MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Gunawan Auri, Mahasiswa Pascasarjana Uhamka
Perkembangan pendidikan tak bisa dipisahkan dari pesatnya kemajuan teknologi, hadirnya berbagai macam teknologi sangat membantu para guru untuk mengembangkan kreativitas, sedangkan pengembangan media pembelajaran selalu dihubungkan dengan budaya prilaku global. Dengan demikian kelangsungan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 memaksa semua guru untuk menggunakan teknologi dan masuk kedalam budaya global.
Para guru memang sudah seharusnya menjadi pembelajar yang baik. Tuntutan untuk mempelajari media teknologi kenyataannya menjadi beban bagi banyak guru, pastinya dengan beragam alasan; sudah tua mengaku gaptek menjadi alasan yang paling banyak, tidak ada waktu, dan sudah terlambat silahkan yang masih muda saja, demikian alasan yang terucap ringan dari para pendidik. Padahal, semua orang idealnya selalu ingin membuka diri untuk berkembang dengan mempelajari hal-hal baru terlebih teknologi. Ilmu teknologi membuka saluran komunikasi yang sangat baik dan efektif dalam menyampaikan pembelajaran.
Baca Juga: Manfaatkan Google Classroom dalam Pembelajaran Daring
Ilmu semiotika menjadi salah satu cabang ilmu yang sudah menyatu dan tak bisa dipisahkan dari media teknologi. Dengan media teknologi maka ilmu semiotika bisa menjadi ilmu yang digunakan secara bersamaan dengan pembelajaran dalam teknologi tersebut. Penulis katakan demikian karena sesuai dengan definisi semiotika secara umum. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari mengenai tanda, dan berfungsinya tanda, serta produksi makna, demikian dinyatakan oleh Zaest (Pilliang, 1999: 12). Dari teori yang ada maka tentu dapat dijelaskan bahwa hampir semua teknologi yang kita gunakan dan jadikan media pembelajaran memiliki fitur-fitur yang dapat kita perkenalkan pada para siswa sebagai ilmu semiotika.
Memperkenalkan dan mengajarkan semiotika melalui teknologi pada siswa sangatlah mudah, selain itu tentu akan lebih menarik dari pada kita mengajarkannya secara manual seperti zaman sebelum adanya teknologi. Dulu sebelum adanya kemajuan teknologi semiotika memang terasa sulit mengajarkannya bahkan tidak sedikit guru yang mengabaikan pengenalan ilmu semiotika pada para siswa terlebih pada sekolah dasar.
Baca Juga: Normal Baru Pendidikan Kita Pasca-Covid
Pengajaran ilmu semiotika ini sebenarnya tak dapat dipandang sebelah mata karena ilmu semiotika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu semiotika merupakan bagian dari ilmu bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari semua sisi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Semiotika dalam fitur Zoom
Dalam pembelajaran melalui media teknologi penulis memperkenalkan semiotika pada para siswa tingkat sekolah dasar, tepatnya Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1 kelurahan Beji Timur Kecamatan Beji, Kota Depok. Sesuai dengan tingkatan pendidikan para siswa maka penulis memilih beragam semiotika namun semua yang penulis ajarkan tetap yang paling sederhana dan yang paling banyak dijumpai dalam keseharian para siswa. Di zaman sekarang siswa sekolah dasar sudah pandai menggunakan berbagai applikasi yang ada pada laptop ataupun HP. Dalam hal ini yang pertama penulis pilih pengenalan semiotika berupa simbol yaitu berupa fitur-fitur di aplikasi Zoom.
Baca Juga: Kurikulum, Memihak Anak Atau Kurikulum?
Dalam media Zoom terdapat banyak fitur yang harus diperkenalkan pada siswa sebelum menggunakan Zoom sebagai media pembelajaran. Fitur-fitur yang ada harus dipahami oleh para siswa agar ketika menggunakan media Zoom dapat berjalan dengan lancar. Dalam pengenalan semiotika melalui fitur-fitur media Zoom penulis memilih simbol-simbol yang paling utama yaitu berikut ini;
- Microphone: Mute (bisu) dan Unmute (tidak bisu) dengan spicebar yaitu menghidupkan dan mematikan audio. Ini adalah symbol yang paling basic namun essensial. Kita harus memperkenalkan pada para siswa agar mereka dapat menghidupkannya, mematikannya dan menggunakkannya ketika akan bertanya atau menjawab pertanyaan. Jika tidak diajarkan maka siswa tidak bisa atau lupa mematikan maka dapat menghasilkan suara disekitar mereka yang akan mengganggu konsentrasi semua peserta pembelajaran. (setting ˃audio˃mute).
- Camera: menampilkan gambar/ wajah siswa atau peserta. Para siswa juga harus diajarkan untuk membuka kamera saat sedang pembelajaran dan menutup kamera jika dalam keadaan tertentu misalnya ingin minum atau harus pergi ke belakang. (setting˃video˃turn on/turn off).
- Mengirim emoji di layer: Emoji adalah bagian yang terpisahkan dari applikasi chat manapun. Para siswa tidak perlu mengatakan apa-apa untuk memberi tahu lawan bicara tentang apa yang kalian rasakan. Cukup dengan mengirim emoji tepuk tangan atau jempol dengan tab “reactions” yang ada di bawah layer, lalu pilih emoji yang ingin dikirimkan. Emoji akan muncul di layar lalu akan menghilang setelah 5 detik.
- Merekam video pembelajaran untuk ditayang ulang.
Subscribe zoom, baik yang gratisan maupun premium dapat merekam video meeting. Untuk mengaktifkan fitur rekaman ini, Klik “setting”, “recording”, lalu nyalakan. Jika kamu sebagai host dalam pembelajaran online, klik icon record yang ada di tool bar di bawah layer.
Baca Juga: Sensasi Dapat Duit dari Google Adsense
***
Para pembaca dan teman-teman guru, hanya itu saja yang dapat saya sampaikan kali ini, Masih banyak lagi semiotika teknologi yang dapat kita ajarkan pada para siswa namun tetap harus kita pilih sesuai dengan tingkatan pendidikan mereka dan kebutuhan yang sesuai serta manfaatnya bagi pendidikan mereka. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih sampai jumpa dalam tema yang lain.
Editor: Ahmad Soleh