MADRASAHDIGITAL.CO – Komunitas Garut Zero Waste melanjutkan langkah dengan kembali menyelenggarakan kegiatan belajar bersama dengan tajuk “Menuju Rumah Minim Sampah” untuk kedua kalinya. Hal ini sekaligus untuk mewadahi antusiasme masyarakat yang harus menunggu antrean karena tidak mendapatkan seat pada batch 1 yang digelar 25 Januari lalu.
Nessa membuka sesi belajar dengan mengajukan pertanyaan pengantar, “Setelah sampah dari rumah diangkut ke TPS oleh petugas kebersihan hingga berlanjut ke TPA, kemudian kemana selanjutnya sampah kita pergi?”
Pertanyaan itu lalu disambut oleh gelengan kepala dari 36 peserta yang hadir. Cukup merepresentasikan kegelisahan bersama atas salah satu fakta yang meluas secara umum di masyarakat.
Untuk mengantarkan pada jawaban, peserta diajak untuk membahas berbagai isu lingkungan. Mulai dari kebiasaan menggunakan barang sekali pakai, sampah-sampah yang bermuara di laut, hingga perihal iklim yang kerap tak lagi bisa diperkirakan.
Semuanya diungkapkan karena ketika berbicara perihal zero waste, meski bermula dari manusia, tapi cakupan dampaknya bukan hanya untuk manusia, melainkan sangat luas menyentuh makhluk hidup lain yang entah itu ada di darat, laut, bahkan udara.
Usai mengupas tentang gaya hidup minim sampah, sesi dilanjutkan dengan demo pembuatan kompos dan praktik pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL). Sumi mengawali sesi ini dengan berbagi materi seputar manajemen sisa organik rumah tangga.
Kompos dan MOL merupakan hasil dari pemanfaatan sisa-sisa organik untuk dijadikan pupuk. Nantinya, MOL bisa dijadikan sebagai bahan starter kompos. Jadi, kompos dan MOL adalah satu paket hasil yang bisa digunakan bersamaan.
Selain itu, ada yang harus digarisbawahi tebal-tebal perihal manajemen sisa organik ini. Ialah yang dikatakan DK Wardhani bahwa tidak ada yang namanya sampah, karena sampah hanya ada jika kita tidak mampu mengelolanya.
Begitu pula, kompos dan MOL adalah salah dua alternatif untuk mereduksi pengeluaran sampah organik dari rumah tangga. Terlebih jika merunut pada data yang menyajikan bahwa sampah organik rumah tangga yang mendominasi komposisi sampah di lingkungan, maka upaya untuk memangkasnya dari rumah sebagai hulu dari alur hidup sampah menjadi sangat urgen untuk digalakkan.
Praktik setelah belajar membuat atmosfer di working space Didieu Coffe kian terasa hangat. Peserta sangat antusias saat menyaksikan demo pembuatan MOL dan kompos, hingga mencoba membuat sendiri MOL berbahankan air cucian beras, gula, dan sisa organik yang dibekal mereka dari rumah. Rangkaian acara kemudian ditutup oleh sesi foto bersama.
Komunitas Garut Zero Waste berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk sama-sama memulai gaya hidup minim sampah di kalangan masyarakat secara luas. Sudah saatnya untuk menyadari bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi nun di TPA sana, bisa jadi ada sumbangan sampah dari rumah kita sebagai penyebabnya. Maka, sampah yang berawal dari rumah, harus dikurangi di rumah pula.
Berikut foto-foto kegiatannya,
Comments 1