Madrasah Digital
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
    • Life Hack
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
Saturday, March 6, 2021
Register
No Result
View All Result
  • Berita
    • Rilis
    • Komunitas
    • Surat Pembaca
  • Gaya Hidup
    • Tips
    • Hobi
    • Life Hack
  • Wawasan
    • Analisis
    • Wacana
    • Tadarus Tokoh
    • Resensi
    • Bahasa
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Esai Sastra
  • Ruang Madrasah
    • Materi Pelajaran
    • Online Learning
    • Ruang Konsultasi
No Result
View All Result
Madrasah Digital
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup

Cara Berhenti dari Perilaku Konsumtif

admin by admin
February 6, 2021
in Gaya Hidup
3 min read
0
5
SHARES
16
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: M Nur Faizi, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta

Zaman modern menegaskan pola hidup konsumtif kian diminati banyak orang. Kebiasaan berbelanja tanpa dasar kebutuhan menjadi tren untuk menghilangkan kepenatan belaka. Salah satu bukti tingginya pola konsumtif adalah pada pembangunan pusat-pusat perbelanjaan dengan gaya mewah. Banyak orang berlomba-lomba membelanjakan uang untuk membeli setumpuk barang yang diinginkan.

Baca Juga

Profesi (Kreativv)

Pikiran Kita Aja yang Rendah, Profesi Nggak

March 4, 2021

Kehilangan Diri Sendiri

February 17, 2021

5 Skills yang Harus Dimiliki Mahasiswa di Tahun 2021

February 11, 2021

Setiaji (1995) menjabarkan, perilaku konsumtif sebagai kecenderungan untuk bersikap berlebihan dalam membelanjakan harta atau pembelian tidak terencana. Biasanya, pada saat pembelian, seseorang cenderung menggunakan nalar keinginan dibanding dengan nalar kebutuhan. Sehingga barang yang terbeli, sekadar untuk memenuhi rasa haus akan kepuasan.
Secara psikologis, kecenderungan perilaku konsumtif lebih disebabkan oleh kepemilikan produk. Seseorang yang sudah memiliki suatu produk, akan tertarik membeli produk yang sama dengan varian yang berbeda. Semakin besar harga jual suatu produk, semakin menambah gairah untuk membeli produk tersebut.

Dalam film atau iklan sering dijajakan produk tas, sepatu, dan kosmetik sebagai barang mewah. Barang tersebut barangkali satu atau dua buah sudah dipunyai seseorang, tapi logika akan kepuasan menuntun seseorang untuk membeli lagi dan lagi. Tidak hanya tiga barang itu saja, tapi juga semua barang yang dianggap sebagai gaya hidup masyarakat masa kini.

Meskipun tujuan utama dari perilaku konsumtif mengarah pada kepuasan, tidak jarang seseorang mengalami tambahan beban yang berlebihan. Penyesalan manajemen keuangan yang buruk menjadi salah satu di antaranya. Hal ini yang disinggung Lina dan Rosyid (1997) sebagai tindak pemborosan. Di mana kepuasan hanya terjadi sesaat di waktu penghamburan harta. Sedangkan setelahnya akan dilewati dengan penyesalan panjang.

Pengelolaan harta yang buruk akan menyebabkan masalah yang panjang. Seringnya kebutuhan yang harus benar-benar terbeli, malah terganti oleh ribuan barang mewah yang hanya menjadi pelengkap hidup saja. Anggaran kebutuhan semakin membengkak, dan kepintaran berutang menjadi jurus andalan yang dikeluarkan saat keadaan terdesak.

Jika sudah dalam keadaan demikian, orang yang akan dihutangi tidak mudah percaya dengan alasan yang diberikan. Pasalnya, nalar seseorang akan melihat kemewahan penampilan sebagai salah satu indikator dari “mampu”. Dengan tegas nalarnya akan mengatakan, “tidaklah mungkin orang mampu akan berhutang kecuali sudah jatuh bangkrut”.

Dengan pola pikir seperti itu, ketakutan anggapan tidak membayar utang menjadi stereotip utama yang menguasai jalannya pikiran. Sudah jatuh tertimpa tangga, begitu kiranya perumpamaan perilaku konsumtif. Sudah tidak mempunyai harta apa pun, juga tidak ada yang berbaik hati meminjami uang.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Nasa’i disebutkan, “Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah bersabda makan dan minumlah, bersedekah, serta berpakaian secara tidak berlebihan”. Hadis tersebut seolah menegaskan larangan bersikap konsumtif dalam berbelanja.

Dalam firman-Nya, Allah juga melarang perilaku konsumtif. “Dan berikanlah haknya kerabat dekat, orang miskin, dan orang yang berada dalam perjalanan. Dan janganlah di antara kamu menghambur hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang yang berperilaku boros itu adalah temannya setan.” (QS Al-Isra: 26-27).

Mungkin sangat sulit menghilangkan tren yang sudah berlangsung lama. Dibutuhkan kerja keras serta konsistensi tingkat tinggi untuk merubah semua. Namun, apabila perubahan bisa dilaksanakan, hasil positif akan didapatkan. Dalam mengubah sikap konsumtif diperlukan sikap selektif.

Memilih segala sesuatu dengan penalaran bukan kepuasan. Menanyakan terlebih dahulu apa benar barang ini yang dibutuhkan. Kemudian menanyakan kembali, adakah kebutuhan yang lebih mendesak daripada barang tersebut. Pertanyaan semacam ini bisa membantu untuk beraikap lebih selektif.

