MADRASAHDIGITAL.CO- Oleh : Ezra Najwa Wahyu Zarkasyi, (Mahasiswi Konseling Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Tasikmalaya sedang digegerkan dengan berita bullying yang menyebabkan serang anak depresi dan akhirnya meninggal dunia. Belakangan ini terungkap bahwa anak tersebut dipaksa berbuat tidak senonoh pada seekor kucing lalu direkam oleh teman yang menindasnya, kemudian hasil rekaman tersebut disebarluaskan.
Hal ini disebabkan kurangnya penanaman karakter oleh orang tua pada anak. Penanaman karakter adalah modal utama agar anak memiliki perilaku yang baik. Hal tersebut perlu dilakukan sejak dini. Pendidikan karakter pada anak usia dini adalah usaha penenaman perilaku terpuji pada anak, baik perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku untuk berinterkasi serta bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya, dan perilaku terpuji lainnya yang tidak menyimpang dari norma agama dan negara.
Penanaman karakter juga bukanlah suatu hal yang mudah dan dapat dilakukan secara instan, penanaman karakter perlu dilakukan dengan penuh kesabaran, keikhlasan serta membutuhkan waktu yang panjang. Keluarga khususnya orang tua adalah orang yang memiliki tugas utama dalam penanaman karakter anak. Jika orang tua tidak mau mengusahakan penanaman karakter yang baik, maka hal yang akan terjadi adalah penyimpangan karakter yang terdapat pada diri anak, bukan tidak mungkin itu menjadi sifat yang permanent pada anak. Salah satu bentuk penyimpangan karakter pada anak adalah tumbuhnya mental bullying pada anak.
Kata bullying bukanlah kata yang asing pada telinga kita. Bullying dapat diartikan sebagai perilaku agresif yang terjadi di kalangan anak terutama usia sekolah dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan yang berpotensi untuk dilakukan secara berulang-ulang. Bullying menurut Ken Rigby (dalam Merendam Bullying, 2008) adalah sebuah hasrat untuk menyakiti.
Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan dilakukan dengan perasaan senang. Sedangkan bullying yang terjadi dalam lingkungan sekolah (school bullying) biasanya pelakunya adalah beberapa kelompok siswa dan korbannya adalah siswa yang lemah.
Bullying merupakan salah satu permasalahan yang menjadi perhatian global. Jumlah korbannya juga tidak sedikit, ada yang mengalami trauma hingga meninggal dunia. KPAI mencatat dalam kuirun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan terus meningkat.
Dalam tumbuh kembang anak, yang perlu diperhatikan tidak hanya aspek kesehatan fisik serta aspek kecerdasan intelektualnya, melainkan terdapat aspek yang lebih penting, yakni aspek penanaman karakter dan perilaku yang baik. Meski secara fisik dan daya belajar anak baik atau bahkan hingga memiliki prestasi, namun jika dalam menghadapi realitas kehidupan anak-anak tidak siap, itu akan menyebabkan terjadinya gejolak yang menyebabkan pelemahan mental yang dapat bereaksi agresif seperti bullying. Umumnya bullying adalah perbuatan berulang-ulang yang dilakukan anak.
Salah satu penyebab anak bisa menjadi pelaku bullying adalah jika ia terbiasa dengan lingkungan yang ekslusif. Lingkungan ini dapat menyebabkan anak menjadi egois. Egois dalam hal ini adalah anak yang selalu ingin dituruti segala keinginannya tanpa melihat kondisi dan situasi dan tidak mau mengalah dalam hal apapun Ia sangat pemilih dalam hal pergaulan dan cenderung mencari teman yang setara. Padahal secara alami setiap anak memiliki hati yang hangat, terbuka dan penuh rasa penasaran pada siapapun.
Pola asuh yang baik sangat menentukan perkembangan emosional anak. Mengajarkan anak untuk mengontrol emosi, disiplin, dan punya empati. Tentu penanaman karakter ini tidak bisa dilakukan dalam waktu satu malam. Perlu adanya proses, kesabaran dan ketulusan yang luar biasa oleh keluarga. Keluarga adalah dasar agar anak tak menjadi pelaku bullying.
Mencegah mental bully pada anak
Manfaatkan waktu sebaik mungkin selagi anak belum menginjak usia remaja, tanamkan karakter dan perilaku-perilaku yang baik, yang dapat menjadi modal utama anak dalam menggapai kesuksesannya dan menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Sebagai orang tua harus mulai mengubah sikap menjadi lebih perhatian dan peduli kepada anak, serta merawat dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang.
Ada beberapa cara yang bisa orang tua upayakan dalam rangka mencegah adanya mental bully pada anak. Pertama, tanamkan religiusitas pada diri anak. Religiusitas merupakan modal utama penanaman karakter atau akhlak yang baik pada anak. Dengan itu ia akan tahu sifat-sifat apa saja yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia. Dengan penanaman religiusitas juga ia akan mengenal Tuhannya dan menjalankan ibadah-ibadah, dengan itu akan tertanam sifat rendah hati pada diri setiap anak.
Kedua, perbanyak waktu luang dengan anak. Upayakan untuk selalu memiliki waktu luang dengan anak, sesibuk apapun orang tua. Dengan begitu anak akan merasa diperhatikan dan disayang oleh kedua orang tuanya. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah dengan bertukar cerita, menanyakan apa saja kegiatan yang telah dilakukannya, tanyakan apa cita-cita dan keinginannya di masa depan serta bagaimana pola sosialisasi ia dengan teman-temannya. Dengan hal-hal sederhana tersebut akan tumbuh jalinan kasih yang kuat antara anak dan orang tuanya.
Ketiga, kenalkan lingkungan pada anak. Luangkan waktu untuk mangajak anak bersosialisasi dengan lingkungannya guna mencegah terciptanya lingkungan yang ekslusif pada anak. Dengan anak mengetahui kondisi lingkungan sekitarnya, ia akan tumbuh menjadi anak yang memiliki empati. Karena dengan itu ia akan sadar bahwasannya kondisi setiap orang itu berbeda.
Mengupayakan agar anak memiliki karakter dan perilaku yang baik bukanlah hal yang mudah, tentu perlu adanya proses dan kesabaran yang luar biasa. Maka dari itu, belajar untuk menjadi orang tua adalah proses belajar yang tidak akan pernah ternilai harganya. Semoga apa yang terjadi ini tidak terulang lagi dikemudian hari.
Red: Saipul Haq