MADRASAHDIGITAL — Generasi milenial merupakan bagian penting dalam kelangsungan peradaban dunia. Pada 2020 diperkirakan generasi ini akan menjadi bonus demografi yang artinya, dunia kerja dan usaha akan didominasi oleh anak-anak muda. Setidaknya, generasi milenial yang kini berada di usia produktif, turut menjadi pemicu perekonomian dunia. Generasi milenial para lulusan universitas, baik sarjana maupun diploma, pastinya memiliki peran dalam dunia kerja sesuai bidangnya. Namun, ada juga mampu melampaui sekat bidang akademiknya.
Dalam buku Profil Generasi Milenial (Kementerian Perempuan dan Anak) disebutkan bahwa keterlibatan generasi milenial dalam dunia kerja yang terus meningkat merupakan modal penting sebagai kekuatan ekonomi baru. Dikatakan pula bahwa generasi milenial memiliki akses untuk memperoleh ilmu dan pendidikan yang sesuai perkembangan zaman.
Seperti ungkapan Shih Yung Chou (2012) yang mengutip Hershatter dan Epstein (2010) bahwa milenial mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan mereka dan mengharapkan akomodasi dari organisasi berdasarkan pengalaman, kebutuhan, dan keinginan mereka. Sehingga, hal itu membantu mereka tumbuh menjadi insan produktif dan berdaya saing.
Sehingga, dunia kerja bagi generasi milenial bukan saja dunia kantoran atau harus jadi karyawan. Karena selain itu, generasi milenial juga ada yang memilih berpenghasilan dengan menggeluti usaha, misalnya memilih jalan sebagai entrepreneur, freelancer, jualan online, selebgram, Youtuber, blogger, dan sebagainya. Di sini industri bagi generasi milenial tidak bisa lepas dari dunia digital dan sesuai zamannya, mereka mampu memanfaatkan teknologi untuk berbagai kebutuhan.
Dengan beragam potensi yang mereka punya, mereka juga bisa memilih menjalani keduanya, dunia kerja (formal) dan dunia usaha (kreatif) sekaligus. Nah, mengingat peran anak muda saat ini menjadi salah satu faktor penentu masa depan ekonomi bangsa kita, ada hal yang mesti kita tahu untuk memahami generasi milenial ini. Salah satunya adalah bagaimana karakter unggul dan etos kerja generasi milenial.
Kita kerap mendengar stereotip yang menyebut generasi milenial sebagai generasi yang malas, tidak produktif, lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, dan citra negatif lainnya. Pertama, yang perlu kita pahami adalah karakter generasi ini yang ternyata memiliki keunggulan yang berbeda dengan generasi pendahulu. Kedua, generasi baru ini juga memiliki etos kerja yang agak berbeda dengan generasi sebelumnya.
Karakter Gen Milenial
Yoris Sebastian dalam Generasi Langgas Millennials Indonesia menjelaskan, ada beberapa keunggulan dari generasi milenial, yaitu ingin serba cepat, mudah berpindah pekerjaan dalam waktu singkat, kreatif, dinamis, melek teknologi, dekat dengan media sosial, dan sebagainya. Gloeckler (2008) mengutip Gibson dkk (2007) kaum milenial merupakan pekerja keras, bertanggung jawab, berorientasi pada tim, dan altruistik (mendahulukan kepentingan bersama).
Dari beberapa karakter tersebut, ada beberapa yang mungkin tidak ditemukan pada generasi-generasi sebelumnya. Misalnya melek teknologi dan dekat dengan medsos. Kedua keunggulan ini menjadi potensi besar bagi generasi milenial untuk mampu mengintegrasikan kemampuan kreatifnya dengan perkembangan zaman.
Karakter unggul lainnya adalah kreatif dan dinamis, bekerja keras, dan mampu bekerja sama. Mungkin karakter ini menjadi bagian yang akan sangat penting dalam menentukan seorang milenial mampu bersaing dalam dunia kerja atau tidak. Yang jelas, berbagai karakter positif yang dimiliki kaum milenial ini menjadi bukti bahwa stereotip negatif tentang mereka adalah hal yang tidak benar.
Etos Kerja
Ismaniar (2015) menjelaskan etos kerja adalah aktivitas yang menjadi kebiasaan, sehingga tercipta rutinitas yang menguntungkan tempat kerja bila etos kerja positif, begitu pula sebaliknya. Dari pendapat ini berarti etos kerja memiliki keterhubungan dengan hasil kerja. Kata etos sendiri dalam KBBI berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Sehingga seseorang yang memiliki etos kerja berarti memiliki cara pandang atau karakter khas dalam menjalankan suatu pekerjaan atau tugas.
Kemudian, bagaimana sebenarnya etos kerja generasi muda di era digital ini? Berikut empat etos kerja yang menjadi ciri khas generasi milenial dalam dunia kerja. Pertama, generasi milenial dalam bekerja cenderung memilih pekerjaan yang bisa membuatnya berkembang. Artinya, bukan pekerjaan yang hanya memberikan rutinitas, tapi juga memberikan tantangan untuk memicu pikiran dan tindakan mereka. Terlebih untuk mendapatkan pelajaran-pelajaran baru. Hal ini karena mereka juga gemar belajar dan menyukai tantangan.
Kedua, kreatif dan inisiatif. Mereka bisa mendobrak budaya-budaya kerja yang lama dengan cara baru. Mereka bisa memanfaatkan waktu luang untuk melakukan berbagai pekerjaan lain. Etos kreatif bisa menjadi modal bagi mereka untuk mencari tambahan penghasilan. Selain itu, mereka juga memiliki inisiatif dalam melakukan suatu pekerjaan.
Ketiga, orientasi kerja generasi milenial bukanlah lagi pada besaran gaji, melainkan pada kenyamanan. Kenyamanan bagi mereka bisa dilihat dari lingkungan kerja, budaya kerja, sampai pergaulan di tempat kerja.
Keempat, generasi milenial memiliki skill yang tidak hanya satu, terlebih dalam memanfaatkan perangkat teknologi. Rata-rata mereka bisa memanfaatkan kemajuan teknologi, entah sebagai hobi maupun tuntutan kerja, seperti art design, video editor, photo editor, fotografi, dan masih banyak lagi. Dengan memiliki benyak kemampuan itu, mereka juga terbiasa melakukan berbagai kegiatan dalam waktu bersamaan atau multitasking. Bagi mereka, pekerjaan tidak boleh mengganggu hobi, begitu pun sebaliknya.
Berbagai hal menarik dan positif yang dimiliki generasi milenial menjadi modal besar bagi kemajuan dunia. Selain karena generasi ini merupakan penduduk dengan jumlah yang besar, generasi muda ini juga memiliki pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.
Penulis: Ahmad Soleh, pegiat Madrasah Digital