Apabila konsep tersebut bisa dilaksanakan, bukan tidak mungkin seseorang akan menjadi pribadi yang bijak. Gemar mengelola perasaannya berdasarkan rasa tanya. Kritis terhadap suatu persoalan dan bisa menyingkap tabir kepuasan berdasarkan pengungkapan nafsu secara berlebihan. Hal ini bisa dilatih dan dijadikan kebiasaan dalam kegiatan berbelanja.

Sikap seperti itu juga dapat berdampak positif pada kehidupan sosial. Misalnya, kebiasaan hemat yang diterapkan akan menyisihkan sejumlah uang, yang bisa digunakan untuk menolong mereka yang membutuhkan. Tentu akan lebih mulia jika menggunakan harta dengan sejumlah praktik kemanusiaan.

Seperti hadis di atas, lawan dari sikap boros adalah sikap humanis. Berbagi dengan orang lain juga bisa memberikan kepuasan tersendiri. Melihat senyum kebahagiaan dari mereka, bisa menggetarkan hati, karena sejatinya manusia tercipta untuk menolong sesamanya. Apabila manusia melaksanakan kewajiban itu, hatinya akan dilingkupi rasa bahagia.

Efek lain dari berbagi juga meningkatkan angka kesejahteraan. Keterpurukan ekonomi bisa ditopang oleh gotong royong. Si punya memberi yang tidak punya. Yang tidak punya membantu dalam hal tenaga. Jika semua berjalan demikian, bukankah konsep kenikmatan akan tercipta secara cepat. Manusia akan saling menghargai, mencintai, dan mengasihi.

Tidak akan ada lagi sikap saling benci, apalagi tidak mau menolong saudara sendiri. Merupakan iklim sempurna kehidupan, jika semua manusia saling bekerja sama. Berhematlah, selektif dalam berbelanja, dan jangan menuruti nafsu kepuasaan. Dengan berhemat berarti kita telah menciptakan prinsip maslahat. Dan dengan maslahat semua manusia visa hidup bahagia. Wallahu A’lam.

Editor: Ahmad Soleh

Tags: konsumtif
Share2Tweet1SendShare
Previous Post

Literasi pada Anak, Bagaimana Peran Kita?

Next Post

Rimba-Rimba yang Menyesatkan Mahasiswa, Apa Saja?

admin

admin

Related Posts

Profesi (Kreativv)

Pikiran Kita Aja yang Rendah, Profesi Nggak

by Didim Dimyati
March 4, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO - "Yang sekarang menjadi pedagang, buruh, sopir, tukang bangunan, petani, pegawai kantor, guru, dosen, polisi, TNI, pejabat publik, bahkan...

Kehilangan Diri Sendiri

by Rini Hillary Sianturi
February 17, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Rini Hillary Sianturi, Scholar Awarde Tidak sedikit dari kita yang kehilangan diri kita sendiri. Tidak tahu arah dan...

5 Skills yang Harus Dimiliki Mahasiswa di Tahun 2021

by Berliana Fajrin
February 11, 2021
1

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Berliana Fajrin Di era sekarang perkembangan teknologi kian cepat dan lahirnya resolusi Society 5.0 membuat banyak perusahaan membutuhkan lulusan...

Tips Menjaga Kesehatan Saat Pandemi

by Medina Nurul
February 8, 2021
3

MADRASAHDIGITAL.CO - Pandemi Covid-19 semakin hari semakin memakan banyak korban. Hal itu membuat masyarakat menjadi semakin waswas. Apalagi, cuaca yang...

Rimba-Rimba yang Menyesatkan Mahasiswa, Apa Saja?

by Raja faidz el shidqi
February 6, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Raja Faidz el Shidqi, Sekbid Hikmah PK IMM FISIP UMJ Mahasiswa adalah kaum terpelajar yang mendapatkan kesempatan untuk...

Cara Berhenti dari Perilaku Konsumtif

by admin
February 6, 2021
0

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: M Nur Faizi, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta Zaman modern menegaskan pola hidup konsumtif kian diminati banyak orang. Kebiasaan...

Next Post

Rimba-Rimba yang Menyesatkan Mahasiswa, Apa Saja?

CSR PT Sebuku Tanjung Coal Dukung KKN Melalui Pendampingan

Sumber: Republika

Resesi Demokrasi dan Problem Kenegaraan Kita

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Kilas Balik Sekolah Konstitusi (Demokrasi Dibajak Oligarki)
  • Tips Asyik Menulis Cerita Pendek
  • Muhammadiyah Gemar Bersedekah
  • Puisi: Yang tak Berarti
  • Puisi: Yang Fana Itu Bahagia, Luka Abadi

Recent Comments

  • Yunita on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi
  • Najib on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi
  • Aulia Septi on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi
  • Dinda on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi
  • Anita Lestari on Pembelajaran Daring, Orang Tua Siswa Harus Melek Teknologi

Archives

  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019

Categories

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Life Hack
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Madrasah Digital

Kategori

  • Analisis
  • Bahasa
  • Berita
  • Cerpen
  • Event
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Life Hack
  • Materi Pelajaran
  • Opini
  • Pemikiran Tokoh
  • Resensi
  • Rilis
  • Ruang Konsultasi
  • Ruang Madrasah
  • Sastra
  • Surat Pembaca
  • Tips
  • Umum
  • Wacana
  • Wawasan

Sekretariat

Learning Center Madrasah Digital

Alamat
Graha Inkud Lt. 6, Jln. Warung Buncit Raya No. 18-20, Jakarta Selatan, 12740.

Telp
0817123002/085717051886

E-mail
redaksimadrasah@gmail.com

  • Redaksi

© 2019 Madrasah Digital

No Result
View All Result
  • Masuk / Daftar
    • Tulis Postingan
    • Tulisan Saya
  • Berita
  • Wacana
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
  • Opini
  • Sastra
  • Umum

© 2019 Madrasah Digital

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In