Hei, Wanita Bangkitlah!

-
Senin, 27 Apr 2020 15:14 WIB
No Comments

Sumber: pxhere.com

Oleh: Zihan Fauziah Rahmah*

MADRASAHDIGITAL.CO – Wanita berasal dari bahasa Sansekerta “bonita” yang artinya mulia, cantik, dan berkepribadian. Dalam bahasa Indonesia, huruf B berubah menjadi huruf W karena keduanya sama-sama huruf bibir. Perubahan tersebut tidak merubah arti dari kata tersebut. Salah satu kota yang memiliki nama ini yaitu ibu kota Bon di Jerman, yang berarti kota cantik. Betina sendiri sebenarnya tidak jauh dari Banita hanya perpindahan huruf T dan N yang keduanya sama-sama huruf lidah. Betina memiliki arti makhluk yang bebas nilai. Kata ini hanya cocok untuk digunakan pada binatang.

Dengan demikian antara wanita dan betina ada persamaan dan perbedaan mencolok. Persamaannya adalah keduanya sama-sama berjenis kelamin feminin atau sebaliknya dari maskulin. Perbedaannya adalah kalau wanita memiliki nilai moral kuat (mulia, berkepribadian) sedangkan betina tidak memiliki nilai.

Wanita dalam melakukan sesuatu selalu mengedepankan pertimbangan moral, baik moral masyarakat secara umum atau moralitas (akhlak), atau undang-undang agama. Hal ini termasuk dalam melakukan aktivitas seksual, bukan hanya atas dasar pertimbangan suka sama suka, tapi terlebih dahulu dilandasi moral agama. Ia selalu melihat sisi halal dan haramnya. Jika ternyata haram, maka sekalipun suka ia tidak berani melakukannya. Kepribadiannya telah terbentuk sedemikian rupa. Ia akan pertahankan selaput dara hingga pernikahan mensahkannya untuk diberikan pada laki-laki.

Adapun betina tentu jauh berbeda, ia menilai sesuatu atas dasar suka sama suka. Dalam melakukan aktivitas seksual yang ada dalam pikiran betina adalah, “Dia laki-laki jantan dan aku adalah betina, maka jika suka lakukanlah hubungan badan sesukanya. Dia tidak akan melihat apakah ia itu anaknya, ibunya, tetangganya, temannya, dan lain-lain. Ia juga tidak akan mempertimbangkan apakah hubungan badannya sudah melalui jalur pernikahan atau tidak. Ia juga tidak kenal hukum halam haram. Bisa kita lihat bagaimana seekor ayam dalam melakukan aktivitas seksual, ia bebas tanpa pandang bulu.

Jika ada seseorang yang mengaku wanita tapi kelakuannya seperti betina, maka dia sebenarnya (tidak) layak disebut wanita tetapi lebih cocok disebut betina. Dalam kenyataannya, kini justru kita melihat banyak sekali wanita yang berperilaku betina. Ia hanya berpikir suka sama suka. Ia bebas berbuat apa saja tanpa memandang halal haram.

Wanita adalah pribadi yang lebih berharga dari pada permata, yang sangat bernilai dari uang sekalipun. Keindahan dan keberhargaannya yang tidak akan pernah sirna, walau ia harus tinggal di kedalaman bumi yang paling dalam. Ia mampu menjadi permata yang sangat indah, walau ia harus rela untuk dibentuk sedemikian rupa sehingga muncul keindahan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Keindahannya tidak akan pernah mengecewakan orang lain yang menikmatinya. Kelembutan dari setiap tutur kata yang keluar dari mulutnya mampu membangunkan bunga di padang rumput yang layu, menjadikannya hidup dan indah kembali. Badannya yang lemah tidak membuat ia menjadi sosok yang tak berdaya, tetapi menjadikan ia sebagai sayap yang kuat untuk orang-orang yang ia cintai, membawa terbang tinggi anak-anaknya yang baru saja lahir.

Perasaan dan hati yang lemah lembut, itulah karunia yang telah Allah berikan kepada setiap wanita di dunia ini. Ia tidak pernah tahan untuk meneteskan air matanya saat melihat orang lain bersedih. Ia meneteskan air matanya untuk anaknya saat lahir ke dunia, saat anaknya memanggil namanya untuk pertama kalinya dan saat anaknya melakukan hal baru.

Sebuah uang kertas yang baru dan bagus akan banyak disukai dan dihargai oleh orang lain, tetapi bagaimana dengan sebuah uang kertas yang sudah rusak, lecek, kotor atau bahkan dilihatnya saja sudah tidak pantas. Apakah masih ada orang yang mau memilikinya? Sama seperti hidup kita, orang lain boleh melihat kita dari segala kepunyaan yang kita miliki. Saat kita memiliki segalanya, mereka begitu memandang keberadaan kita. Tetapi bagaimana dengan orang di luar sana yang merasa dirinya sudah tidak layak  dan pantas lagi untuk hidup, bahkan sudah tidak tahu lagi tujuan hidupnya.

***

Di manapun engkau berada, bagaimanapun hidupmu saat ini, sehancur apapun hatimu saat itu, “Betapa engkau berharga di mata Allah”. Ia menciptakan engkau dengan begitu sempurna dengan segala kelebihan yang engkau miliki, Ia tidak pernah membiarkan kamu terjatuh. Sama seperti uang yang sudah usang, walau ia sudah kotor karena terinjak-injak orang, ia tetap memiliki “nilai” di mata orang yang memilikinya. Sama seperti engkau, walau hidup ini sudah kotor karena dosa yang kita perbuat Allah akan selalu mengampuni dosa-dosa kita. Betapa engkau dicintai Allah, betapa engkau lebih berharga dan bernilai dari pada permata yang ada didunia ini. Jangan pernah menganggap bahwa dirimu tidak berharga ataupun merasa tidak ada yang mencintaimu.

Untuk para Wanita, “Jadilah wanita yang mahal, yang diinginkan semua orang namun hanya satu yang mendapatkannya.”

*Kader IMM FIP UMJ

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *