MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh: Syaemaa (Mahasiswa Fakultas Psikologi, UHAMKA)
Kesehatan adalah hal yang sering diminta oleh manusia kepada Allah dalam setiap kali berdo’a. Kesehatan mental dan fisik menjadi kunci dari kekuatan tubuh. Sebab, muslim yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada muslim yang lemah.
Dalam Islam, memelihara kesehatan jiwa adalah suatu hal yang sangat penting. Disamping itu, ada juga aqidah yang memiliki peranan sebagai panduan hidup. Pemahaman serta penghayatan terhadap aqidah diharapkan menjadi faktor penggiat individu dalam melakukan amalan kebaikan dan menjauhi perbuatan buruk.
Muslim yang memiliki kesehatan mental, mampu berpikir secara positif dan dapat menuntun mereka menjadi lebih baik dalam menyikapi masalah. Pentingnya menjaga kesehatan mental sangat berdampak dalam banyak hal. Contohnya, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, jika seorang muslim tersebut memiliki masalah, maka tak jarang masalah itu menjadi beban pikirannya. Beban yang bertumpuk dan tidak terurai akan mempengaruhi kesehatan jiwa dan mental.
Rasulullah saw, telah banyak memberikan inspirasi dalam hadis-hadisnya tentang bagaimana cara seorang Muslim untuk hidup sehat. Apabila kita mengkaji dan mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah, maka kita tidak akan pernah merugi.
Pentingnya Akidah dalam Kehidupan Muslim
Setiap Muslim diwajibkan melaksanakan ibadah fardu ‘ain dan fardu kifayah untuk mengikuti ketetapan syariat Islam. Kehidupan muslim mukallaf terikat pula dengan hukum taklifiy. Hukum yang mengawal setiap muslim agar tidak keluar dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT (Mudawan 2012 ).
Aqidah tauhid merupakan asas penting dalam Islam. Para sarjana muslim telah menyusun asas aqidah di dalam Rukun Iman. Hal itu berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran dan sunnah serta penelitian akal yang rasional.
Kehidupan Muslim terbina atas dasar aqidah, akhlak, dan syariah. Ketiga asas ini merangkum keseluruhan kehidupan kaum Muslim. Asas ini merupakan ciri khusus bagi kehidupan Muslim yaitu menjaga hubungan antara sesama manusia, alam sekitar, dan Pencipta.
Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT merupakan unsur utama dalam kehidupan seorang Muslim. Seorang Muslim wajib mentauhidkan Allah SWT, Tauhid dengan ulühiyyah, rububiyyah dan asma’ wa al-Sifat. Tauhid ulühiyyah adalah meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Esa dan hanya Allah SWT yang wajib disembah. Sedangkan, tauhid rububiyyah adalah meyakini bahwa Allah SWT yang memiliki segala yang di langit dan dibumi. Adapun tauhid asma’ wa al-Sifat yaitu beramal dengan sifat dan nama-namaNya (Fauzi Hamat 2002).
Kesehatan Mental dan Pandangan al-Qur’an
Kesehatan mental adalah kondisi kejiwaan yang harmonis dalam diri individu. Sehingga seseorang mampu mengaktualisasikan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri maupun menjalani kehidupan sosial di masyarakat. Definisi yang dikemukakan oleh Zakiah Darajad (1975) tersebut memang diakui sangat lama. Namun definisi tersebut masih tetap aktual dan dapat diterapkan dalam kondisi kekinian.
Kondisi kejiwaan dapat dimaknai dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang. Kondisi itu dapat berfungsi dan difungsikan secara normal (baik) untuk kelangsungan hidup seorang individu. Berbagai aspek kejiwaan tersebut dapat diaktualisasikan, dipergunakan, dan atau dimanfaatkan dalam menjalani kehidupan.
Seseorang yang sehat mental yaitu orang yang mampu mengendalikan dirinya dengan baik ketika menghadapi situasi yang sulit. Ia tidak mengeluh , putus asa, atau kecewa menghadapi masalah hidup. Ia akan bersikap tenang , optimis, percaya diri, dan dapat mengarahkan perhatiannya untuk menghadapi masalah itu dengan selesai secara tuntas.
Sebab, dibalik masalah tersebut, seseorang menyadari bahwa ada hikmah atas segala hal. Ada pelajaran atau pengalaman baru yang diperoleh dan dirasakan dalam proses menyelesaikan masalah tersebut.
Agama sebagai terapi kesehatan mental sudah menunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat Al-Quran. Antaranya ada ayat yang membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan. Allah berfirman, yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. Maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya, akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(QS An Nahl 16:97).
Spiritualitas dalam al-Qur’an
Spiritualitas berhubung langsung dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan sebagai sumber utama ajaran Islam. Didalamnya memiliki metode yang khas dalam merealisasikan kesehatan mental. Model yang dapat dijadikan sebuah panduan lengkap bagi umat Islam dan manusia secara umum.
Terdapat banyak cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan rohani atau jiwa. Diantaraya adalah menggunakan nilai-nilai dan keyakinan Islam dapat bermanfaat dalam pengobatan pada kondisi mental yang kurang baik. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan bahwa tidak ada penyakit yang diciptakan Allah melainkan Dia juga yang menciptakan obatnya.
Al-Qur’an dapat digunakan sebagai pedoman bagi orang-orang yang mengalami tekanan emosional dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. Hal ini karena Al-Qur’an dan perbuatan Rasulullah mengandung amalan-amalan spiritual (Nasr, 1994). Amalam-amalan itu berkaitan dengan kesucian batin dari segala aspek, menjaga kejujuran, ketulusan, kesungguhan dan kesederhanaan (Ardiman, 2006).
Dalam hal ini al-Qur’an memiliki daya spiritual yang dapat menghadapi berbagai situasi. Al-Ghazali (1987) mengistilahkan al-Qur’an sebagai kekuatan atau fakulti (quwwah) yang melibatkan gabungan antara kekuatan marah dan kekuatan syahwat, kekuatan syaitan dan kekuatan ketuhanan (akal/reason) pada manusia (al-Ghazäli, 1987).
Menjadi Muslim yang Sehat Mental
Kesehatan mental pada seseorang adalah bilamana orang tersebut dapat terhindar dari keluhan dan gangguan mental. Baik berupa neorosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia, dapat melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukan. Sehingga ia mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Ketenangan jiwa dan mental dapat diperoleh dengan memupuk keimanan yang terus menerus diantaranya dengan mengingat Allah dan berbuat amal sholeh. Sehingga perbuatan ini, merupakan salah satu metode pencegahan rasa takut dan sedih.
Dalam Islam aqidah merupakan hal yang sangat mendasar untuk menunjang kesehatan mental dan spiritual seseorang. Demikian pula dengan Al-Quran yang berfungsi sebagai Asy-Syifa atau obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Selain itu, apa yang di contohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya harus diikuti.
Rujukan
Mustaffa, N. N. M., & Awang, J. (2017). Teori Maslow Dan Kaitannya Dengan Kehidupan Muslim. Jurnal Hadhari, 9(2), 275-285.
Ibrahim, M. R. (2013). Pengurusan akidah dalam kehidupan Muslim. Universiti Sains Islam Malaysia.
Fuad, I. (2016). Menjaga kesehatan mental perspektif Al-Qur’an dan hadits. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 1(1), 31-50.