MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh : Hendra Fokker
Konon tercatat sebagai kerajaan tertua di Indonesia, Kutai memiliki beberapa keunikan yang masih dapat dijumpai hingga saat ini. Seperti adanya yupa, yang diketahui merupakan peninggalan serupa masa megalithikum (batu besar) dengan beberapa penjelasan didalamnya.
Kutai, adalah salah satu kerajaan yang terdapat di Kalimantan. Tepatnya di Kalimantan Timur, sekitar sungai Mahakam. Kerajaan bercorak Hindu ini pada mulanya adalah sebuah pemukiman yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
Lantas, bagaimana sih kisah mengenai kerajaan Kutai ini? Yuk, disimak…
Latar Belakang
Sejarah pendirian kerajaan Kutai, tidak dapat dilepaskan dari peran Sri Maharaja Kudungga. Jadi, ketika awal mula kedatangan manusia di wilayah Kalimantan Timur, Kutai tidak serta merta langsung ada atau berdiri sebagai sebuah kerajaan.
Melainkan dari peranan kaum pedagang dari berbagai belahan dunia, yang singgah seraya menyebarkan ajaran agamanya di kawasan Indonesia Timur. Begitupula dengan Kudungga, yang dikatakan adalah orang asli Indonesia yang memeluk agama Hindu.
Maka, jika dianalisis, kala itu para pedagang yang datang ke wilayah Kalimantan Timur memperkenalkan agama Hindu lebih dari sekedar kepentingannya dalam berdagang. Terlebih dengan kehadiran para pendeta dari India, yang secara konsisten membangun peradaban Hindu dengan mendirikan sebuah kerajaan.
Selain itu, perkembangan kerajaan-kerajaan lain seperti Tarumanegara di Jawa bagian barat, menjadi dukungan penting terhadap eksistensi kerajaan Kutai. Walau konon, ada kerajaan yang lebih tua berkembang di Indonesia, seperti Salakanegara.
Masa Kejayaan Kutai
Kutai memiliki pusat kerajaan di Muara Kaman, sebuah wilayah yang jauh dari wilayah pesisir. Tetapi Kutai memiliki akses yang baik dalam perdagangan, karena lokasinya dekat dengan sungai besar Mahakam. Walau letaknya sekitar 120 km dari kota Samarinda.
Nah, pada masa awal pendiriannya, Kudungga yang merupakan penguasa asli Muara Kaman, memutuskan untuk membangun kerajaan besar disana. Dibantu dengan pengetahuan dari para pendeta Hindu, maka Kutai dapat berdiri sebagai salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Usai Kudungga mangkat, kerajaan Kutai mulai berkembang dengan pesat pada masa kepemimpinan Raja Mulawarman. Diketahui melalui sebuah Yupa, bahwa Mulawarman pernah memberi 20.000 ekor lembu pada para pendeta Hindu (kaum Brahmana).
Maka dapat disimpulkan bahwa pada masa Mulawarman perkembangan ekonomi masyarakat Kutai sangat baik. Karena banyak kegiatan keagamaan yang menunjukkan adanya kegiatan persembahan kepada alam. Khususnya dalam sektor pertanian.
Dari hasil pertanian yang baik inilah, ekonomi kerajaan dapat bangkit dan berkembang. Hasil pertanian kemudian dijadikan komoditas ekspor antar kerajaan lain di berbagai wilayah Indonesia, ataupun mancanegara.
Masa Keruntuhan Kutai
Penerus Raja Mulawarman, yakni Raja Dermasatia ternyata tidak begitu cakap dalam memimpin pemerintahan. Hal ini dikarenakan, kerajaan Kutai Kertanegara tengah berdiri dan berkembang sebagai kerajaan saingan dari dekat pesisir.
Selain daripada itu, terputusnya koneksi terhadap sungai Mahakam disebut menjadi sebab utama kerajaan Kutai ini runtuh. Ya, bagaimana tidak, kerajaan Kutai Kertanegara juga memiliki kuasa atas sungai Tenggarong, dan lebih potensial lokasinya, karena aksesnya dekat dengan laut (Selat Makassar), sebagai sentra perdagangan.
Terlebih ketika Dermasatia terbunuh dalam sebuah peperangan dengan kerajaan Kutai Kertanegara. Maka praktis, kerajaan Kutai tidak dapat berkembang lebih lama. Tidak lama usai Rajanya terbunuh, kerajaan Kutai pun bubar, dan masuk menjadi wilayah bawahan Kutai Kertanegara.
Eksistensi kerajaan Kutai hingga kini dapat diketahui dengan adanya Yupa, sebagai satu-satunya bukti otentik yang menyebutkan keberadaannya. Berbeda dengan Kutai Kertanegara, yang pada masa selanjutnya berkembang menjadi sebuah kerajaan Islam. Semoga bermanfaat.