selalu menyebarkan kekerasan, intoleransi dan kebencian yang berujung pada aksi-aksi kekerasan, nyatanya tak selalu berbarengan dengan penguatan nilai-nilai demokrasi itu sendiri. inilah kira-kira gambaran yang terjadi pada demokrasi di Indonesia.
Oleh karena itu, demokrasi di Indonesia harus terus menerus memperbaiki mutu demokrasi dan diperbaharui sepanjang masa yang secara demokratis harus diperjuangkan bersama. Demokrasi di Indonesia memerlukan kerja keras yang tak pernah usai dan selesai, karena demokrasi bukan sebuah konstruksi baku dan kaku serta tak pernah jatuh dari langit. Tentu, maju dan berderap mundur perjalanan demokrasi di Indonesia pada akhirnya tergantung serta kembali ke tangan masyarakat Indonesia.
Apakah masyarakat memiliki keperdulian dan keyakinan yang tinggi terhadap demokrasi, layaknya ketika memberi hak suara di bilik suara seperti setiap pemilihan umum. Oleh karena itu, penting kirannya kesadaran dan partisipasi dalam memastikan keberlangsungan dan keberhasilan demokrasi di Indonesia ke depan.
Judul Buku : Demokrasi di Indonesia: Dari Stagnasi ke Regresi?
Penulis : Thomas Power dan Eve Warburton (ed)
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : Desember 2021
Tebal : XlI + 542 halaman
ISBN : 978-602-481-646-9
Red: Amin Azis
Posted in Resensi