Masuknya Manusia Purba ke Indonesia, Materi Kelas X Sejarah Indonesia

-
Senin, 19 Jul 2021 00:46 WIB
No Comments

purba

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Hendra Fokker

Pesebaran manusia purba di Indonesia tentu masih menjadi polemik hingga saat ini. Banyak pendapat dan ragam versi tentunya menjadikan kita harus semakin dapat mengetahui serta memahaminya. Bahwa manusia modern tidaklah sama dengan manusia purba, hal yang lumrah analisisnya.

Faktor “x” pemutus silsilah mengenai manusia purba seperti ungkap Charles Darwin juga belum dapat dibuktikan hingga saat ini. Tetapi tidak ada salahnya untuk kita mempelajari klausul asal muasal manusia purba yang ada di Indonesia. Hanya sebagai tambahan wawasan kesejarahan kita tentunya.

Sekilas tentu kita dapat membayangkan, manusia purba itu berwujud menyerupai kera, bertubuh pendek, berbulu, hitam, dekil, dan nggak pernah mandi. Kalau yang nggak mandi-mandi ini mungkin seperti kita saat ini yang sedang dirumah aja, akhirnya jadi males mandi. Semoga saja tidak ya gess.

Bahwa sejatinya Nabi Adam tetaplah sebagai nenek moyang manusia saat ini. Walau hal ini bertentangan dengan pembelajaran mengenai manusia purba. Tapi itulah khasanah sejarah kita, yang saling menopang dan berkaitan, layaknya pohon, dan akar berpikir dari Sajaratun sebagai asal muasal kata sejarah.

Proses Migrasi Manusia Purba

Taukah kalian, kalau asal mula manusia purba di Indonesia itu asalnya dari daratan Afrika hingga Asia. Rata-rata teori mengenai manusia purba menjelaskan bahwa manusia Indonesia umumnya adalah pendatang. Migrasi mereka memakan waktu cukup lama lho gess dan tidak pakai google map selama prosesinya.

Lantas, bagaimana mereka melakukan penyeberangan di Selat Malaka? Yup, kala itu daratan Indonesia masih terhubung dengan daratan Melayu hingga Asia Tengah. Kawasan Pasifik ini terbagi menjadi dua benua besar.

Dua benua tersebut adalah Paparan Sunda seperti wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, serta Paparan Sahul seperti wilayah Indonesia timur saat ini. Ribuan kilometer mereka jelajahi dengan hidup nomaden (berpindah-pindah). Jangan membayangkan migrasi ini seperti dalam film The Flinstone ya gess.

Migrasi mereka terbagi menjadi dua kelompok besar. Satu kelompok yang berasal dari dataran Afrika, melewati kawasan Asia Selatan dan satu kelompok dari dataran China yang kelak kita kenal dengan manusia Yunan. Semua migrasi tersebut melewati Semenanjung Melayu, yang kini kita kenal dengan Malaysia.

Nah, kesemua manusia purba tersebut meninggalkan rumpun bangsa Melayu tatkala bermukim di wilayah Malaysia. Hingga proses penyebarannya di seluruh wilayah Indonesia, dengan membawa ciri khasnya masing-masing.

Identifikasi Pesebaran Manusia Purba

Proses migrasi ini ditentukan melalui perkembangan teori-teori kedatangan manusia purba ke Indonesia. Ada tiga teori yang merujuk proses migrasi ini. Pertama adalah teori Afrika, Kedua adalah teori Yunan, dan Ketiga adalah teori Nusantara.

Rujukan pertama, teori Afrika telah mengidentifikasikan bahwa manusia purba ini mendiami hampir diseluruh wilayah dunia. Khususnya Indonesia sebagai area jelajah dari Homo Sapiens yang diketemukan di Afrika. Homo Sapiens ini dianggap sebagai wujud manusia modern dan sudah memiliki akal.

Rujukan kedua, teori Yunan dengan argumentasi penemuan kapak tua di kawasan China Selatan serupa dengan penemuan-penemuan di beberapa daerah Indonesia. Selain memiliki identifikasi kebudayaan yang serupa. Maka nanti kita kenal yang namanya Pitchecantropus, Homo Erectus, Floresiensis, dan sebagainya.

Rujukan ketiga, teori Nusantara dengan pandangan bahwa manusia purba di Indonesia tentu berasal dari Indonesia itu sendiri. Tidak lain karena memiliki budaya dan ciri nya masing-masing, seperti layaknya suku-suku yang ada di Indonesia saat ini. Khususnya kebudayaan Melayu tua.

Tiga sudut pandang tersebut tentu mempunyai kelemahannya masing-masing. Walau demikian, pemahaman mengenai sejarah manusia purba di Indonesia jangan dilepaskan dari pengetahuan mengenai kepercayaan kita masing-masing. 

Ada sebuah pendapat yang menguak pesebaran manusia awal dunia. Usai Adam dan Hawa bertemu di Jabal Rahmah dan memiliki keturunan, maka keturunan tersebutlah yang dianggap sebagai manusia modern saat ini. Komunitas awal di Arabia ini sesuai dengan masa akhir zaman salju, sekitar 2,6 juta tahun lalu.

Teori Arabia sebagai sentra manusia modern ini terus dikembangkan hingga saat ini. Rujukan Al-Qur’an sebagai dasar teori ini tentu dapat sama-sama ditelaah untuk menambah eksplorasi kita mengenai latar belakang manusia Indonesia kini. Wallahualam. Semoga bermanfaat.

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *